AntiLiberalNews | Brilio.Net – Hidup dengan kondisi tubuh tak lengkap semenjak kecil tak menyurutkan pria ini menghadapi tantangannya. Dengan segenap daya, ia berusaha menjadi lelaki kuat dan tangguh.
Ismail, namanya. Tinggal di sebuah bangunan di dekat sebuah mushala Desa Bujel, Kediri, Jawa Timur, pria sebatang kara ini memenuhi kebutuhan sehari-harinya sebagai pengantar gas LPG. Satu gas yang dia antar, akan mendapatkan upah Rp 1.000. Kepribadiannya yang pandai bersyukur, membuatnya tetap tegar menghadapi cobaan.
Meski maksimal dirinya hanya mampu menjual lima LPG dalam sehari, ia enggan menjadi peminta-minta. Bagi dirinya, uang Rp 5.000 sehari yang ia dapatkan dengan keringatnya sendiri, lebih membawa keberkahan jika dibandingkan uang puluhan ribu, yang ia akan peroleh dari meminta-minta.
“Kuncinya selalu bersyukur dengan pemberian Allah,” tuturnya kepada brilio.net, Selasa (26/5).
Ismail menceritakan, pernah ada seseorang yang iba kepadanya dan menawarkan modal usaha untuk dirinya, tanpa jaminan, tanpa bunga, tanpa angsur, bahkan tanpa mengembalikan. Namun dengan halus ia menolak pemberian itu. Padahal orang yang ingin memberikan modal itu berharap Ismail menerimanya, karena uang tersebut bisa digunakan untuk memperbesar usahanya.
Ia sangat berterima kasih atas kebaikan orang yang memberinya modal, namun harus menolaknya karena ia takut akan mengganggu aktivitas mengajinya. “Kebetulan saya lagi proses menghafal Al-Quran. Nanti kalau saya kerja terus, yang adzan di mushala siapa,” kata Ismail, yang setiap hari menjadi muadzin di mushala kampungnya.
Sungguh luar biasa, di tengah-tengah kesibukan sebagai pengantar gas LPG, masih menyempatkan diri menghapal Al-Qur’an dan menjadi muadzin di mushala.
- Disalin dari Brilio.net, dengan perubahan judul. Judul asli: “Keterbatasan fisik tak menghalanginya bekerja dan menghapal Al-Qur’an”, oleh reporter Irwan Khoiruddin.
http://ift.tt/1HRcP7K
from One Day One Juz's Facebook Wall
Tidak ada komentar:
Posting Komentar