Akhirnya dengan berat hati Umar mengizinkan Salman menjadi penjamin si pemuda lusuh.Pemuda itu pun pergi mengurus urusannya.Hari pertama berakhir tanpa ada tanda-tanda kedatangan si pemuda lusuh. Begitupun hari kedua.Orang-orang mulai bertanya-tanya apakah si pemuda akan kembali. Karena mudah saja jika si pemuda itu menghilang ke negeri yang jauh.Hari ketiga pun tiba. Orang-orang mulai meragukan kedatangan si pemuda, dan mereka mulai mengkhawatirkan nasib Salman. Salah satu sahabat Rasulullah saw yang paling utama.
Matahari hampir tenggelam, hari mulai berakhir, orang-orang berkumpul untuk menunggukedatangan si pemuda lusuh. Umar berjalan mondar-mandir menunjukkan kegelisahannya.Kedua pemuda yang menjadi penggugat kecewa karena keingkaran janji si pemuda lusuh. Akhirnya tiba waktunya penqishashan, Salman dengan tenang dan penuh ketawakkalan berjalan menuju tempat eksekusi.Hadirin mulai terisak, orang hebat seperti Salman akan dikorbankan.
Tiba-tiba di kejauhan ada sesosok bayangan berlari terseok-seok,jatuh, bangkit, kembali jatuh, lalu bangkit kembali.
”Itu dia!”teriak Umar, “Dia datang menepati janjinya!”.
Dengan tubuh bersimbah peluh dan nafas tersengal-sengal, si pemuda itu ambruk di pengkuan Umar.”Hh..hh.. maafkan.. maafkan..aku..” ujarnya dengan susah payah, “Tak kukira.. urusan kaumku.. menyita..banyak..waktu..”. ”Kupacu..tungganganku.. tanpa henti, hingga.. ia sekarat di gurun..terpaksa.. kutinggalkan.. lalu aku berlari dari sana..”
”Demi Allah”, ujar Umar menenanginya dan memberinya minum, “Mengapa kau susah payah kembali? Padahal kau bisa saja kabur dan menghilang?”
”Agar..jangan sampai ada yang mengatakan.. di kalangan Muslimin.. tak ada lagi ksatria..tepat janji..” jawab si pemuda lusuh sambil tersenyum.
Mata Umar berkaca-kaca, sambil menahan haru, lalu ia bertanya, “Lalu kau Salman, mengapa mau-maunya kau menjamin orang yang baru saja kau kenal?"
”Agar jangan sampai dikatakan, di kalangan Muslimin, tidak ada lagi rasa saling percaya dan mau menanggung beban saudaranya”,Salman menjawab dengan mantap.
Hadirin mulai banyak yang menahan tangis haru dengan kejadian itu.”Allahu Akbar!” tiba-tiba kedua pemuda penggugat berteriak, “Saksikanlah wahai kaum Muslimin, bahwa kami telah memaafkan saudara kami itu”.
Semua orang tersentak kaget.“Kalian..” ujar Umar, “Apa maksudnya ini? Mengapa kalian..?” Umar semakin haru.
”Agar jangan sampai dikatakan, di kalangan Muslimin tidak ada lagi orang yang mau memberi maaf dan sayang kepada saudaranya” ujar kedua pemuda membahana.
”Allahu Akbar!” teriak hadirin. Pecahlah tangis bahagia, haru dan bangga oleh semua orang.
Begitupun kita disini, di saat ini..sambil menyisipkan sebersit rasa iri karena tak bisa merasakannya langsung bersama saudara- saudara kita pada saat itu..
“Allahu Akbar…
from One Day One Juz's Facebook Wall
Matahari hampir tenggelam, hari mulai berakhir, orang-orang berkumpul untuk menunggukedatangan si pemuda lusuh. Umar berjalan mondar-mandir menunjukkan kegelisahannya.Kedua pemuda yang menjadi penggugat kecewa karena keingkaran janji si pemuda lusuh. Akhirnya tiba waktunya penqishashan, Salman dengan tenang dan penuh ketawakkalan berjalan menuju tempat eksekusi.Hadirin mulai terisak, orang hebat seperti Salman akan dikorbankan.
Tiba-tiba di kejauhan ada sesosok bayangan berlari terseok-seok,jatuh, bangkit, kembali jatuh, lalu bangkit kembali.
”Itu dia!”teriak Umar, “Dia datang menepati janjinya!”.
Dengan tubuh bersimbah peluh dan nafas tersengal-sengal, si pemuda itu ambruk di pengkuan Umar.”Hh..hh.. maafkan.. maafkan..aku..” ujarnya dengan susah payah, “Tak kukira.. urusan kaumku.. menyita..banyak..waktu..”. ”Kupacu..tungganganku.. tanpa henti, hingga.. ia sekarat di gurun..terpaksa.. kutinggalkan.. lalu aku berlari dari sana..”
”Demi Allah”, ujar Umar menenanginya dan memberinya minum, “Mengapa kau susah payah kembali? Padahal kau bisa saja kabur dan menghilang?”
”Agar..jangan sampai ada yang mengatakan.. di kalangan Muslimin.. tak ada lagi ksatria..tepat janji..” jawab si pemuda lusuh sambil tersenyum.
Mata Umar berkaca-kaca, sambil menahan haru, lalu ia bertanya, “Lalu kau Salman, mengapa mau-maunya kau menjamin orang yang baru saja kau kenal?"
”Agar jangan sampai dikatakan, di kalangan Muslimin, tidak ada lagi rasa saling percaya dan mau menanggung beban saudaranya”,Salman menjawab dengan mantap.
Hadirin mulai banyak yang menahan tangis haru dengan kejadian itu.”Allahu Akbar!” tiba-tiba kedua pemuda penggugat berteriak, “Saksikanlah wahai kaum Muslimin, bahwa kami telah memaafkan saudara kami itu”.
Semua orang tersentak kaget.“Kalian..” ujar Umar, “Apa maksudnya ini? Mengapa kalian..?” Umar semakin haru.
”Agar jangan sampai dikatakan, di kalangan Muslimin tidak ada lagi orang yang mau memberi maaf dan sayang kepada saudaranya” ujar kedua pemuda membahana.
”Allahu Akbar!” teriak hadirin. Pecahlah tangis bahagia, haru dan bangga oleh semua orang.
Begitupun kita disini, di saat ini..sambil menyisipkan sebersit rasa iri karena tak bisa merasakannya langsung bersama saudara- saudara kita pada saat itu..
“Allahu Akbar…
from One Day One Juz's Facebook Wall
Tidak ada komentar:
Posting Komentar