NASIB Rohingya baru-baru ini menjadi sorotan berbagai berita internasional, bahkan tak jarang menjadi ‘headline’ dalam kolom berita. Semua itu terjadi karena banyaknya simpatisan dan keprihatinan dunia internasional akan krisis yang melanda Rohingya ini.
Berawal dari penganiayaan yang berlangsung cukup lama di negaranya, hingga membuat mereka harus ‘kabur’ meninggalkan kampung halaman dengan harapan ditolong oleh negara tetangganya agar dapat bertahan hidup.
Namun, malangnya saat ini masih belum ada negara yang berani mengambil risiko untuk membantu mereka, hingga mereka terus terombang-ambing di tengah lautan ganas yang membuat mereka semakin putus asa . Lantas, sebenarnya derita Rohingya itu menjadi derita siapa?
Myanmar sebagai negara mereka telah menolak kewarganegaraan, dan mereka dianggap pemukim ilegal. Selain itu mereka sering mendapatkan kekerasan di tangan militer setempat, sebab mereka adalah kelompok muslim minoritas di negaranya. Hingga, PBB mengklasifikasikan Rohingya sebagai kelompok pengungsi paling teraniaya di dunia.
“Rohingya dengan segala keterbatasannya tidak akan meninggal jika mereka memiliki akses dalam perawatan kesehatan, namun pemerintah mencegah itu,” Sarnata Reynolds, seorang penasihat senior untuk Hak Asasi Manusia di AS yang mengkhususkanpada bantuan advokasi Pengungsi Internasional, mengatakan pada Anadolu Agency.
“Mereka tidak diizinkan bekerja atau pindah untuk mendapatkan makanan, tetapi pemerintah melarang bantuan kemanusiaan, sehingga membuat bayi yang baru lahir dan anak-anak meninggal karena kekurangan gizi,” tambahnya.
“Lihatlah mereka dari sudut agama, jika tidak ada alasan lain menerima mereka,” kata Mustafa, seorang nelayan lokal dari provinsi Aceh. “Mereka harus dibantu.”
Orang Rohingya kebanyakannya adalah satu kumpulan etnik beragama Islam di utara Negeri Rakhine yang terletak di Barat Burma. Kebanyakan populasi Rohingya tertumpu di dua buah bandar utara Negeri Rakhine (yang dahulunya dikenali sebagai Arakan).
Sejarah orang Rohingya disebut-sebut bermula dari awal kurun ke-7 di Negeri Arakan ketika banyak pedagang Arab yang beragama Islam datang ke tempat ini, namun bukti sejarah soal ini amatlah adalah sedikit.
Orang Rohingya memiliki persamaan fisik, bahasa dan budaya dengan orang Asia Selatan, terutamanya orang Benggali. Malahan, separuh orang Rohingya yang menetap di Arakan adalah keturunan orang Arab, orang Parsi dan orang Pashtun yang berhijrah ke Arakan semasa pemerintahan Kerajaan Mughal.
Pada 6 Februari 2009, Menteri Luar Negeri Indonesia Hassan Wirajuda mengkritik Burma karena menzalimi kaum Rohingya. Pada waktu itu, hampir 400 orang pelarian Rohingya diselamatkan di pantai Sumatra pada Januari 2009. [irah/islampos]
-------------------------------------------------------------
Kominex 845/04/05/2015
Tanggal : 19 Mei 2015
Perihal : ODOJ Sayang Rohingya
Tujuan : ODOJers & Umum
####################
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
"Tidaklah sempurna iman seseorang dari kalian, sehingga dia mencintai saudaranya (sesama islam) sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri." (HR. Bukhari)
Prahara kemanusiaan yang menimpa saudara kita dari Rohingya cukup memprihatinkan. Untuk itu kami Departemen Sosial ODOJ mengajak ODOJer dan masyarakat agar mengulurkan bantuan guna meringankan beban kesedihan para pengungsi Rohingya.
Bantuan dapat disalurkan ke :
Bank Muamalat, No. Rek 1210077062 atas nama Komunitas One Day One Juz.
Konfirmasi ke 085296600601 (Siska)
Dengan format : Nama_Tanggal_Nominal_Save Rohingya
Informasi silakan hubungi:
Ikhwan : 081347684470 (Ihsan)
Akhwat : 085296600601 (Siska)
Atas partisipasinya kami ucapkan jazakumullah khairan katsiran.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb.
-Div. Tanggap Bencana - Dept. Sosial - Bidang Project ODOJ-
#818f#
from One Day One Juz's Facebook Wall
Tidak ada komentar:
Posting Komentar