MENATA NIAT DAN MENJAGA PROSES PERNIKAHAN.
( YUk bujangHidin,JOnes,JomUl. silahkan di baca dan di share)
Ada tiga hal yang membuat motivasi menikah semakin kuat. Apa sajakah itu?
Pertama, menikah adalah BAGIAN dari meraih CITA-CITA. Jadi, menikah itu BUKAN cita-cita.
Kedua, POTENSI. Baik potensi fisik, ruhiyah, maupun pemikiran.
Ketiga, adanya PELUANG.
Jika terdapat ketiga hal tersebut, tentunya motivasi menikah kita semakin tinggi.
Lalu, mengapa sih kita harus menikah?
Kita ingat, manusia diciptakan Allah di dunia memiliki 2 tugas utama :
1. Untuk beribadah sebagaimana terdapat dalam QS. 51:56 . Salah satu ibadah ialah dengan menenikah.
2. Manusia diciptakan menjadi khalifah di muka bumi. Kita diberi tugas untuk memanfaatkan dan merawat bumi ini.
Coba kita lihat fenomena saat ini. Banyak anak-anak yang terlahir autis, hiperaktif. Autis adalah anak yang sibuk dengan dunianya sendiri. Ia melakukan repetitive behaviour
yang tidak bertujuan. Anak autis penyebabnya ialah terdapat banyak logam berat di dalam tubuh. Fenomena semacam ini merupakan akibat dari manusia kurang menjaga diri dan lingkungannya.
Dengan menikah, manusia bisa mengoptimalisasi tugasnya beribadah sekaligus menjadi khilafah.
Menikah tidak hanya sekedar karena usia sudah cukup, ada kecenderungan hati dengan
seseorang, dan memang karena harus menikah.
Menikah tidak hanya sekedar I LOVE YOU dan YOU LOVE ME. Tidak sesederhana itu! Ada
misi yang kita emban di sana…
Lalu, apa sebenarnya fungsi menikah? dr. Anna memaparkan 6 fungsi menikah, yaitu biologis, psikologis, reproduktif, sosial, mengokohkan dakwah dan peradaban, serta mendidik
manusia agar lebih berkualitas. Mari kita bahas satu persatu.
1. FUNGSI BIOLOGIS
“Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah
tempat bercocok-tanam-mu itu, bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal
yang baik) untuk dirimu, dan bertaqwalah kepada Allah, dan ketahuilah bahwa kamu kelak
akan menemui-Nya. Dan berilah khabar gembira (kepada) orang-orang yang beriman.” –
(QS.2:223)
Manusia memiliki nafsu yang harus disalurkan dan perasaan ingin dekat dengan lawan jenis. Otak
manusia dapat menunjukkan jenis kelamin seseorang apakah pria atau wanita. Jadi, jenis kelamin
manusia sebenarnya tidak hanya dapat dilihat dari organ-organ reproduksinya saja.
2. FUNGSI PSIKOLOGIS/BATIN
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya
di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu, benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” – (QS.30:21)
Menikah supaya timbul ketenangan (sakinah), ketentraman, dan kedamaian. Hadirnya pasangan hidup akan menimbulkan ketiga rasa tersebut.
3. FUNGSI KELESTARIAN GENERASI ( REPRODUKTIF )
Menikah mampu melestarikan generasi untuk menghindari kepunahan. Coba kita lihat, di beberapa negara maju sudah banyak yang tidak mau menikah.
Contohnya Jepang, negeri sakura ini penduduknya terancam punah 1000 thn mendatang. Penyebab dari menurunnya jumlah penduduk karena banyak warga Jepang yg malas memiliki anak bahkan memilih melajang. Mereka beranggapan semakin banyak anak anak, semakin banyak beban yang ditanggung.
Selain itu, adanya seks bebas, pasangan gay dan lesbian berkembang dimana – mana semakin memperkecil reproduksi manusia.
“Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Rabb-mu, yang telah menciptakan kamu dari yang
satu, dan darinya Allah menciptakan istrinya; dan dari keduanya Allah memperkembang-
biakkan, laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah, yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya, kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya, Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” – (QS.4:1)
4. FUNGSI SOSIAL KEMASYARAKATAN
Dengan menikah, agar tidak terjadi kekacauan sosial, dekadensi moral, dan ketidakseimbangan sosial.
Pernikahan dianggap penjara bagi penduduk negara-negara modern. Disana susunan keluarga menjadi tidak jelas. Seorang anak tumbuh berkembang dalam sebuah keluarga yang hanya terdiri ibu – anak, ayah – anak , nenek – anak , pasangan lesbi/ gay – anak angkat, dll.
5. MENGOKOHKAN DAKWAH DAN PERADABAN
Keluarga mencetak jati diri seseorang. Kepribadian seorang anak dipengaruhi pola asuh orangtua. Nilai-nilai Islam akan lebih tegak ketika kita berkeluarga.
6. MENDIDIK MANUSIA AGAR BERKUALITAS LEBIH BAIK
Dengan menikah, kita bisa mencegah lahirnya generasi yang lemah, generasi yang permisif dan hidup hedonis.
Setelah membicarakan mengapa kita harus menikah dan apa fungsi dari pernikahan, mari kita
bahas bagaimana prosesnya.
1. PEMILIHAN
Yang pertama ialah pemilihan. Yaitu, ikhtiar atau berusaha menemukan pasangan. Bisa mencari sendiri, dibantu mencari, atau minta tolong dicarikan oleh teman, keluarga, guru ngaji, dan lain
sebagainya.
2. MUSYAWARAH ( ISTISYARAH )
Setelah menemukan seseorang yang telah dibidik, yang harus dilakukan ialah Istisyarah
atau musyawarah. Maksudnya, meminta pendapat dan pertimbangan dari orang lain, apakah calon tersebut
direkomendasikan oleh mereka atau tidak. Mencari pasangan hidup itu lebih kompleks dari memilih
baju. Kita kadang memilih baju sampai berjam-jam, berputar-putar mencari mana yang cocok,
ternyata setelah lama… eh malah kembali ke toko yang pertama. Memilih baju saja butuh proses,
apalagi memilih pasangan hidup. Musyawarah dilakukan agar keputusan tidak subjektif.
3. ISTIKHARAH
Setelah bertanya kepada orang lain telah dilakukan, tahap selanjutnya yang harus dilakukan ialah Istikharah. Yaitu bertanya kepada Allah, meminta kemantapan hati, dan berserah diri kepada Allah.
4. TA’ARUF
Tahap berikutnya ialah taaruf atau perkenalan. Apa perbedaan istisyarah dengan taaruf? Saat istisyarah kita memperbanyak cari info dari orang lain tentang sang calon. Sedangkan taaruf dilakukan dengan bertemu langsungsung , bertatap muka dengan sang calon. Taaruf dilakukan ketika niatan untuk bersedia dengan si dia sudah ada (minimal 50 %).
Sebelum proses ta’aruf sudah mencari info-info tentang dia. Saat taaruf kita bisa saling bertanya langsung. Tanyakan hal-hal yang ingin diketahui, boleh detail namun jangan berlebihan.
Mulai dari data seperti nama lengkap, alamat, tempat tanggal lahir, suku, hingga hal-hal yang lebih detail seperti visi misi
pernikahan, kebaikan, keburukan, apa yang disukai, apa yang tidak disukai, dan lain sebagainya.
Taaruf dilakukan dengan tidak berdua-duaan. Ajak orang lain yang mengetahui proses tersebut. Kenapa? Agar beliau bisa memberikan pertimbangan secara objektif.
Tidak disyariatkan berapa lama tahap taaruf ini berlangsung. Namun sebaiknya jangan terlalu lama dikarenakan banyak timbul godaan.
5. PEMINANGAN / KHITBAH
Setelah dirasa cukup dan ada kecocokan antara kedua belah pihak, lalu dilakukan Khitbah/
Peminangan. Dalam tahap ini sang pihak perempuan tidak diperbolehkan menerima pinangan dari pihak lain.
6. AKAD NIKAH
Kemudian tahap selanjutnya ialah akad nikah, sebuah janji untuk mengarungi kehidupan bersama.
7. WALIMATUL URSY
Terakhir ialah walimah. Menyebarkan berita gembira pernikahan.
Bagaimana jika pada saat tahap taaruf, tidak ditemukan kecocokan, tidak apa-apa. Jika menolak sampaikan dengan kata-kata baik. Bisa minta disampaikan oleh sang perantara, atau menyampaikan sendiri. Lalu, silakan berikhtiar lagi mencari yang lain.
Ada sebuah pertanyaan, bagaimana jika anak hasil pernikahan kurang berkualitas, padahal kita sudah menjalani proses yang baik?
Allah tidak melihat hasil, namun melihat proses. Jika dalam proses sudah dilakukan dengan baik,
namun hasilnya malah seperti itu, anggap saja itu teguran atau peringatan dari Allah agar kita
semakin dekat denganNya. Perbanyak istighfar. Mungkin itu ujian dari Allah. Kita juga harus mengevaluasi pola asuh
terhadap anak. Jangan malah saling menyalahkan pasangan. Kesalahan satu pihak adalah kesalahan bersama.
Pertanyaan lain, bagaimana jika ada calon datang dan memesan (booking) kita?
Tidak apa-apa, jangan langsung ditolak. Perjelas alasan dia memesan kita dan musyawarahkan dengan orang lain bisa dengan keluarga atau guru ngaji.
KELUARGA IDEAL
Apa sih ciri-ciri keluarga ideal?
Terbangunnya kehidupan seimbang dan tenteram. Bapak berperan sebagai pencari nafkah. Ibu berperan sebagai pembimbing anak-anak.
Struktur keluarga kokoh. Memiliki filosofi dan cita-cita yang sama. Masing-masing punya keinginan untuk meningkatkan kapasitasnya.
Produktivitas seperti pohon yang bermanfaat bagi sekitarnya. Janganlah menjadi keluarga yang parasit, merugikan sekitarnya.
Kesabaran masing-masing individu di dalamnya dalam menghadapai ujian apapun.
ANCAMAN DISINTEGRASI
Disintegrasi dapat timbul dari bahtera yang rusak (faktor internal) dan juga dari gelombang yang terus menerjang (eksternal). Namun kita harus dapat HIDUP BERSAMA GELOMBANG. Bahtera harus terus melaju menuju pantai harapan. Apakah pantai harapan itu? SurgaNya.
Apa saja ancaman itu?
** Faktor internal
Keluarga broken home dan mengalamai degradasi nilai
Adanya peran keluarga yang bergeser.
** Faktor eksternal
Tumbuhnya masyarakat industri yang menekankan masing-masing kita untuk berproduksi dan bekerja
Berkembangnya generasi barat. Generasi yang menganut kebebasan, sekulerisme, modernisasi, hedonis.
Adanya gerakan feminis
Tips solusi mengatasi ancaman disintegrasi tersebut ialah:
Membangun kesolihan kolektif keluarga
Membangun komunikasi keluarga yang baik dan efektif. Komunikasi yang baik ialah tidak terlalu lengket, tetap berikan ruang atau jarak di antara kedua belah pihak
Membangun pemahaman yang sama, ta’awun produktif.
Memperkokoh ketahanan keluarga
Mesra yang tak berkesudahan. Dengan cara selalu tersenyum, menikmati apa yang ada dan tidak perlu marah, wajah yang ceria, berdandan sesuai keinginan suami, perbanyak variasi dalam hidup, serta bercanda.
Semoga bermanfaat :)
Resume materi kopdar#2
Komunitas to be Wonderful wife
Oleh dr.Anna Purnamasari
from One Day One Juz's Facebook Wall
( YUk bujangHidin,JOnes,JomUl. silahkan di baca dan di share)
Ada tiga hal yang membuat motivasi menikah semakin kuat. Apa sajakah itu?
Pertama, menikah adalah BAGIAN dari meraih CITA-CITA. Jadi, menikah itu BUKAN cita-cita.
Kedua, POTENSI. Baik potensi fisik, ruhiyah, maupun pemikiran.
Ketiga, adanya PELUANG.
Jika terdapat ketiga hal tersebut, tentunya motivasi menikah kita semakin tinggi.
Lalu, mengapa sih kita harus menikah?
Kita ingat, manusia diciptakan Allah di dunia memiliki 2 tugas utama :
1. Untuk beribadah sebagaimana terdapat dalam QS. 51:56 . Salah satu ibadah ialah dengan menenikah.
2. Manusia diciptakan menjadi khalifah di muka bumi. Kita diberi tugas untuk memanfaatkan dan merawat bumi ini.
Coba kita lihat fenomena saat ini. Banyak anak-anak yang terlahir autis, hiperaktif. Autis adalah anak yang sibuk dengan dunianya sendiri. Ia melakukan repetitive behaviour
yang tidak bertujuan. Anak autis penyebabnya ialah terdapat banyak logam berat di dalam tubuh. Fenomena semacam ini merupakan akibat dari manusia kurang menjaga diri dan lingkungannya.
Dengan menikah, manusia bisa mengoptimalisasi tugasnya beribadah sekaligus menjadi khilafah.
Menikah tidak hanya sekedar karena usia sudah cukup, ada kecenderungan hati dengan
seseorang, dan memang karena harus menikah.
Menikah tidak hanya sekedar I LOVE YOU dan YOU LOVE ME. Tidak sesederhana itu! Ada
misi yang kita emban di sana…
Lalu, apa sebenarnya fungsi menikah? dr. Anna memaparkan 6 fungsi menikah, yaitu biologis, psikologis, reproduktif, sosial, mengokohkan dakwah dan peradaban, serta mendidik
manusia agar lebih berkualitas. Mari kita bahas satu persatu.
1. FUNGSI BIOLOGIS
“Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah
tempat bercocok-tanam-mu itu, bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal
yang baik) untuk dirimu, dan bertaqwalah kepada Allah, dan ketahuilah bahwa kamu kelak
akan menemui-Nya. Dan berilah khabar gembira (kepada) orang-orang yang beriman.” –
(QS.2:223)
Manusia memiliki nafsu yang harus disalurkan dan perasaan ingin dekat dengan lawan jenis. Otak
manusia dapat menunjukkan jenis kelamin seseorang apakah pria atau wanita. Jadi, jenis kelamin
manusia sebenarnya tidak hanya dapat dilihat dari organ-organ reproduksinya saja.
2. FUNGSI PSIKOLOGIS/BATIN
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya
di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu, benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” – (QS.30:21)
Menikah supaya timbul ketenangan (sakinah), ketentraman, dan kedamaian. Hadirnya pasangan hidup akan menimbulkan ketiga rasa tersebut.
3. FUNGSI KELESTARIAN GENERASI ( REPRODUKTIF )
Menikah mampu melestarikan generasi untuk menghindari kepunahan. Coba kita lihat, di beberapa negara maju sudah banyak yang tidak mau menikah.
Contohnya Jepang, negeri sakura ini penduduknya terancam punah 1000 thn mendatang. Penyebab dari menurunnya jumlah penduduk karena banyak warga Jepang yg malas memiliki anak bahkan memilih melajang. Mereka beranggapan semakin banyak anak anak, semakin banyak beban yang ditanggung.
Selain itu, adanya seks bebas, pasangan gay dan lesbian berkembang dimana – mana semakin memperkecil reproduksi manusia.
“Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Rabb-mu, yang telah menciptakan kamu dari yang
satu, dan darinya Allah menciptakan istrinya; dan dari keduanya Allah memperkembang-
biakkan, laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah, yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya, kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya, Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” – (QS.4:1)
4. FUNGSI SOSIAL KEMASYARAKATAN
Dengan menikah, agar tidak terjadi kekacauan sosial, dekadensi moral, dan ketidakseimbangan sosial.
Pernikahan dianggap penjara bagi penduduk negara-negara modern. Disana susunan keluarga menjadi tidak jelas. Seorang anak tumbuh berkembang dalam sebuah keluarga yang hanya terdiri ibu – anak, ayah – anak , nenek – anak , pasangan lesbi/ gay – anak angkat, dll.
5. MENGOKOHKAN DAKWAH DAN PERADABAN
Keluarga mencetak jati diri seseorang. Kepribadian seorang anak dipengaruhi pola asuh orangtua. Nilai-nilai Islam akan lebih tegak ketika kita berkeluarga.
6. MENDIDIK MANUSIA AGAR BERKUALITAS LEBIH BAIK
Dengan menikah, kita bisa mencegah lahirnya generasi yang lemah, generasi yang permisif dan hidup hedonis.
Setelah membicarakan mengapa kita harus menikah dan apa fungsi dari pernikahan, mari kita
bahas bagaimana prosesnya.
1. PEMILIHAN
Yang pertama ialah pemilihan. Yaitu, ikhtiar atau berusaha menemukan pasangan. Bisa mencari sendiri, dibantu mencari, atau minta tolong dicarikan oleh teman, keluarga, guru ngaji, dan lain
sebagainya.
2. MUSYAWARAH ( ISTISYARAH )
Setelah menemukan seseorang yang telah dibidik, yang harus dilakukan ialah Istisyarah
atau musyawarah. Maksudnya, meminta pendapat dan pertimbangan dari orang lain, apakah calon tersebut
direkomendasikan oleh mereka atau tidak. Mencari pasangan hidup itu lebih kompleks dari memilih
baju. Kita kadang memilih baju sampai berjam-jam, berputar-putar mencari mana yang cocok,
ternyata setelah lama… eh malah kembali ke toko yang pertama. Memilih baju saja butuh proses,
apalagi memilih pasangan hidup. Musyawarah dilakukan agar keputusan tidak subjektif.
3. ISTIKHARAH
Setelah bertanya kepada orang lain telah dilakukan, tahap selanjutnya yang harus dilakukan ialah Istikharah. Yaitu bertanya kepada Allah, meminta kemantapan hati, dan berserah diri kepada Allah.
4. TA’ARUF
Tahap berikutnya ialah taaruf atau perkenalan. Apa perbedaan istisyarah dengan taaruf? Saat istisyarah kita memperbanyak cari info dari orang lain tentang sang calon. Sedangkan taaruf dilakukan dengan bertemu langsungsung , bertatap muka dengan sang calon. Taaruf dilakukan ketika niatan untuk bersedia dengan si dia sudah ada (minimal 50 %).
Sebelum proses ta’aruf sudah mencari info-info tentang dia. Saat taaruf kita bisa saling bertanya langsung. Tanyakan hal-hal yang ingin diketahui, boleh detail namun jangan berlebihan.
Mulai dari data seperti nama lengkap, alamat, tempat tanggal lahir, suku, hingga hal-hal yang lebih detail seperti visi misi
pernikahan, kebaikan, keburukan, apa yang disukai, apa yang tidak disukai, dan lain sebagainya.
Taaruf dilakukan dengan tidak berdua-duaan. Ajak orang lain yang mengetahui proses tersebut. Kenapa? Agar beliau bisa memberikan pertimbangan secara objektif.
Tidak disyariatkan berapa lama tahap taaruf ini berlangsung. Namun sebaiknya jangan terlalu lama dikarenakan banyak timbul godaan.
5. PEMINANGAN / KHITBAH
Setelah dirasa cukup dan ada kecocokan antara kedua belah pihak, lalu dilakukan Khitbah/
Peminangan. Dalam tahap ini sang pihak perempuan tidak diperbolehkan menerima pinangan dari pihak lain.
6. AKAD NIKAH
Kemudian tahap selanjutnya ialah akad nikah, sebuah janji untuk mengarungi kehidupan bersama.
7. WALIMATUL URSY
Terakhir ialah walimah. Menyebarkan berita gembira pernikahan.
Bagaimana jika pada saat tahap taaruf, tidak ditemukan kecocokan, tidak apa-apa. Jika menolak sampaikan dengan kata-kata baik. Bisa minta disampaikan oleh sang perantara, atau menyampaikan sendiri. Lalu, silakan berikhtiar lagi mencari yang lain.
Ada sebuah pertanyaan, bagaimana jika anak hasil pernikahan kurang berkualitas, padahal kita sudah menjalani proses yang baik?
Allah tidak melihat hasil, namun melihat proses. Jika dalam proses sudah dilakukan dengan baik,
namun hasilnya malah seperti itu, anggap saja itu teguran atau peringatan dari Allah agar kita
semakin dekat denganNya. Perbanyak istighfar. Mungkin itu ujian dari Allah. Kita juga harus mengevaluasi pola asuh
terhadap anak. Jangan malah saling menyalahkan pasangan. Kesalahan satu pihak adalah kesalahan bersama.
Pertanyaan lain, bagaimana jika ada calon datang dan memesan (booking) kita?
Tidak apa-apa, jangan langsung ditolak. Perjelas alasan dia memesan kita dan musyawarahkan dengan orang lain bisa dengan keluarga atau guru ngaji.
KELUARGA IDEAL
Apa sih ciri-ciri keluarga ideal?
Terbangunnya kehidupan seimbang dan tenteram. Bapak berperan sebagai pencari nafkah. Ibu berperan sebagai pembimbing anak-anak.
Struktur keluarga kokoh. Memiliki filosofi dan cita-cita yang sama. Masing-masing punya keinginan untuk meningkatkan kapasitasnya.
Produktivitas seperti pohon yang bermanfaat bagi sekitarnya. Janganlah menjadi keluarga yang parasit, merugikan sekitarnya.
Kesabaran masing-masing individu di dalamnya dalam menghadapai ujian apapun.
ANCAMAN DISINTEGRASI
Disintegrasi dapat timbul dari bahtera yang rusak (faktor internal) dan juga dari gelombang yang terus menerjang (eksternal). Namun kita harus dapat HIDUP BERSAMA GELOMBANG. Bahtera harus terus melaju menuju pantai harapan. Apakah pantai harapan itu? SurgaNya.
Apa saja ancaman itu?
** Faktor internal
Keluarga broken home dan mengalamai degradasi nilai
Adanya peran keluarga yang bergeser.
** Faktor eksternal
Tumbuhnya masyarakat industri yang menekankan masing-masing kita untuk berproduksi dan bekerja
Berkembangnya generasi barat. Generasi yang menganut kebebasan, sekulerisme, modernisasi, hedonis.
Adanya gerakan feminis
Tips solusi mengatasi ancaman disintegrasi tersebut ialah:
Membangun kesolihan kolektif keluarga
Membangun komunikasi keluarga yang baik dan efektif. Komunikasi yang baik ialah tidak terlalu lengket, tetap berikan ruang atau jarak di antara kedua belah pihak
Membangun pemahaman yang sama, ta’awun produktif.
Memperkokoh ketahanan keluarga
Mesra yang tak berkesudahan. Dengan cara selalu tersenyum, menikmati apa yang ada dan tidak perlu marah, wajah yang ceria, berdandan sesuai keinginan suami, perbanyak variasi dalam hidup, serta bercanda.
Semoga bermanfaat :)
Resume materi kopdar#2
Komunitas to be Wonderful wife
Oleh dr.Anna Purnamasari
from One Day One Juz's Facebook Wall
Tidak ada komentar:
Posting Komentar