Waktu itu Milik Allah
Seorang Bapak yang sudah berusia lanjut, membuka usaha wiraswasta. Atas ijin Allah, usahanya maju. Suatu waktu seorang tetangga menyarankan, “Pak mumpung usaha Bapak lagi maju, segeralah tunaikan ibadah haji.”
Apa jawaban si Bapak?
Karena usahanya tengah maju-majunya, si Bapak itu tidak memikirkan bagaimana menunaikan ibadah haji. “Sudahlah, biar istri saya saja dulu”, ujarnya.
“Tapi Pak, waktu itu milik Allah, kesempatan yang diciptakan juga milik Allah. Kali ini Bapak dikaruniakan kesempatan itu. Esok atau lusa mungkin sudah tidak sempat lagi”. Saran si tetangganya itu lagi.
Ternyata saran itu tidak dihiraukannya.
Alkisah, akhirnya istrinyalah yang berangkat. Apa yang terjadi kemudian? Ketika istrinya berangkat haji, Bapak ini tertimpa sakit.
Karena sakit, ia jadi tidak bisa mengurus usahanya. Usahanya lantas bangkrut seketika. Sedangkan sakitnya semakin parah. Akhirnya sampailah ia pada titik akhir: ia pun meninggal. Innalillahi wa inna ilaihi raajiuun. Akibatnya tidak menyempatkan diri ibadah haji, nyawa pun keburu melayang.
Oleh karena itu, kita harus bisa dan membiasakan segala input yang masuk melalui mata, telinga, dan pikiran kita adalah efektif bisa meningkatkan mutu iman dan ibadah kita.
Artinya, jangan main-main dengan waktu. Kalau mendengar suara adzan, cepat-cepatlah bersiap-siap untuk shalat. Jangan ditunda-tunda. Jangan pernah kita meninggalkan shalat berjamaah, jangan bersantai-santai dulu sehingga kita ketinggalan shalat berjamaah. Hilangkan kata “nanti saja” dari kamus pribadi kita. Bagaimana kalau ketika kita berkata demikian, tiba-tiba malaikat pencabut nyawa datang, lalu nyawa kita tercabut dalam keadaan tidak shalat? Na’udzubillahi min dzaliq.
Lagi-lagi kita harus ingat. Hidup ini hanya satu kali! Merugilah kalau kita tidak bisa memanfaatkan waktu yang hanya sekali ini dengan sebaik – baiknya. Maka mulai saat ini, demi Allah, kita harus bersungguh – sungguh menghargai waktu dengan cara mengisinya melalui perbuatan – perbuatan mulia menurut pandangan Allah SWT.
(Demi Masa - Abdullah Gymnastiar)
from One Day One Juz's Facebook Wall
Seorang Bapak yang sudah berusia lanjut, membuka usaha wiraswasta. Atas ijin Allah, usahanya maju. Suatu waktu seorang tetangga menyarankan, “Pak mumpung usaha Bapak lagi maju, segeralah tunaikan ibadah haji.”
Apa jawaban si Bapak?
Karena usahanya tengah maju-majunya, si Bapak itu tidak memikirkan bagaimana menunaikan ibadah haji. “Sudahlah, biar istri saya saja dulu”, ujarnya.
“Tapi Pak, waktu itu milik Allah, kesempatan yang diciptakan juga milik Allah. Kali ini Bapak dikaruniakan kesempatan itu. Esok atau lusa mungkin sudah tidak sempat lagi”. Saran si tetangganya itu lagi.
Ternyata saran itu tidak dihiraukannya.
Alkisah, akhirnya istrinyalah yang berangkat. Apa yang terjadi kemudian? Ketika istrinya berangkat haji, Bapak ini tertimpa sakit.
Karena sakit, ia jadi tidak bisa mengurus usahanya. Usahanya lantas bangkrut seketika. Sedangkan sakitnya semakin parah. Akhirnya sampailah ia pada titik akhir: ia pun meninggal. Innalillahi wa inna ilaihi raajiuun. Akibatnya tidak menyempatkan diri ibadah haji, nyawa pun keburu melayang.
Oleh karena itu, kita harus bisa dan membiasakan segala input yang masuk melalui mata, telinga, dan pikiran kita adalah efektif bisa meningkatkan mutu iman dan ibadah kita.
Artinya, jangan main-main dengan waktu. Kalau mendengar suara adzan, cepat-cepatlah bersiap-siap untuk shalat. Jangan ditunda-tunda. Jangan pernah kita meninggalkan shalat berjamaah, jangan bersantai-santai dulu sehingga kita ketinggalan shalat berjamaah. Hilangkan kata “nanti saja” dari kamus pribadi kita. Bagaimana kalau ketika kita berkata demikian, tiba-tiba malaikat pencabut nyawa datang, lalu nyawa kita tercabut dalam keadaan tidak shalat? Na’udzubillahi min dzaliq.
Lagi-lagi kita harus ingat. Hidup ini hanya satu kali! Merugilah kalau kita tidak bisa memanfaatkan waktu yang hanya sekali ini dengan sebaik – baiknya. Maka mulai saat ini, demi Allah, kita harus bersungguh – sungguh menghargai waktu dengan cara mengisinya melalui perbuatan – perbuatan mulia menurut pandangan Allah SWT.
(Demi Masa - Abdullah Gymnastiar)
from One Day One Juz's Facebook Wall
Tidak ada komentar:
Posting Komentar