Sudah baca Al Kahfi ODOJers ?









from One Day One Juz's Facebook Wall

Sudah baca Al Kahfi ODOJers ?

Tiada rasa cukup akan berkah-Mu (Epilog buku Lapis Lapis Keberkahan) "Hidup di...

Hanya ada di Gaza... Allahu akbar Allahu akbar Allahu akbar Darah syuhada me...

Ramadhan pergi , semangat tilawah jangan tertinggal yaaaa

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّ...

Sudah silaturahim kemana saja ODOJers ? Fii amanillah ya yang sedang dalam perja...

Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Seseorang datang kepada Rasulullah saw lalu bert...

Sudah 2 hari Ramadhan meninggalkan kita Mungkinkah ini yang kita rasakan ?

Idul Fitri merupakan ajang bersilaturahmi . Fii amanillah buat ODOJers yg sedang...

Puasa Syawal Pertanyaan:Bagaimanakan tuntunan Islam dalam melaksanakan puasa Sy...

Fajar 1 Syawal 1435 H / 2014 M sebentar lagi akan tiba. Bersama-sama dengan ummat Islam semuanya dari segala arah dan penjuru dunia dari sabang sampai merauke tak henti-hentinya mengumandangkan alunan suara takbir, tasbih, tahmid dan tahlil.



Bahkan sebagaian masyarakat kita, pada malam hari raya Idul Fitri dilakukan takbir keliling yang sudah menjadi budaya. Hal ini sesungguhnya merupakan manifestasi kebahagiaan setelah berhasil memenangi ibadah puasa, atau sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas kemenangan besar yang kita peroleh setelah menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan penuh.



Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya : “Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. ” Rasulullah SAW bersabda yang artinya “Hiasilah hari rayamu dengan takbir.”



Takbir kita tanamkan ke dalam lubuk hati sebagai pengakuan atas kebesaran dan keagungan Allah SWT. Kalimat tasbih kita tujukan untuk mensucikan Allah dan segenap yang berhubungan dengan-Nya. Tidak lupa kalimat tahmid sebagai puji syukur juga kita tujukan untuk Rahman dan Rahim-Nya yang tidak pernah pilih kasih kepada seluruh hambanya. Sementara tahlil kita lantunkan untuk memperkokoh keimanan kita bahwa Dia lah Dzat yang maha Esa dan maha kuasa.



ESENSI MAKNA IDUL FITRI



Hari raya Idul Fitri adalah merupakan puncak dari pelaksanaan ibadah puasa. Idul Fitri memiliki makna yang berkaitan erat dengan tujuan yang akan dicapai dari kewajiban berpuasa itu sendiri yaitu manusia yang bertaqwa. Kata Id berdasar dari akar kata aada – yauudu yang artinya kembali sedangkan fitri bisa berarti buka puasa untuk makan dan bisa berarti suci. Adapun fitri yang berarti buka puasa berdasarkan akar kata ifthar (sighat mashdar dari aftharo – yufthiru) dan berdasar hadis Rasulullah SAW yang artinya : ”Dari Anas bin Malik: Tak sekali pun Nabi Muhammad SAW. Pergi (untuk shalat) pada hari raya Idul Fitritanpa makan beberapa kurma sebelumnya." Dalam Riwayat lain: "Nabi SAW. Makan kurma dalam jumlah ganjil." (HR Bukhari).



Dengan demikian, makna Idul Fitri berdasarkan uraian diatas adalah hari raya dimana umat Islam untuk kembali berbuka atau makan. Oleh karena itulah salah satu sunah sebelum melaksanakan shalat Idul Fitria dalah makan atau minum walaupun sedikit. Hal ini untuk menunjukkan bahwa hari raya Idul Fitri 1 syawal itu waktunya berbuka dan haram untuk berpuasa.



Sedangkan kata Fitri yang berarti suci, bersih dari segala dosa, kesalahan, kejelekan, keburukan berdasarkan dari akar kata fathoro-yafthiru dan hadis Rasulullah SAW yang artinya “Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan didasari iman dan semata-mata karena mengharap ridho Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (Muttafaq ‘alayh). Barangsiapa yang shalat malam di bulan Ramadhan dengan didasari iman dan semata-mata karena mengharap ridho Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (Muttafaq ‘alayh) . Dari penjelasan ini dapat disimpulkan pula bahwa Idul Fitri bisa berarti kembalinya kita kepada keadaan suci, atau keterbebasan dari segala dosa dan noda sehingga berada dalam kesucian (fitrah).



Jadi yang dimaksud dengan Idul Fitri dalam konteks ini berarti kembali kepada asal kejadiannya yang suci dan mengikuti petunjuk Islam yang benar. Bagi ummat Islam yang telah lulus melaksanakan Ibadah puasa di Bulan Ramadhan akan diampuni dosanya sehingga menjadi suci kembali seperti bayi yang baru dilahirkan dari kandungan Ibunya. Sebagaimana Sabda Nabi SAW yang Artinya“Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci.”



Dalam bahasa Jawa, hari raya Idul Fitri disebut juga dengan istilah Lebaran. Lebaran mengandung maksud lebar-lebur-luber-labur. Lebar artinya kita akan bisa lebaran dari kemaksiatan. Lebur artinya lebur dari dosa. Luber artinya luber dari pahala, luber dari keberkahan, luber dari rahmat Allah SWT. Labur artinya bersih sebab bagi orang yang benar-benar melaksanakan ibadah puasa, maka hati kita akan dilabur menjadi putih bersih tanpa dosa,makanya wajar klo mau lebaran rumah-rumah banyak yang di labur hal ini mengandung arti pembersihan dhohir disamping pembersihan batin yang telah di lakukan.



Adapun terkait hidangan khas waktu lebaran yaitu ketupat, dalam bahasa Jawa ketupat diartikan dengan ngaku lepat alias mengaku kesalahan, bentuk segi empat dari ketupat mempunyai makna kiblat papat lima pancer yang berarti empat arah mata angin dan satu pusat yaitu arah jalan hidup manusia. Ke mana pun arah yang ingin ditempuh manusia hendaknya tidak akan lepas dari pusatnya yaitu Allah SWT.



Oleh sebab itu ke mana pun manusia menuju, pasti akan kembali kepada Allah. Rumitnya membuat anyaman ketupat dari janur mencerminkan kesalahan manusia. Warna putih ketupat ketika dibelah melambangkan kebersihan setelah bermaaf-maafan. Butiran beras yang dibungkus dalam janur merupakan simbol kebersamaan dan kemakmuran. Janur yang ada di ketupat berasal dari kata jaa-a al-nur bermakna telah datang cahaya atau janur adalah sejatine nur atau cahaya. Dalam arti lebih luas berarti keadaan suci manusia setelah mendapatkan pencerahan cahaya selama bulan Ramadan.



Adapun makna filosofis santen yang ada di masakan ketupat adalah suwun pangapunten atau memohon maaf. Dengan demikian ketupat ini hanyalah simbolisasi yang mencerminkan kebersihan dan kesucian hati setelah mohon ampun dari segala kesalahan hal ini merupakan makna filosofis dari warna putih ketupat jika dibelah menjadi dua. Sedangkan, janur melambangkan manusia yang telah mendapatkan sinar ilahiah atau cahaya spiritual/cahaya jiwa. Anyaman-anyaman diharapkan memberikan penguatan satu sama lain antara jasmani dan rohani.



Pemaknaan hari raya Idul Fitri hendaknya bersifat positif seperti menjalin silaturrahmi sebagai sarana membebaskan diri dari dosa yang bertautan antar sesama makhluk. Silaturahmi tidak hanya berbentuk pertemuan formal seperti Halal bi Halal, namun juga bisa dengan cara menyambangi dari rumah ke rumah, saling duduk bercengkerama, saling mengenalkan dan mengikat kerabat. Apalagi sekarang permohonan maaf dan silaturahmi sudah tidak mengenal batas dan waktu sebab bisa menggunakan jejaring media sosial seperti contoh lewat sms, up date status, inbox di facebook, twiter, yahoo mesenger, skype dan email.



Begitulah pentingnya silaturahmi sebagaimana Sabda Rasulullah SAW yang artinya “Tidaklah dua orang muslim bertemu lalu berjabat tangan melainkan keduanya akan diampuni (dosanya) sebelum mereka berpisah. (HR.Daud,Tirmidzi & Ibnu Majah) .



Kini kita dengan rasa suka cita dan senang karena kita menyambut hari kemenagan disamping itu kita juga bercampur sedih, dan dengan linangan air mata bahagia kita di tinggalkan bulan Ramadhan yang penuh berkah, maghfiroh dan Rahmat Allah SWT. Banyak pelajaran dan hikmah, faidah dan fadhilah yang kita dapatkan. Kini bulan Ramadhan telah berlalu, tapi satu hal yang tidak boleh meninggalkan kita dan harus tetap bersama kita yaitu spirit dan akhlakiyah puasa Ramadhan, sehingga 1 Syawal harus menjadi Imtidad lanjutan Ramadhan dengan ibadah serta kesalehan sosial. Sebab Kata Syawal itu sendiri artinya peningkatan. Inilah yang harus mengisi sebelas bulan ke depan dalam perjalanan hidup kita.



HIKMAH IDUL FITRI

Seorang muslim yang kembali kepada fitrahnya ia akan memiliki sikap yaitu Pertama, ia tetap istiqomah memegang agama tauhid yaitu islam, ia tetap akan berkeyakinan bahwa Allah itu maha Esa dan hanya kepadanya kita memohon. Kedua, dalam kehidupan sehari-hari ia akan selalu berbuat dan berkata yang benar,walau kaana murron meskipun perkataan itu pahit. Ketiga, ia tetap berlaku sebagai abid, yaitu hamba Allah yang selalu taat dan patuh kepada perintah-Nya sebagai contoh kita harus menghormati kedua orang tua kita baik orang tua kandung maupun mertua, jikalau sudah meninggal berziarahlah ketempat makam mereka untuk mendoaakan agar dilapangkan kuburannya dan diampuni dosanya.



Mudah-mudahan berkat ibadah selama bulan Ramadhan yang dilengkapi dengan menunaikan Zakat fitrah, Insya Allah kita termasuk orang-orang yang kembali kepada fitrohnya, karena ibadah puasa Ramadhan berfungsi sebagai tazkiyatun nafsi yaitu mensucikan jiwa dan Zakat fitrah berfungsi sebagai tazkiyatul badan, yaitu mensucikan badan, maka setelah selesai ibadah puasa dan menunaikan zakat,seorang muslim akan kembali kepada fitrohnya yaitu suci jiwanya dan suci badanya.



Seorang muslim yang kembali kepada fitrohnya selain sebagai abid [hamba Allah] yang bertakwa, ia juga akan memiliki kepekaan sosial yang tinggi peduli kepada lingkungannya. Itulah beberapa indikator dari gambaran seorang yang kembali kepada fitrahnya setelah selesai menunaikan ibadah shaum Ramadhan sebulan lamanya, dan itu akan tampak pada dirinya setelah selesai puasa ramadhan,mulai hari ini dan seterusnya.



Namun bila ketiga ciri fitrah tersebut tidak tampak pada diri seorang muslim mulai hari ini dan hari-hari berikutnya, maka berarti latihan dan pendidikan puasa Ramadhan yang telah dilakukannya selama sebulan tidak berhasil, karena ia tidak mampu kembali kepada fitrahnya. Semoga dengan kembalinya semua warga masyarakat muslim di negeri ini kepada Fitrahnya, cita-cita Negara kita menjadi Negara yang Adil dan Makmur, Gemah Ripah Loh Jinawi, Gemah merenah tur tuma’ninah dibawah ridha Allah SWT atau dengan istilah agama Baldatun Toyyibatun Warobbun Ghoffur.



Dalam kesempatan berlebaran di hari raya yang suci ini, mari kita satukan niat tulus ikhlas dalam sanubari kita, kita hilangkan rasa benci, rasa dengki, rasa iri hati, rasa dendam, rasa sombong dan rasa bangga dengan apa yang kita miliki hari ini. Mari kita ganti semua itu dengan rasa kasih sayang&rasa persaudaraan. Dengan hati terbuka, wajah yang berseri-seri serta senyum yang manis kita ulurkan tangan kita untuk saling bermaaf-maafan. Kita buka lembaran baru yang masih putih, dan kita tutup halaman yang lama yang mungkin banyak terdapat kotoran&noda seraya mengucapkan Minal Aidin Walfaizin Mohon Ma’af Lahir dan Batin. Semoga Allah SWT, selalu memberikan pertolongannya kepada kita semua. Oleh karena itu marilah kita jadikan Idul Fitri tahun 2014 ini berbeda dengan Idul Fitri di tahun-tahun sebelumnya karena kita baru saja telah melaksanakan pesta demokrasi pemilihan presiden. Walaupun kemarin beda pilihan itulah seninya berdemokrasi, mari merajut kembali dan maksimalkan bersilaturahmi untuk meminta maaf, memberi maaf dan menjadi seorang pemaaf. Jangan biarkan kedengkian dan kebencian merasuk kembali ke jiwa kita yang telah suci



Oleh : Hadi Mulyanto, S.Pd.I*









from One Day One Juz's Facebook Wall

Fajar 1 Syawal 1435 H / 2014 M sebentar lagi akan tiba. Bersama-sama dengan umma...

"Di Gaza, tiada Hari Raya. Saudaraku syahid, kawanku syahid, dan giliranku tidak...

Adab dan Sunnah Berhari Raya ‘Idul Fithri dan ‘Idul Adh-ha Risalah ini merupaka...

Ternyata selama ini salah ......saya share ya teman ... Bagaimana Ucapan Idul Fi...

A Mother’s life story.



Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,



وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَاناً حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهاً وَوَضَعَتْهُ كُرْهاً وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْراً حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحاً تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ



“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo’a: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni’mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai. berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (Qs. Al-Ahqaaf : 15)



Ayat diatas menjelaskan akan hak ibu terhadap anaknya. Ketahuilah, bahwasanya ukuran terendah mengandung sampai melahirkan adalah 6 bulan (pada umumnya adalah 9 bulan 10 hari), ditambah 2 tahun menyusui anak, jadi 30 bulan. Sehingga tidak bertentangan dengan surat Luqman ayat 14 (Lihat Tafsiir ibni Katsir VII/280)



وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْناً عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ



“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun . Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Qs. Luqman : 14)



Dalam ayat ini disebutkan bahwa ibu mengalami tiga macam kepayahan, yang pertama adalah hamil, kemudian melahirkan dan selanjutnya menyusui. Karena itu kebaikan kepada ibu tiga kali lebih besar daripada kepada ayah. Sebagaimana dikemukakan dalam sebuah hadits,



عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ :يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ



Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)



Imam Al-Qurthubi menjelaskan, “Hadits tersebut menunjukkan bahwa kecintaan dan kasih sayang terhadap seorang ibu, harus tiga kali lipat besarnya dibandingkan terhadap seorang ayah. Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menyebutkan kata ibu sebanyak tiga kali, sementara kata ayah hanya satu kali. Bila hal itu sudah kita mengerti, realitas lain bisa menguatkan pengertian tersebut. Karena kesulitan dalammenghadapi masa hamil, kesulitan ketikamelahirkan, dan kesulitan pada saat menyusui dan merawat anak, hanya dialami oleh seorang ibu. Ketiga bentuk kehormatan itu hanya dimiliki oleh seorang ibu, seorang ayah tidak memilikinya. (Lihat Tafsir Al-Qurthubi X : 239. al-Qadhi Iyadh menyatakan bahwa ibu memiliki keutamaan yang lebih besar dibandingkan ayah)



Begitu pula dengan Imam Adz-Dzahabi rahimahullaah, beliauberkata dalam kitabnya Al-Kabaair,



Ibumu telah mengandungmu di dalam perutnya selama sembilan bulan, seolah-olah sembilan tahun.



Dia bersusah payah ketika melahirkanmu yang hampir saja menghilangkan nyawanya.



Dia telah menyusuimu dari putingnya, dan ia hilangkan rasa kantuknya karena menjagamu.



Dia cuci kotoranmu dengan tangan kirinya, dia lebih utamakan dirimu dari padadirinya serta makanannya.



Dia jadikan pangkuannya sebagai ayunan bagimu.



Dia telah memberikanmu semua kebaikan dan apabila kamu sakit atau mengeluh tampak darinya kesusahan yang luar biasa dan panjang sekali kesedihannya dan dia keluarkan harta untuk membayar dokter yang mengobatimu.



Seandainya dipilih antara hidupmu dan kematiannya, maka dia akan meminta supaya kamu hidup dengan suaranya yang paling keras.



Betapa banyak kebaikan ibu, sedangkan engkau balas dengan akhlak yang tidak baik.



Dia selalu mendo’akanmu dengan taufik, baik secara sembunyi maupun terang-terangan.



Tatkala ibumu membutuhkanmu di saat dia sudah tua renta, engkau jadikan dia sebagai barang yang tidak berharga di sisimu.



Engkau kenyang dalam keadaan dia lapar.



Engkau puas minum dalam keadaan dia kehausan.



Engkau mendahulukan berbuat baik kepada istri dan anakmu dari pada ibumu.



Engkau lupakan semua kebaikan yang pernah dia perbuat.



Berat rasanya atasmu memeliharanya padahal itu adalah urusan yang mudah.



Engkau kira ibumu ada di sisimu umurnya panjang padahal umurnya pendek.



Engkau tinggalkan padahal dia tidak punya penolong selainmu.



Padahal Allah telah melarangmu berkata ‘ah’ dan Allah telah mencelamu dengan celaan yang lembut.



Engkau akan disiksa di dunia dengan durhakanya anak-anakmu kepadamu.



Allah akan membalas di akhirat dengan dijauhkan dari Allah Rabbul ‘aalamin.



(Akan dikatakan kepadanya),



ذَلِكَ بِمَا قَدَّمَتْ يَدَاكَ وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيدِ



“Yang demikian itu, adalah disebabkan perbuatan yang dikerjakan oleh kedua tangan kamu dahulu dan sesungguhnya Allah sekali-kali bukanlah penganiaya hamba-hamba-Nya”. (QS. Al-Hajj : 10)



(Al-Kabaair hal. 53-54, Maktabatush Shoffa, Dar Albaian)



Demikianlah dijelaskan oleh Imam Adz-Dzahabi tentang besarnya jasa seorang ibu terhadap anak dan menjelaskan bahwa jasa orang tua kepada anak tidak bisa dihitung.



Yah, kita mungkin tidak punya kapasitas untuk menghitung satu demi satu hak-hak yang dimiliki seorang ibu. Islam hanya menekankan kepada kita untuk sedapat mungkin menghormati, memuliakan dan menyucikan kedudukan sang ibu dengan melakukan hal-hal terbaik yang dapat kita lakukan, demi kebahagiannya.

Contoh manusia terbaik yang berbakti kepada Ibunya



Dari Abi Burdah, ia melihat Ibnu ‘Umar dan seorang penduduk Yaman yang sedang thawaf di sekitar Ka’bah sambil menggendong ibunya di punggungnya. Orang yaman itu bersenandung,



إِنِّي لَهَا بَعِيْرُهَا الْمُـذِلَّلُ – إِنْ أُذْعِرْتُ رِكَابُهَا لَمْ أُذْعَرُ



Sesungguhnya diriku adalah tunggangan ibu yang sangat patuh.



Apabila tunggangan yang lain lari, maka aku tidak akan lari.



Orang itu lalu bertanya kepada Ibn Umar, “Wahai Ibnu Umar, apakah aku telah membalas budi kepadanya?” Ibnu Umar menjawab, “Engkau belum membalas budinya, walaupun setarik napas yang ia keluarkan ketika melahirkan.” (Adabul Mufrad no. 11; Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)



Dalam sebuah riwayat diterangkan:



Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya seseorang mendatanginya lalu berkata: bahwasanya aku meminang wanita, tapi ia enggan menikah denganku. Dan ia dipinang orang lain lalu ia menerimanya. Maka aku cemburu kepadanya lantas aku membunuhnya. Apakah aku masih bisa bertaubat? Ibnu Abbas berkata: apakah ibumu masih hidup? Ia menjawab: tidak. Ibnu Abbas berkata: bertaubatlah kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan dekatkanlah dirimu kepadaNya sebisamu. Atho’ bin Yasar berkata: maka aku pergi menanyakan kepada Ibnu Abbas kenapa engkau tanyakan tentang kehidupan ibunya? Maka beliau berkata: ‘Aku tidak mengetahui amalan yang paling mendekatkan diri kepada Allah ta’ala selain berbakti kepada ibu’. (Hadits ini dikeluarkan juga oleh Al Baihaqy di Syu’abul Iman (7313), dan Syaikh Al Albany menshahihkannya, lihat As Shohihah (2799))



Pada hadits di atas dijelaskan bahwasanya berbuat baik kepada ibu adalah ibadah yang sangat agung, bahkan dengan berbakti kepada ibu diharapkan bisa membantu taubat seseorang diterima Allah ta’ala. Seperti dalam riwayat di atas, seseorang yang melakukan dosa sangat besar yaitu membunuh, ketika ia bertanya kepada Ibnu Abbas, apakah ia masih bisa bertaubat, Ibnu Abbas malah balik bertanya apakah ia mempunyai seorang ibu, karena menurut beliau berbakti atau berbuat baik kepada ibu adalah amalan paling dicintai Allah sebagaimana sebagaimana membunuh adalah termasuk dosa yang dibenci Allah.



Jangan Membuat Ibu Marah



عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ : رِضَا الرَّبِّ فِي رِضَاالْوَالِدِ، وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَلَدِ.



“Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, ia berkata, “Ridha Allah tergantung ridha orang tua dan murka Allah tergantung murka orang tua.“ (Adabul Mufrod no. 2. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan jika sampai pada sahabat, namun shahih jika sampai pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam)



Kandungan hadits diatas ialah kewajiban mencari keridhaan kedua orang tua sekaligus terkandung larangan melakukan segala sesuatu yang dapat memancing kemurkaan mereka.



Seandainya ada seorang anak yang durhaka kepada ibunya, kemudian ibunya tersebut mendo’akan kejelekan, maka do’a ibu tersebut akan dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana dalam hadits yang shahih Nabi Shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,



ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ، لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ: دَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ.



“Ada tiga do’a yang dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala yang tidak diragukan tentang do’a ini: (1) do’a kedua orang tua terhadap anaknya, (2) do’a musafir-orang yang sedang dalam perjalanan-, (3) do’a orang yang dizhalimin.” (Hasan : HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad (no. 32, 481/Shahiih Al-Adabil Mufrad (no. 24, 372))



Jika seorang ibu meridhai anaknya, dan do’anya mengiringi setiap langkah anaknya, niscaya rahmat, taufik dan pertolongan Allah akan senantiasa menyertainya. Sebaliknya, jika hati seorang ibu terluka, lalu ia mengadu kepada Allah, mengutuk anaknya. Cepat atau lambat, si anak pasti akan terkena do’a ibunya. Wal iyyadzubillaah..



Saudariku…jangan sampai terucap dari lisan ibumu do’a melainkan kebaikan dan keridhaan untukmu. Karena Allah mendengarkan do’a seorang ibu dan mengabulkannya. Dan dekatkanlah diri kita pada sang ibu, berbaktilah, selagi masih ada waktu…



والله الموفّق إلى أقوم الطريق

وصلى الله وسلم على نبينا وعلى آله وأصحابه ومن اتّبعهم بإحسان الى يوم الدين



***

Artikel muslimah.or.id

Penulis : Hilda Ummu Izzah

Muraja’ah : Ustadz Ammi Nur Baits



silahkan di share









from One Day One Juz's Facebook Wall

A Mother’s life story. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, وَوَصَّيْنَا الْإِ...

Sudut pandang kesadaran ruh. Kita pasti tergopoh gopoh ketika ada pemberitahuan...

Muhasabah Di Penghujung Ramadhan



Tidak terasa kita hampir sampai di penghujung bulan ramadhan dan Alhamdulillah sampai hari ini kita masih diberikan kelancaran dan kemudahan dalam menjalankan ibadah puasa. Karena dilandasi dengan hati yang bersih dan ikhlas, ibadah puasa ini semakin terasa nikmatnya. Nikmat saat berbuka dan merasakan sahur di malam hari.



Hampir sebulan penuh kita berada dalam masa penggodogan iman, sebagai evaluasi diri apakah dalam bulan puasa ini telah mampu menjalankan ibadah dengan khusyuk? Apakah telah mampu mengendalikan seluruh organ tubuh dari hal-hal yang dapat membatalkan dan merusak pahala puasa? Apakah telah mampu melakukan kebaikan dan kebaikan seperti menjaga hati untuk selalu mengingat Allah, membasahi lisan dengan senantiasa berdzikir dan tilawah Qur’an, menjaga tangan dan kaki untuk tidak berbuat maksiat?



Yang paling utama adalah apakah kita termasuk orang yang berhasil mendapatkan yang dijanjikan Allah di bulan Ramadhan? Apa saja parameter keberhasilan seseorang menjalani Ramadhan? Lihatlah pada kualitas dan kuantitas ibadah kita setelah Ramadhan berakhir. Semakin berkualitas ibadah kita atau malah menurun dan terlena dengan hingar binger bulan Syawwal yang datang.



Syawwal adalah bulan pertama setelah Ramadhan, 1 dari 11 bulan tempat kita mengevaluasi kualitas keimanan sesuai dengan tujuan puasa itu sendiri sehingga kita mampu menggapai hakekat puasa yaitu menjadi manusia bertaqwa.



Parameter keberhasilan seseorang dalam Ramadhan



Semakin mantap dalam shalatnya.

“Mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam. Dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah)“. (QS. Adz-Dzariyat 17-18)



Menjaga ketepatan waktu dalam shalat, sebagaimana ketika Ramadhan selalu mengusahakan diri tepat waktu dalam shalat dan berusaha menggapai khusyuk. Maka ketika Ramadhan berlalu maka akan terbiasa untuk melakukan hal yang sama. Mengurangi waktu tidur untuk terus melakukan ibadah-ibadah yang bermanfaat.



Terbiasa untuk shalat malam.

Kebiasaan bangun untuk sahur di bulan Ramadhan hendaklah dijadikan kebiasaan bangun untuk mendirikan shalat tahajjud, baik itu yang panjangnya 8 rakaat plus 3 rakaat witir atau pun sekedar 2 rakaat plus 1 rakaat witir. Kemudian dilanjutkan dengan memohon ampunan kepada Allah Swt. inilah yang akan kita bawa sampai ketemu Ramadhan selanjutnya.



Senantiasa beristighfar dan berdzikir kepada Allah swt.

Memohon ampunan dapat diwujudkan dengan dzikir dan istighfar. Misalnya:

“Subhanallahi wabihamdihi, subhanallahil ‘adziim, astaghfirullah.”



Dzikir dan istighfar hendaklah bukan hanya terucap di mulut, tetapi juga dihayati dari sisi ruhiyah sebagai sesuatu yang sesuai dengan yang kita ucapkan serta tercermin dalam keseharian. Janganlah merasa telah terhapus dosa-dosa kita sehingga enggan untuk ber-istighfar karena hanya Allah-lah yang Maha Suci. Janganlah kita gila pujian, karena segala puji hanyalah milik Allah. Sadar maupun tidak, sejak baligh hingga kini, kita banyak bergelimang dosa, untuk itu kita butuh maaf dari sesama serta ampunan hanya dari Allah Swt.



Memiliki kepedulian sosial, membelanjakan harta di jalan Allah.

“(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka.” (QS Al-Baqarah:3)



Kepedulian sosial tersebut hendaknya terwujud bukan hanya di saat lapang, tetapi juga di saat sempit.



“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang-orang yag menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun di waktu sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya, dan itulah sebaik-baik pahala orang yang beramal.” (QS Ali-Imran:133-136)



Dalam sebuah hadis Qudsi, Allah Swt berfirman, yang artinya : Berinfaqlah kamu, niscaya Allah akan memberi belanja kepadamu (Muttafaq’Alaih).



Bila ada yang meminta pertolongan kepada kita dan lingkungan sekitar maka berebutlah untuk memberikan pertolongan karena sesungguhnya hal tersebut adalah lahan kebajikan.



Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya “ (QS Al Baqarah:93 )



Kalaulah kita tidak bisa memberikan pertolongan, setidaknya berusahalah menjadi pribadi yang mandiri, tidak tergantung kepada pertolongan orang lain. Adapun mengenai hal tolong menolong, hendaknya hanya pada yang membawa kebaikan atau yang dapat mencegah kemungkaran.



“… Dan tolong menolonglah kamu dalam kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan…..” (QS Al-Ma’idah: 2)



Selain itu Imam Al Qhazali juga menyampaikan tentang siapa-siapa saja yang selamat dalam ramadhan. Mereka itu adalah yang berada dalam kategori khususul khusus atau al Khawwas, yaitu mereka yang menjaga hati, mata, lisan tangan dari maksiat.



Imam Al Qhozali mengelompokkan orang yang berpuasa dalam 3 (tiga ) kategori :



Pertama, mereka adalah kelompok orang awam yaitu kelompok orang yang dalam berpuasa tidak lebih dari sekedar menahan lapar, haus dan tidak mampu menahan syahwatnya. Mereka ini hanya mendapatkan bulan Ramadhan saja tanpa bisa memaknai dengan ibadah-ibadah yang mendatangkan keberkahan.



Kedua adalah kelompok orang yang berpuasa selain menahan lapar, haus dan mampu menahan syahwatnya juga mampu menjaga lisan, mata, telinga, hidung dan anggota tubuh lainnya dari segala perbuatan maksiat dan sia-sia.



Ketiga adalah mereka yang berada dalam ketegori khususul khusus atau Al Khawwas, yaitu mereka tidak saja mampu menjaga telinga, mata, lisan, tangan dan kaki serta anggota tubuh lainnya dari segala yang menjurus pada maksiat kepada Allah namun mereka juga mampu menjaga hatinya dari selain Allah.



Masuk dalam kelompok manakah kita, marilah kita melakukan muhasabah / evaluasi diri kita masing-masing. Setiap kita tentunya sangat berharap termasuk dalam golongan ketiga yaitu golongan yang selamat dari ramadhan dan bukan termasuk golongan orang yang merugi yang hanya bisa menahan lapar dan haus serta tidak mampu mengadakan perubahan diri ke arah yang lebih baik.



Semoga amal ibadah kita selama bulan ramadhan ini diterima oleh Allah SWT dan kita mendapatkan hikmah serta fadhilah bulan ramadhan yang terlihat dari perubahan diri setelah ramadhan berlalu dan mencapai cita-cita ramadhan yaitu menjadi orang yang bertaqwa, amin.









from One Day One Juz's Facebook Wall

Muhasabah Di Penghujung Ramadhan Tidak terasa kita hampir sampai di penghujung...

*BUKU "ONE DAY ONE JUZ"*



Alhamdulillah, telah terbit buku "ONE DAY ONE JUZ" yang mengupas dahsyatnya manfaat membaca Alquran dan kisah inspiratif ODOJers.



Beragam kisah istimewa di dalam buku ini akan memotivasi kita untuk semakin mencintai Alquran.



"Setiap kali membaca buku ini ada rasa penasaran yg muncul; sensasi yg membawa kita merasakan keajaiban Alquran secara empiris. Keajaiban yg bisa dirasakan oleh mereka yg selalu ingin bermesraan dg Alquran. Para ODOJers sudah membuktikan itu!"

(Ricky Adrinaldi, Pendiri dan Ketua Umum Komunitas One Day One Juz)



* HARGA BUKU *

Harga normal : Rp 54.200,00.



Khusus ODOJers (pesan lewat PROMAS) akan dpt diskon 25% (harga buku jadi Rp 40.000,00)



*BELI BUKU SEKALIGUS BERINFAQ!*

22,5% keuntungan dari penjualan buku ODOJ akan disumbangkan utk Palestina. Selain mendapat motivasi membaca Alquran dari buku ini, setiap Odojer yg membeli buku ODOJ telah berinfaq utk Palestina sebesar Rp 10.800,00.



*Mekanisme Pemesanan*



1. Tulis NAMA_ALAMAT_JUMLAH BUKU_NO.GRUP ODOJ, lalu kirim SMS/WhatsApp ke Norma (085647122033).



2. Pemesanan akan direkap.



3. Norma akan memberitahukan total biaya yg harus ditransfer (buku + ongkos kirim).



4. Pemesan mentransfer ke No. Rekening BCA a.n. Siswadi (5735049779). Bukti transfer dikirim ke Norma.



5. Buku dikirim ke pemesan.



DONE!



So, tunggu apa lagi?

Ayo, miliki segera buku keren ini!!!



* Info Buku *

✏Penulis : Miftah A. Malik & ODOJers

✏Penerbit : Pustaka Akhlak

✏ Tebal : 272 halaman

✏ Harga asli : Rp 54.200,00

✏Cetakan Pertama : Juli 2014



~Divisi Penulis, Dept.Promosi, Bidang Promas ODOJ~



Bantu sebarkan









from One Day One Juz's Facebook Wall

*BUKU "ONE DAY ONE JUZ"* Alhamdulillah, telah terbit buku "ONE DAY ONE JUZ" yan...

(Muhasabah)

Keutamaan mengingat mati



Assalamu’alaykum warohmatullohi wabarokatuh.

Keutamaan Mengingat Mati

Allah l berfirman:

Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik. (Al-Hadid: 16)

Dari Abu Hurairah z, dari Nabi n, beliau berkata:



Perbanyaklah mengingat hal yang akan memutuskan berbagai kenikmatan. Yaitu maut. (HR. Ashabus Sunan, dishahihkan Al-Albani dalam Al-Irwa)

Bahkan Rasulullah n melakukan ziarah kubur dan menganjurkannya, karena ziarah kubur akan mengingatkan pada kematian. Dari Abu Hurairah z, dia berkata: Rasulullah n bersabda:

:

Dahulu aku melarang kalian dari ziarah kubur, maka (sekarang) berziarahlah kalian ke kubur. (HR. Muslim)

Dalam sebuah riwayat: Maka sesungguhnya ziarah kubur itu akan mengingatkan kita kepada akhirat.

Di antara faedah yang akan didapatkan oleh orang-orang yang senantiasa mengingat mati adalah:

1. Melembutkan hatinya untuk bersegera memohon ampun atas dosa-dosanya dan bertaubat kepada Allah l. Allah l berfirman:

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu serta kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Ali Imran: 133)

Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya. Mudah-mudahan Rabb kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (At-Tahrim: 8)

Dari Ibnu Umar c, dari Nabi n, beliau bersabda:



Sesungguhnya Allah k akan menerima taubat seorang hamba selama ruhnya belum sampai di tenggorokan. (HR. At-Tirmidzi)

Penyesalan setelah datangnya kematian tidaklah akan mendatangkan kebaikan dan keberuntungan, karena Allah l berfirman:

(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: Ya Rabbku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang shalih terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan. (Al-Muminun: 99-100)

Oleh karena itu, Allah l berfirman:

Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (An-Nur: 31)

2. Membangkitkan semangatnya untuk beribadah sebagai bekal untuk menghadapi kehidupan setelah kematian, dan itulah sebaik-baik perbekalan. Allah l berfirman:

Dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal). (Al-Hijr: 99)

Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. (Al-Muzzammil: 20)

Rasulullah n bersabda:



Bersemangatlah kamu untuk melakukan apa yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah, serta janganlah kamu malas. (HR. Muslim dari Abu Hurairah z)

3. Menyebabkan hati memiliki sikap qanaah (merasa cukup) terhadap dunia.

Allah l berfirman:

Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedangkan kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. (Al-Ala: 16-17)

Rasulullah n bersabda:

: : . : :

Didatangkan orang yang paling nikmat hidupnya di dunia dari kalangan penghuni neraka pada hari kiamat, kemudian dia dicelupkan ke dalam neraka sekali celupan. Kemudian dia ditanya: Wahai anak Adam, apakah kamu pernah melihat kebaikan? Apakah pernah terlintas pada dirimu kenikmatan? Maka dia menjawab: Tidak, demi Allah, wahai Rabbku.

Didatangkan pula orang yang paling susah hidupnya di dunia namun dia dari kalangan penghuni surga, kemudian dicelupkan ke dalam surga sekali celupan. Kemudian dia ditanya: Wahai anak Adam, apakah kamu pernah melihat kesusahan? Apakah pernah terlintas pada dirimu kesempitan hidup? Maka dia menjawab: Tidak, demi Allah, wahai Rabbku. Tidak pernah terlintas padaku kesempitan dan aku tidak pernah melihat kesusahan. (HR. Muslim)

Ad-Daqqaq t berkata: Barangsiapa banyak mengingat mati maka dia akan dimuliakan dengan tiga perkara: segera bertaubat, hatinya qanaah terhadap dunia, dan semangat beribadah. Sedangkan barangsiapa yang melupakan mati, dia akan dibalas dengan tiga perkara: menunda-nunda taubat, hatinya tidak qanaah terhadap dunia, dan malas beribadah. Maka ingat-ingatlah kematian, sakaratul maut, dan susah serta sakitnya, wahai orang yang tertipu dengan dunia! (At-Tadzkirah, hal. 10)

4. Meringankan beban musibah yang menimpa dirinya, seperti penyakit, kefakiran, kezaliman, dan kesempitan hidup yang lain di dunia.

Rasulullah n bersabda:



Tidaklah seseorang mengingat mati pada waktu lapang hidupnya, kecuali akan menjadikan dia merasa sempit (umurnya terasa pendek dan semakin dekat ajalnya). Dan tidaklah (dia mengingat mati) pada waktu sempit hidupnya (karena sakit, fakir, dll) kecuali akan menjadikan dia merasa lapang (karena mengharapkan balasan dari Allah l dengan sebab keikhlasan dan kesabaran ketika menghadapinya). (HR. Ibnu Hibban, Asy-Syaikh Al-Albani t mengatakan dalam Al-Irwa [no. 682] bahwa sanadnya hasan)

Seseorang tidaklah diperbolehkan mengharapkan kematian disebabkan musibah yang menimpanya, kecuali karena takut terfitnah agamanya. Dari Abu Hurairah z, bahwasanya Rasulullah n bersabda:



Janganlah salah seorang kalian mengharap-harapkan kematian. Karena mungkin dirinya orang yang baik, maka mudah-mudahan bertambah kebaikannya. Atau mungkin dirinya orang yang berbuat dosa, barangkali dia akan minta diberi kesempatan (bertaubat). (Muttafaqun alaih, dan ini lafadz Al-Bukhari t)

Dari Anas bin Malik z, dia berkata: Rasulullah n bersabda:

:

Janganlah salah seorang kalian mengharap-harapkan kematian karena suatu kesempitan hidup yang menimpanya. Namun apabila dia harus melakukannya, hendaknya dia berdoa: Ya Allah, hidupkanlah aku selama kehidupan itu lebih baik bagiku, dan wafatkanlah aku bila kematian itu lebih baik bagiku. (Muttafaqun alaih)

Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin t berkata: Apabila seseorang ditimpa musibah, dia tidak boleh mengharap-harapkan kematian, karena hal ini adalah kesalahan dan kebodohan yang ada pada dirinya, serta kesesatan dalam agama. Karena, apabila dia hidup, mungkin dia adalah orang yang baik sehingga akan bertambah kebaikannya. Atau mungkin dia adalah orang yang berbuat kejelekan sehingga dia sadar dan bertaubat darinya kepada Allah l. Sedangkan bila dia mati dalam keadaan yang paling jelek (kita berlindung kepada Allah l dari yang demikian). Oleh karena itulah kita katakan: Janganlah engkau mengharap-harapkan kematian, karena hal ini adalah sikap orang yang bodoh. Sikap yang demikian ini adalah sikap yang sesat dalam agama, karena dia telah melakukan perbuatan yang dilarang oleh Rasulullah n dan mengharap-harapkan kematian adalah bukti ketidakridhaannya terhadap ketentuan Allah l. Padahal seorang mukmin harus ridha terhadap takdir. (Syarh Riyadhish Shalihin, 2/239-240)

Bagaimanapun keadaan seorang mukmin, baik dalam keadaan lapang maupun sempit, senang maupun susah, sehat maupun sakit, bahkan tatkala dia telah merasakan bahwa ajalnya telah dekat, dia wajib untuk tetap berbaik sangka kepada Allah l. Karena Rasulullah n mewasiatkan:



Janganlah salah seorang kalian mati kecuali dalam keadaan dia berbaik sangka kepada Allah l. (HR. Muslim)









from One Day One Juz's Facebook Wall

(Muhasabah) Keutamaan mengingat mati Assalamu’alaykum warohmatullohi wabarokatu...

Kisah Di Balik Foto Anak Gaza yang Tidak Mau Melepaskan Pelukan Tim Medis



Hidayatullah.com|Sahabat al Aqsha|Electronic Intifada–Foto seorang anak yang terluka karena serangan penjajah zionis ‘Israel’ yang terus menempel dengan tenaga medis di Rumah Sakit Shifa beredar luas di Internet.



Kamis malam, 17 Juli, adalah salah satu hari terberat selama serangan penjajah terhadap Gaza sejak dua minggu lalu. Hari itu, puluhan orang datang ke RS Shifa di Kota Gaza. Beberapa tiba dalam kondisi hancur terberai, beberapa sudah tidak ada kepalanya, beberapa tidak dapat dikenali karena luka yang terlalu parah.

Pukul 3 dini hari, sekitar delapan atau sembilan korban tiba di ruang gawat darurat secara bersamaan. Di antaranya adalah empat bersaudara. Dari empat bersaudara tersebut, dua adalah anak berusia tiga tahun dengan luka tidak terlalu parah. Namun terlihat jelas bahwa mereka diselamatkan dari bawah puing-puing karena seluruh tubuh diselimuti debu dan kotoran.

Ketika anak tertua dari empat bersaudara itu datang, ia juga bersimbah darah. Tetapi ia menekan lukanya dengan kain dan justru fokus pada hal lain. “Selamatkan adikku! Selamatkan adikku!” ia terus berteriak.



Selanjutnya anak kedua dari empat bersaudara itu datang. Dialah anak yang ada dalam foto di atas. Ia mencengkeram baju tenaga medis yang mengantarkannya ke rumah sakit. Anak itu terus menangis, “Aku ingin ayahku! Bawa ayahku ke sini!”

Luka anak itu serius. Luka di sebelah kiri kepalanya menunjukkan tengkoraknya patah. Ada serpihan besar peluru di lehernya. Serpihan peluru lain juga ditemukan di dada dan perutnya. Ia segera dibius oleh dokter agar bisa diselamatkan. Luka-luka yang ada di tubuh keempat anak bersaudara ini adalah dari serpihan peluru artileri yang ditembakkan penjajah ke rumah mereka. Anak itu termasuk beruntung karena berhasil diselamatkan. Karena malam itu, banyak korban lainnya yang meninggal karena serangan penjajah yang membabi buta. *



MARI TUNJUKKAN SOLIDARITAS KITA



infak donasi peduli palestina:

Bank Muamalat Cab. Bogor

No. Rekening 1210077062

an. KOMUNITAS ONE DAY ONE JUZ









from One Day One Juz's Facebook Wall

Kisah Di Balik Foto Anak Gaza yang Tidak Mau Melepaskan Pelukan Tim Medis Hiday...

Apabila di bulan Ramadhan saja banyak orang yg tadinya tidak sholat dimasjid lal...

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Saudara saudariku yang kucintai.

Kali ini kita membahas tujuh golongan manusia yang dimuliakan oleh Allah di hari akhirat kelak.

Ikhwah fillah rahimakumullah, simaklah hadits Rasulullah SAW, hadits mutafaqun'alaih, shahih Bukhari Muslim:

Dari Nabi SAW, beliau bersabda: "Ada tujuh golongan yang bakal dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya, pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu:



Pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh dengan ibadah kepada Allah (selalu beribadah), seseorang yang hatinya bergantung kepada masjid (selalu melakukan shalat berjamaah di dalamnya), dua orang yang saling mengasihi di jalan Allah, keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah, seseorang yang diajak perempuan berkedudukan dan cantik (untuk bezina), tapi ia mengatakan: "Aku takut kepada Allah", seseorang yang diberikan sedekah kemudian merahasiakannya sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang dikeluarkan tangan kanannya, dan seseorang yang berdzikir (mengingat) Allah dalam kesendirian, lalu meneteskan air mata dari kedua matanya." (HR Bukhari)



Tujuh golongan yang akan mendapat perlindungan dari Allah yang pada hari itu tidak ada perlindungan kecuali hanya perlindungan Allah.



Yang pertama, imamun adil, pemimpin yang adil, hakim yang adil. Subhanallah, terdepan, yang pertama mendapat perlindungan Allah. Dan sungguh negeri Indonesia yang tercinta ini sangat merindukan pemimpin yang adil, hakim yang adil.



Yang kedua, pemuda yang aktif, gesit, dalam ibadah kepada Allah SWT.Aktivitasnya mendekatkan dirinya kepada Allah SWT.



Yang ketiga, manusia, hamba Allah, yang hatinya senang berada di dalam masjid. Dia betah di masjid. Shalat berjama'ah, ia senang, subuh-subuh ia menegakkan shalat berjamaah. Allahu Akbar, tentu ini hamba Allah yang benar-benar beriman kepada Allah.



Kemudian yang keempat, orang yang bersedakah yang tangan kanannya memberi tapi tangan kirinya tidak tahu. Subhanallah.. Apa ini? Orang yang ikhlash, tidak riya, tidak ujub.



Kemudian yang kelima, orang yang saling mencintai karena Allah, bertemu karena Allah, berpisah karena Allah.



Yang keenam, sangat sulit ini, pemuda yang dirayu, digoda, oleh wanita cantik yang memiliki kekayaan, lalu ia berkata: "Aku takut kepada Allah". Keinginan maksiatnya ada, tapi rasa takutnya kepada Allah lebih hebat, sehingga ia tidak mau melakukan kemaksiatan. Kita sangat merindukan pemuda, yang memiliki kualitas keimanan yang luar biasa, sehingga ia mampu menahan dari berbagai macam godaan.



Kemudian yang ketujuh, yaitu pemuda, atau hamba Allah, atau orang yang dalam ingatannya kepada Allah, dalam ibadahnya, dalam doanya, dalam dzikirnya, ia menangis. Allahu Akbar, menangis.. Dua tetesan yang dibanggakan Allah di hari kiamat, pertama tetesan darah fii sabilillah, kedua tetesan air mata karena menangis, takut azab Allah, karena merasa bersalah atas segala dosa yang ia lakukan kepada Allah, karena ia sangat mencintai Allah.



Subhanallah.. Inilah golongan yang kelak mendapat pertolongan Allah di hari kiamat kelak. Subhanakallahumma wabihamdika asyhaduallaailaahailla anta astaghfiruka wa atubuilaik. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.



silahkan di share semoga bermanfaat :)









from One Day One Juz's Facebook Wall

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saudara saudariku yang kucintai. K...

menjadi orang besar Dalam buku La Tahzan (jangan bersedih) karya Dr. ‘Aidh al-...

Apa tanggapan orang-orang di New York terhadap ISLAM? Mari kita liat...









Apa tanggapan orang-orang di New York terhadap ISLAM? Mari kita tengok...



from One Day One Juz's Facebook Wall

Apa tanggapan orang-orang di New York terhadap ISLAM? Mari kita liat...

Bulan Ramadhan sebentar lagi akan pergi meninggalkan kita . Mari maksimalkan sis...

Surat dari seorang dokter Norwegia di Gaza yang berdarah

Ameera - Senin, 23 Ramadhan 1435 H / 21 Juli 2014 08:00



Surat dari seorang dokter Norwegia di Gaza yang berdarah

Sahabat tercinta,



Tadi malam sungguh ekstrim. “Invasi darat” di Gaza telah mengakibatkan puluhan orang cacat, hancur, berdarah, gemetar, sekarat - warga Palestina terluka, segala usia, semuanya warga sipil, semuanya orang yang tidak bersalah.



Para pahlawan di ambulans dan di seluruh rumah sakit Gaza bekerja dengan jam shift 12-24, wajah-wajah pucat akibat kelelahan dan beban kerja yang tidak manusiawi (tanpa pembayaran di rumah sakit Shifa selama 4 bulan terakhir), mereka merawat, mengobati, mencoba untuk memahami kekacauan yang tidak dapat dimengerti dari tubuh-tubuh manusia, anggota tubuh manusia, yang berjalan, yang tidak berjalan, yang bernapas, dan tidak bernapas, yang berdarah, dan yang tidak berdarah. Ya, MANUSIA!



Sekarang, mereka diperlakukan seperti binatang oleh “tentara paling bermoral di dunia” ["Israel"].



Respek saya yang tidak ada habisnya bagi mereka yang terluka, di tengah-tengah rasa sakit, kepedihan dan terguncang; kekaguman saya kepada para staf dan relawan ini tak ada habisnya, kedekatan saya dengan warga Palestina yang tabah memberi saya kekuatan, meskipun dalam sekilas saya ingin menjerit, memegang seseorang erat-erat, menangis, mencium kulit dan rambut anak yang berlumuran darah itu, melindungi diri kami dalam dekapan yang tak ada habisnya - tetapi kami tidak mampu untuk itu, begitu juga dengan mereka.



Wajah-wajah pucat pasi - Oh TIDAK! Tidak hanya puluhan tubuh-tubuh yang cacat dan berdarah, kami masih memiliki danau darah di lantai UGD, yang menetes ke mana-mana, perban berlumuran darah untuk membersihkan - oh petugas kebersihan, di mana-mana, dengan sigap menyekop darah dan membuang tisu, rambut, pakaian, Kanula - sisa dari kematian - semuanya telah dibersihkan … dipersiapkan lagi, diulangi lagi keseluruhan. Lebih dari 100 kasus datang ke rumah sakit Shifa dalam 24 jam terakhir. Memadai bagi sebuah rumah sakit besar yang sudah terlatih dengan segala sesuatu, tapi di sini - hampir tidak ada: tidak ada listrik, air, obat-obatan, ATAU meja, instrumen, monitor - semua berkarat dan seolah-olah baru diambil dari museum. Tapi pahlawan-pahlawan ini, mereka tidak mengeluh. Mereka menjalankan tugasnya, seperti pendekar, terus maju, dengan kesigapan yang luar biasa.



Dan ketika saya menulis surat ini kepada Anda, sendirian, di tempat tidur, air mataku mengalir, air mata dari kepedihan dan kesedihan, kemarahan dan ketakutan. Ini tidak mungkin terjadi!



Dan sekarang, orkestra dari mesin perang “Israel” mulai lagi menyanyikan simfoninya yang mengerikan. Baru-baru ini, salvos artileri dari kapal angkatan laut “Israel” menyusuri pantai Gaza, F16 yang menderu, drone yang memuakkan, dan pesawat tempur Apache yang bising, yang dibuat dan dibiayai oleh AS.



Obama - apakah Anda punya hati?



Saya mengundang Anda untuk menghabiskan satu malam, hanya satu malam, bersama kami di rumah sakit Shifa. Barangkali Anda bisa menyamar sebagai petugas kebersihan.



Saya yakin, 100%, hal itu akan mengubah sejarah.



Tak seorang pun dari mereka yang memiliki hati dan kekuatan yang bisa melewati satu malam di Shifa tanpa bertekad untuk mengakhiri pembantaian rakyat Palestina.



Tapi mereka yang tak berperasaan dan tak kenal ampun telah melakukan penghitungannya dan merencanakan serangan lain di Gaza.



Sungai darah akan tetap mengalir di malam-malam yang akan datang. Saya bisa mendengar mereka memainkan instrumen kematian.



Tolong. Berbuatlah apa yang Anda bisa. Ini, INI tidak bisa berlanjut.



Mads Gilbert MD PhD,



Profesor Klinis dan Kepala Klinik Pengobatan Darurat di Rumah Sakit Universitas di North Norway.



(ameera/arrahmah.com)









from One Day One Juz's Facebook Wall

Surat dari seorang dokter Norwegia di Gaza yang berdarah Ameera - Senin, 23 Rama...

ODOJ Spirit Message (OSM) Salam MANTAB MULIA, Bermanfaat, Bermartabat, Mulia .....

Dalam sepuluh hari terakhir ini, kaum muslimin dianjurkan (disunnahkan) untuk me...