Indahnya Bersama Al-Qur'an



semoga bermanfaat;



Menjawab dengan Segera, Waswas (bisikan) Syaithan Saat

Berinteraksi dengan Al-Qur’an

oleh : KH. ABDUL AZIZ ABDUR RAUF, Lc. al Hafidz



Apabila kamu membaca Al Qur’an , hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. (QS.

An-Nahl [16]:98).

Dari kesimpulan penafsiran Imam Ibnul Qayyim terhadap ayat di atas, dinyatakan bahwa tak ada pekerjaan manusia yang

akan mendapat gangguan syaitan yang lebih besar dan dahsyat daripada kegiatan bersama Al-Qur’an.



Godaan itu antara lain:

1. Waswas syaitan bagi pengajar Al-Qur’an.



Godaannya adalah “Berhentilah mengajar Al-Qur’an karena kegiatan itu tidak menjanjikan kekayaan, melainkan hidup dalam

kemiskinan!”.



Seakan-akan bahwa dengan mengajarkan Al-Qur’an, maka manusia akan menjadi miskin dan jika meninggalkannya akan menjadi kaya.



Bila tiap pengajar tunduk dengan waswas tersebut, akan hancurlah umat ini karena semakin sedikit generasi berikutnya yang mampu

membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.



Untuk mengatasinya, yakinilah bahwa pemberi rezeki sesungguhnya hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala, bukan manusia. Kemudian berpikirlah untuk mencari usaha yang halal, tanpa harus meninggalkan tugas mengajar Al-Qur’an.



Perlu dijaga kesinergian antara 2 hal tersebut karena sama pentingnya disisi Allah Subhanahu wa Ta’ala dan jika dipadukan insya

Allah akan memberikan keberkahan



2. Waswas syaitan bagi pembaca Al-Qur’an.



Godaannya adalah menunda-nunda bagian juz yang harus dibaca pada sebuah masa tertentu.

Walaupun sudah mulai membaca, timbul waswas perasaan sudah terlalu lama bersama Al-Qur’an atau tiba-tiba tidak dapat berkonsentrasi, atau harus segera menyelesaikan tugas-tugas yang lain. Demikian pula waswas seakan-akan tidak ada waktu untuk tilawah Al-Qur’an.



Sebagai solusinya,

carilah jawaban dari dalam diri sendiri, contohnya:

- Kita kecam diri sendiri: “Mengapa untuk kegiatan yang lain tersedia waktu yang cukup sedangkan untuk bertilawah Al-Qur’an tidak ada waktu?”

Persoalan sesungguhnya

sebenarnya bukanlah ada-tidaknya waktu, tetapi adakah kemauan dari dalam diri kita untuk menyempatkannya atau tidak?

- Bila tak mampu berkonsentrasi, berhentilah sejenak, tanyakan pada diri:“Sudah berapa lamakah kita ber-tilawah?

Sudahkah kita merasa dinasehati oleh Allah dengan apa yang

kita baca?” Jika belum, mulailah dengan konsentrasi baru dan

memandang ayat-ayat Al-Qur’an sebagai pesan langsung

dari Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada kita yang harus

dihayati, dan jika tidak melakukannya maka kita rugi besar.



Sekian tahun rajin membaca Al-Qur’an tetapi selama itu pula

kita belum merasakan ruh dan nikmatnya Al-Qur’an.



3. Waswas syaitan bagi penghafal Al-Qur’an.



Godaannya adalah

bahwa aktivitas menghafal Al-Qur’an ternyata tidak seindah

yang dibayangkan. Timbul rasa pesimis dalam menghafal.

Sebetulnya hanya satu keinginan syaitan: “Berhentilah saat

ini juga untuk menghafal Al-Qur’an!”



Sebagai solusinya,

antara lain:

- Kita tanyakan pada diri sendiri: “Apa motivasi yang terngiang

saat dahulu mulai menghafal?”



Beberapa motivasi yang mungkin menjadi jawaban antara

lain:

Ingin membersihkan kehidupan masa lalu yang kotor dan

kelam penuh maksiat, kegiatan menghafal Al-Qur’an menjadi

bentuk taubatan nasuha kepada Allah Subhanahu wa

Ta’ala.Ingin mendalami agama Islam lebih jauh, sesuai

ungkapan salafush shalih: “Tidak disebut seorang itu alim

kecuali jika ia telah hafal Al-Qur’an.”Ingin memanfaatkan

masa remaja yang produktif dengan kegiatan yang dapat

dikenang saat dewasa.



Segeralah bergaul dengan orang-orang yang sedang

menghafal Al-Qur’an agar tidak merasa sendiri dalam ber-

mujahadah dan bersabar dengan Al-Qur’an dan mengetahui

bahwa begitu banyak orang yang lebih bersemangat dan

tahan banting.



4. Waswas syaitan bagi orang yang memahami Al-Qur’an.



Godaannya adalah berpindah-pindah kegiatan. Saat

membaca tasfir malah ingin tilawah dan demikian pula

sebaliknya. Lalu menyepelekan kegiatan yang satu karena

larut dalam kegiata









from One Day One Juz's Facebook Wall

Indahnya Bersama Al-Qur'an semoga bermanfaat; Menjawab dengan Segera, Waswas...

Indahnya Bersama Al-Qur'an



semoga bermanfaat;



Menjawab dengan Segera, Waswas (bisikan) Syaithan Saat

Berinteraksi dengan Al-Qur’an

oleh : KH. ABDUL AZIZ ABDUR RAUF, Lc. al Hafidz



Apabila kamu membaca Al Qur’an , hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. (QS.

An-Nahl [16]:98).

Dari kesimpulan penafsiran Imam Ibnul Qayyim terhadap ayat di atas, dinyatakan bahwa tak ada pekerjaan manusia yang

akan mendapat gangguan syaitan yang lebih besar dan dahsyat daripada kegiatan bersama Al-Qur’an.



Godaan itu antara lain:

1. Waswas syaitan bagi pengajar Al-Qur’an.



Godaannya adalah “Berhentilah mengajar Al-Qur’an karena kegiatan itu tidak menjanjikan kekayaan, melainkan hidup dalam

kemiskinan!”.



Seakan-akan bahwa dengan mengajarkan Al-Qur’an, maka manusia akan menjadi miskin dan jika meninggalkannya akan menjadi kaya.



Bila tiap pengajar tunduk dengan waswas tersebut, akan hancurlah umat ini karena semakin sedikit generasi berikutnya yang mampu

membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.



Untuk mengatasinya, yakinilah bahwa pemberi rezeki sesungguhnya hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala, bukan manusia. Kemudian berpikirlah untuk mencari usaha yang halal, tanpa harus meninggalkan tugas mengajar Al-Qur’an.



Perlu dijaga kesinergian antara 2 hal tersebut karena sama pentingnya disisi Allah Subhanahu wa Ta’ala dan jika dipadukan insya

Allah akan memberikan keberkahan



2. Waswas syaitan bagi pembaca Al-Qur’an.



Godaannya adalah menunda-nunda bagian juz yang harus dibaca pada sebuah masa tertentu.

Walaupun sudah mulai membaca, timbul waswas perasaan sudah terlalu lama bersama Al-Qur’an atau tiba-tiba tidak dapat berkonsentrasi, atau harus segera menyelesaikan tugas-tugas yang lain. Demikian pula waswas seakan-akan tidak ada waktu untuk tilawah Al-Qur’an.



Sebagai solusinya,

carilah jawaban dari dalam diri sendiri, contohnya:

- Kita kecam diri sendiri: “Mengapa untuk kegiatan yang lain tersedia waktu yang cukup sedangkan untuk bertilawah Al-Qur’an tidak ada waktu?”

Persoalan sesungguhnya

sebenarnya bukanlah ada-tidaknya waktu, tetapi adakah kemauan dari dalam diri kita untuk menyempatkannya atau tidak?

- Bila tak mampu berkonsentrasi, berhentilah sejenak, tanyakan pada diri:“Sudah berapa lamakah kita ber-tilawah?

Sudahkah kita merasa dinasehati oleh Allah dengan apa yang

kita baca?” Jika belum, mulailah dengan konsentrasi baru dan

memandang ayat-ayat Al-Qur’an sebagai pesan langsung

dari Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada kita yang harus

dihayati, dan jika tidak melakukannya maka kita rugi besar.



Sekian tahun rajin membaca Al-Qur’an tetapi selama itu pula

kita belum merasakan ruh dan nikmatnya Al-Qur’an.



3. Waswas syaitan bagi penghafal Al-Qur’an.



Godaannya adalah

bahwa aktivitas menghafal Al-Qur’an ternyata tidak seindah

yang dibayangkan. Timbul rasa pesimis dalam menghafal.

Sebetulnya hanya satu keinginan syaitan: “Berhentilah saat

ini juga untuk menghafal Al-Qur’an!”



Sebagai solusinya,

antara lain:

- Kita tanyakan pada diri sendiri: “Apa motivasi yang terngiang

saat dahulu mulai menghafal?”



Beberapa motivasi yang mungkin menjadi jawaban antara

lain:

Ingin membersihkan kehidupan masa lalu yang kotor dan

kelam penuh maksiat, kegiatan menghafal Al-Qur’an menjadi

bentuk taubatan nasuha kepada Allah Subhanahu wa

Ta’ala.Ingin mendalami agama Islam lebih jauh, sesuai

ungkapan salafush shalih: “Tidak disebut seorang itu alim

kecuali jika ia telah hafal Al-Qur’an.”Ingin memanfaatkan

masa remaja yang produktif dengan kegiatan yang dapat

dikenang saat dewasa.



Segeralah bergaul dengan orang-orang yang sedang

menghafal Al-Qur’an agar tidak merasa sendiri dalam ber-

mujahadah dan bersabar dengan Al-Qur’an dan mengetahui

bahwa begitu banyak orang yang lebih bersemangat dan

tahan banting.



4. Waswas syaitan bagi orang yang memahami Al-Qur’an.



Godaannya adalah berpindah-pindah kegiatan. Saat

membaca tasfir malah ingin tilawah dan demikian pula

sebaliknya. Lalu menyepelekan kegiatan yang satu karena

larut dalam kegiata









from One Day One Juz's Facebook Wall

Tidak ada komentar:

Posting Komentar