Allah mengingatkanku lewat semut
Menjelang tidur malam itu, aku membaca buku sambil latihan menjawab pertanyaan yang ada. Kala asyik-asyiknya membaca, ada sesuatu yang menggangguku. Semut hitam kecil. Awalnya ku anggap biasa saja, mungkin memang kebetulan dia sedang ada disana dan permisi numpang lewat. Tapi ternyata dugaan ku salah, tak hanya satu semut, namun banyak semut yang mengganggu. Setelah dicek… Astaghfirullah ternyata banyak semut yang berseliweran di atas kasurku.
Seketika ku termenung, ini sudah yang ke sekian kalinya semut menggangguku. Dan selalu terjadi ketika aku telah melakukan kesalahan atau dosa-dosa yang mungkin saat itu ku anggap sepele. Kali ini aku benar-benar dibuat bingung. Ya Allah… apa lagi ini? Dosa apa yang telah ku lakukan sehingga kembali Engkau kirimkan pasukan semut untuk mengingatkanku. Alhasil malam itu juga aku pindah tidur di lantai beralaskan kasur santai yang ku miliki.
Sambil merenung, ku pun banyak-banyak beristighfar. Mengevaluasi diri. Aku menyadari bahwa diri ini tak luput dari dosa dan kemaksiatan yang dilakukan secara sadar dan tak sadar. Lupa evaluasi diri, terlena dengan situasi. Lupa bahwa diri harus selalu waspada pada setiap dosa yang tak tampak.
Ya… kadang sebagai seorang hamba, kita sering terlupa dan tak sadar telah melakukan dosa. Dan Allah pun punya cara tersendiri untuk memberi pelajaran dan peringatan kepada hamba-Nya, mesti hanya lewat semut.
Makna yang ditanggap hamba dari kehadiran semut tersebut bisa baik atau buruk. Meskipun begitu, baik atau buruknya kejadian yang menimpa seorang hamba, tetap juga semua itu adalah buah dari perbuatan yang dilakukannya. Hanya orang-orang yang berpikirlah yang dapat memetik hikmah dari setiap kejadian dalam hidupnya. Mengambil hikmah dengan senantiasa mengevauasi diri dan memperbaiki diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik di hadapan Allah.
“Ya Allah perbaikilah agamaku sebagai penjaga urusanku, perbaikilah duniaku untukku karena ada kehidupanku di sana, perbaikilah akhiratku untukku karena di sanalah tempat kembaliku, Ya Allah jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan kebaikan bagiku, dan jadikanlah kematian adalah istirahatku dari segala keburukan…”
Aamiin ya Rabbal alamiin…
http://www.dakwatuna.com/
from One Day One Juz's Facebook Wall
Menjelang tidur malam itu, aku membaca buku sambil latihan menjawab pertanyaan yang ada. Kala asyik-asyiknya membaca, ada sesuatu yang menggangguku. Semut hitam kecil. Awalnya ku anggap biasa saja, mungkin memang kebetulan dia sedang ada disana dan permisi numpang lewat. Tapi ternyata dugaan ku salah, tak hanya satu semut, namun banyak semut yang mengganggu. Setelah dicek… Astaghfirullah ternyata banyak semut yang berseliweran di atas kasurku.
Seketika ku termenung, ini sudah yang ke sekian kalinya semut menggangguku. Dan selalu terjadi ketika aku telah melakukan kesalahan atau dosa-dosa yang mungkin saat itu ku anggap sepele. Kali ini aku benar-benar dibuat bingung. Ya Allah… apa lagi ini? Dosa apa yang telah ku lakukan sehingga kembali Engkau kirimkan pasukan semut untuk mengingatkanku. Alhasil malam itu juga aku pindah tidur di lantai beralaskan kasur santai yang ku miliki.
Sambil merenung, ku pun banyak-banyak beristighfar. Mengevaluasi diri. Aku menyadari bahwa diri ini tak luput dari dosa dan kemaksiatan yang dilakukan secara sadar dan tak sadar. Lupa evaluasi diri, terlena dengan situasi. Lupa bahwa diri harus selalu waspada pada setiap dosa yang tak tampak.
Ya… kadang sebagai seorang hamba, kita sering terlupa dan tak sadar telah melakukan dosa. Dan Allah pun punya cara tersendiri untuk memberi pelajaran dan peringatan kepada hamba-Nya, mesti hanya lewat semut.
Makna yang ditanggap hamba dari kehadiran semut tersebut bisa baik atau buruk. Meskipun begitu, baik atau buruknya kejadian yang menimpa seorang hamba, tetap juga semua itu adalah buah dari perbuatan yang dilakukannya. Hanya orang-orang yang berpikirlah yang dapat memetik hikmah dari setiap kejadian dalam hidupnya. Mengambil hikmah dengan senantiasa mengevauasi diri dan memperbaiki diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik di hadapan Allah.
“Ya Allah perbaikilah agamaku sebagai penjaga urusanku, perbaikilah duniaku untukku karena ada kehidupanku di sana, perbaikilah akhiratku untukku karena di sanalah tempat kembaliku, Ya Allah jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan kebaikan bagiku, dan jadikanlah kematian adalah istirahatku dari segala keburukan…”
Aamiin ya Rabbal alamiin…
http://www.dakwatuna.com/
from One Day One Juz's Facebook Wall
Allah mengingatkanku lewat semut Menjelang tidur malam itu, aku membaca buku sa...
By news
Kominex 581/04/10/2014
Tanggal : 31 Oktober 2014
Perihal : Santunan Anak Yatim
Tujuan : ODOJers & Umum
#######################
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Sebagai bentuk rasa syukur atas milad ke-1, Komunitas One Day One Juz (ODOJ) mengadakan santunan anak yatim yang dilaksanakan bersama kegiatan Muhasabah Awal Tahun (MAT).
In Syaa Allah dilaksanakan pada,
Hari : Ahad
Tanggal : 23 November 2014
Pukul : 09.00 - 11.30 WIB
Tempat : Masjid Ukhuwah Islamiyah, Kampus UI Depok
Panitia memberikan kesempatan kepada ODOJers untuk :
1. Mendaftarkan dan membawa tetangga atau saudaranya yang Yatim (berusia maksimal 12 tahun) untuk mendapatkan santunan. Pendaftaran anak yatim paling lambat tanggal 16 November 2014.
Pendaftaran anak yatim dengan format :
Nama Anak Yatim_Usia_Alamat_Nama Pendaftar
Contoh :
Fulanah_15_Jln. SafaMarwah No.8_Ummu Nada
2. Menyalurkan sumbangan untuk santunan anak yatim. Berapapun yang kita sumbangkan ln Syaa Allah sangat bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan.
Penyaluran sumbangan dapat dilakukan melalui transfer dengan menambahkan angka 3 di belakangnya (Contoh : 200.003).
Bank Muamalat Indonesia
No. Rekening 1210077062
a/n Komunitas One Day One Juz
Konfirmasi transfer dengan format :
Nama_No. Grup ODOJ_Jumlah yang ditransfer
Contoh :
Ummu Nada_434_200.003
Pendaftaran dan konfirmasi transfer sumbangan kirim melalui WA/SMS ke
Ikhwan : 082111236760 (Angga)
Akhwat : 087873735101 (Tiffany)
Keterangan lebih lanjut silakan hubungi Ketua Pelaksana 087885568907 (Nur Hakim)
“Demi yang mengutusku dengan hak, Allah tidak akan menyiksa pada hari kiamat nanti, orang-orang yang menyayangi anak yatim, santun dan lemah lembut pembicaraan mereka dengan anak yatim itu serta menyayangi kelemahan dan keyatimannya” (HR. Thabrani dari Abu Hurairah)
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
-DPP Bidang Project-
#2766#
from One Day One Juz's Facebook Wall
Tanggal : 31 Oktober 2014
Perihal : Santunan Anak Yatim
Tujuan : ODOJers & Umum
#######################
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Sebagai bentuk rasa syukur atas milad ke-1, Komunitas One Day One Juz (ODOJ) mengadakan santunan anak yatim yang dilaksanakan bersama kegiatan Muhasabah Awal Tahun (MAT).
In Syaa Allah dilaksanakan pada,
Hari : Ahad
Tanggal : 23 November 2014
Pukul : 09.00 - 11.30 WIB
Tempat : Masjid Ukhuwah Islamiyah, Kampus UI Depok
Panitia memberikan kesempatan kepada ODOJers untuk :
1. Mendaftarkan dan membawa tetangga atau saudaranya yang Yatim (berusia maksimal 12 tahun) untuk mendapatkan santunan. Pendaftaran anak yatim paling lambat tanggal 16 November 2014.
Pendaftaran anak yatim dengan format :
Nama Anak Yatim_Usia_Alamat_Nama Pendaftar
Contoh :
Fulanah_15_Jln. SafaMarwah No.8_Ummu Nada
2. Menyalurkan sumbangan untuk santunan anak yatim. Berapapun yang kita sumbangkan ln Syaa Allah sangat bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan.
Penyaluran sumbangan dapat dilakukan melalui transfer dengan menambahkan angka 3 di belakangnya (Contoh : 200.003).
Bank Muamalat Indonesia
No. Rekening 1210077062
a/n Komunitas One Day One Juz
Konfirmasi transfer dengan format :
Nama_No. Grup ODOJ_Jumlah yang ditransfer
Contoh :
Ummu Nada_434_200.003
Pendaftaran dan konfirmasi transfer sumbangan kirim melalui WA/SMS ke
Ikhwan : 082111236760 (Angga)
Akhwat : 087873735101 (Tiffany)
Keterangan lebih lanjut silakan hubungi Ketua Pelaksana 087885568907 (Nur Hakim)
“Demi yang mengutusku dengan hak, Allah tidak akan menyiksa pada hari kiamat nanti, orang-orang yang menyayangi anak yatim, santun dan lemah lembut pembicaraan mereka dengan anak yatim itu serta menyayangi kelemahan dan keyatimannya” (HR. Thabrani dari Abu Hurairah)
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
-DPP Bidang Project-
#2766#
from One Day One Juz's Facebook Wall
Kominex 581/04/10/2014 Tanggal : 31 Oktober 2014 Perihal : Santunan Anak Y...
By news
beginiLah kelakuan zionis terhadap umat muslim palestine yang ingin memasuki masjidil aqsha.
mereka tetap mengafal walau hanya di luar masjd.
hasbunallah wanimawakil..
bagai mana dengan kita yang setiap hari masjd terbuka lebar.
allah'huakbar 3x
لن نقول اين العرب | لان اطفالنا لديهم رجوله اكبر من شيبانهم | اين انتم يا رجال فلسطين لتنقذوا حرائر الاقصى اين انتم | اجيبو
from One Day One Juz's Facebook Wall
mereka tetap mengafal walau hanya di luar masjd.
hasbunallah wanimawakil..
bagai mana dengan kita yang setiap hari masjd terbuka lebar.
allah'huakbar 3x
لن نقول اين العرب | لان اطفالنا لديهم رجوله اكبر من شيبانهم | اين انتم يا رجال فلسطين لتنقذوا حرائر الاقصى اين انتم | اجيبو
from One Day One Juz's Facebook Wall
beginiLah kelakuan zionis terhadap umat muslim palestine yang ingin memasuki mas...
By news
Ketika nabi bersama sahabatnya nabi telah bercerita pasal perjalanan dunia ini hingga proses kiamat, "zaman umatku terbahagi kepada 5 fasa kerangka masa";
Fasa1
Masa kenabian itu ada ditengah2 kalian (khilafah ala minhaj an nubuwwah), adanya atas kehendak Allah, kemudiaan dia mengangkatnya apabila dia menghendakki utk mengangkatnya. Fasa ini ketika fasa nabi masih hidup. Fasa sudah pun berlalu.
Fasa 2
Selanjutnya adalah masa khalifah yang mengikut jejak kenabian.adanya atas kehendak Allah, kemudian dia mengangkatnya apabila dia hendak mengangkatnya.Fasa ini Islam diperintah oleh 4 khulafa Rashidin. Fasa ini pun sudah berlalu..
Fasa 3)
Selanjutnya masa kerajaan yg mengigit (mulkhan adhan), adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila ia menghendakki utk mengangkatnya.Mengigit maksud hadis adalah mereka yg menyerah kuasa kepada keturunan mereka sahaja. Fasa adalah semasa pemerintahan Umayyah, Abasiyyah dan Uthmaniah yg berkuasa mengguna sistem monarki. Fasa ini juga sudah pun berlalu..
Fasa 4
Fasa itu masa kerajaan yg menyobong (mulkan jabbariyan), adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila ia menghendakki utk mengangkatnya.Fasa di perintah oleh pemerintah yg sombong dan bermaharajalela. Fasa ini berada dizaman sekarang.
Fasa 5
Selanjutnya adalah masa Khilafah yg mengikut jejak kenabian (khilafah ala minhaj an nubuwwah).Fasa ini yang kita tempuhi masa akan datang sehingga berlaku kiamat. Fasa 5 ini dunia akan diperintah kembali dengan cara Nabi mengikut syariat Islam.
Seteleh habis bercerita fasa 5 tiba2 nabi diam.Diam tersebut bermaksud sejarah manusia sudah tamat.Rasulullah pernah mengingatkan yg umatnya yg hidup fasa 4 ini akan datang satu fitnah. Fitnah ini adalah satu fitnah yg besar sekali dalam sejarah manusia..Itulah fitnah Al Masih Dajjal.
Dajjal tidak datang dalam fasa ke 5 kerana fasa ke 5 berada dalam kekuasaan org Islam yg beriman. Dajjal juga tidak datang selepas fasa ke 5 kerana kerana sejarah tamaddun manusia sudah tamat utk menuju akhirat.
Hanya dalam fasa 4 paluang ini digunakan oleh iblis utk mengumpul seramai manusia utk menjadi teman senerakanya. Fasa 4 inilah dimana kita BERADA SEKARANG.
Kita di zaman fasa 4 ini berpeluang utk menyaksikan turunnya Nabi Isa dan munculnya Imam Mahadi utk memimpin semula umat Islam akhir zaman yg akan memindahkan kita dari fasa 4 ini ke fasa 5 seterusnya mengakhiri sejarah ketamadunan manusia dan mengalahkan usaha iblis di peringkat terakhir zaman manusia. Walaupun kita mendapat pemimpin akhir zaman org kafir tetap ada akan melawan kebangkitan Islam. Allah memberi pemimpin mereka iaitu Dajjal. Kehebatan Dajjal bakal menggoyangkan iman org Islam pada masa itu.Pada zaman Nabi isa manusia akan kembali beriman dan Allah akan jadikan dunia ini berkat. Tidak ada kecurian hingga rumah yg ditinggalkan tidak akan dimasuki pencuri kerana manusia kembali beriman kpd Allah. Nabi Isa akan dianugerahkan teknologi yg canggih sekali dari apa yg ada hari i ni dan sangat pantas sbg janji Allah jika jika manusia taat kpd Allah ia akan keluarkan rezeki dari perut bumi dan langit.Tapi kehidupan ini hanya utk selama 40 thn saja. Dipenghujung dunia ini akan sampai masa pintu taubat ditutup dan segala ratapan tidak akn diambil kira lg oleh Allah.
Beruntung krn dpt bersama nabi Isa tapi mampukan kita melawan dajjal...Dugaan ini sungguh besar paling beasr dalam sejarah manusia dari nabi Adam.........
lanjutkan membaca
http://ift.tt/1E5lT41
from One Day One Juz's Facebook Wall
Fasa1
Masa kenabian itu ada ditengah2 kalian (khilafah ala minhaj an nubuwwah), adanya atas kehendak Allah, kemudiaan dia mengangkatnya apabila dia menghendakki utk mengangkatnya. Fasa ini ketika fasa nabi masih hidup. Fasa sudah pun berlalu.
Fasa 2
Selanjutnya adalah masa khalifah yang mengikut jejak kenabian.adanya atas kehendak Allah, kemudian dia mengangkatnya apabila dia hendak mengangkatnya.Fasa ini Islam diperintah oleh 4 khulafa Rashidin. Fasa ini pun sudah berlalu..
Fasa 3)
Selanjutnya masa kerajaan yg mengigit (mulkhan adhan), adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila ia menghendakki utk mengangkatnya.Mengigit maksud hadis adalah mereka yg menyerah kuasa kepada keturunan mereka sahaja. Fasa adalah semasa pemerintahan Umayyah, Abasiyyah dan Uthmaniah yg berkuasa mengguna sistem monarki. Fasa ini juga sudah pun berlalu..
Fasa 4
Fasa itu masa kerajaan yg menyobong (mulkan jabbariyan), adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila ia menghendakki utk mengangkatnya.Fasa di perintah oleh pemerintah yg sombong dan bermaharajalela. Fasa ini berada dizaman sekarang.
Fasa 5
Selanjutnya adalah masa Khilafah yg mengikut jejak kenabian (khilafah ala minhaj an nubuwwah).Fasa ini yang kita tempuhi masa akan datang sehingga berlaku kiamat. Fasa 5 ini dunia akan diperintah kembali dengan cara Nabi mengikut syariat Islam.
Seteleh habis bercerita fasa 5 tiba2 nabi diam.Diam tersebut bermaksud sejarah manusia sudah tamat.Rasulullah pernah mengingatkan yg umatnya yg hidup fasa 4 ini akan datang satu fitnah. Fitnah ini adalah satu fitnah yg besar sekali dalam sejarah manusia..Itulah fitnah Al Masih Dajjal.
Dajjal tidak datang dalam fasa ke 5 kerana fasa ke 5 berada dalam kekuasaan org Islam yg beriman. Dajjal juga tidak datang selepas fasa ke 5 kerana kerana sejarah tamaddun manusia sudah tamat utk menuju akhirat.
Hanya dalam fasa 4 paluang ini digunakan oleh iblis utk mengumpul seramai manusia utk menjadi teman senerakanya. Fasa 4 inilah dimana kita BERADA SEKARANG.
Kita di zaman fasa 4 ini berpeluang utk menyaksikan turunnya Nabi Isa dan munculnya Imam Mahadi utk memimpin semula umat Islam akhir zaman yg akan memindahkan kita dari fasa 4 ini ke fasa 5 seterusnya mengakhiri sejarah ketamadunan manusia dan mengalahkan usaha iblis di peringkat terakhir zaman manusia. Walaupun kita mendapat pemimpin akhir zaman org kafir tetap ada akan melawan kebangkitan Islam. Allah memberi pemimpin mereka iaitu Dajjal. Kehebatan Dajjal bakal menggoyangkan iman org Islam pada masa itu.Pada zaman Nabi isa manusia akan kembali beriman dan Allah akan jadikan dunia ini berkat. Tidak ada kecurian hingga rumah yg ditinggalkan tidak akan dimasuki pencuri kerana manusia kembali beriman kpd Allah. Nabi Isa akan dianugerahkan teknologi yg canggih sekali dari apa yg ada hari i ni dan sangat pantas sbg janji Allah jika jika manusia taat kpd Allah ia akan keluarkan rezeki dari perut bumi dan langit.Tapi kehidupan ini hanya utk selama 40 thn saja. Dipenghujung dunia ini akan sampai masa pintu taubat ditutup dan segala ratapan tidak akn diambil kira lg oleh Allah.
Beruntung krn dpt bersama nabi Isa tapi mampukan kita melawan dajjal...Dugaan ini sungguh besar paling beasr dalam sejarah manusia dari nabi Adam.........
lanjutkan membaca
http://ift.tt/1E5lT41
from One Day One Juz's Facebook Wall
Ketika nabi bersama sahabatnya nabi telah bercerita pasal perjalanan dunia ini h...
By news
Al-Aqsha Ditutup
****
Pagi tadi waktu Al-Quds, Komplek Masjid Al-Aqsha ditutup untuk jamaah shalat.
Saat alim ulama di Timur Tengah sibuk melindungi penguasa diktator dan rezim kudeta. Saat militer Arab sibuk membunuhi rakyatnya. Mari kita lakukan aksi dalam bentuk:
1. Aksi massal.
2. Medsos.
#ALAqshaMenangis #SaveAlaqsha
from One Day One Juz's Facebook Wall
****
Pagi tadi waktu Al-Quds, Komplek Masjid Al-Aqsha ditutup untuk jamaah shalat.
Saat alim ulama di Timur Tengah sibuk melindungi penguasa diktator dan rezim kudeta. Saat militer Arab sibuk membunuhi rakyatnya. Mari kita lakukan aksi dalam bentuk:
1. Aksi massal.
2. Medsos.
#ALAqshaMenangis #SaveAlaqsha
from One Day One Juz's Facebook Wall
Al-Aqsha Ditutup **** Pagi tadi waktu Al-Quds, Komplek Masjid Al-Aqsha ditutup...
By news
Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mu'min bertawakkal
~ Q. S. Ali Imran ayat 160 ~
from One Day One Juz's Facebook Wall
~ Q. S. Ali Imran ayat 160 ~
from One Day One Juz's Facebook Wall
Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jik...
By news
saat manusia diwajibkan memilih yang terbaik dari orang-orang buruk | mereka kehilangan idealisme dan mulai menoleransi keburukan
tokoh kafir, berakhlak buruk, ditoleransi atas nama "the greater good", "asal kerjanya bagus" | kita nggak lagi mikir tentang teladan
kita tidak lagi berpikir, "harus orang Muslim yang akhlaknya baik, dan kerjanya juga baik" | beginilah pragmatisme merenggut idealisme
bayangkan masa depan, generasi yang akan datang, bagaimana cara mereka berpikir? | seandainya kita mulai menoleransi akhlak dan laku buruk?
"gak papa tatoan, asal bisa kerja", "gak papa kafir yang penting amanah", "nggak papa riba, asal manfaat" | ini pemikiran sesat menyesatkan
sama sesatnya dengan yang mikir, "daripada kerudungan tapi judes?" "daripada Muslim tapi korup?" | kita tidak bisa berpikir ideal dan syar'i
dengan begini, kita sudah nggak lagi menilai dengan penilaian Allah dan Rasul | kita sudah nggak lagi peduli pada Al-Qur'an dan As-Sunnah
"mending mana? kerudungan judes atau buka aurat tapi baik" | kalimat begini, bila terucap, nggak akan bawa pada ketaatan, naudzubillah
"nggak papa tatoan, ngerokok, yang penting bisa kerja!" | bagaimana bila esok, anak-anak kita yang berkata demikian? naudzubillah
ini tentang contoh, teladan, figur, imitative learning tanpa sadar oleh generasi muda | yang esok membawa mereka makin jauh dari Islam
saat dunia selalu jadi ukuran, maka tidak pernah akhirat didapat | namun banyak yang mengukur dirinya dengan akhirat, dunia mengikuti
karenanya kita perlu mendidik diri kita agar tetap idealis dan syar'i | serta mencontohkan diri, bisa berkarya juga berakhlak mulia
begitulah Rasulullah diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia | dan manusia yang terbaik, adalah yang paling baik akhlaknya
ust felix
from One Day One Juz's Facebook Wall
tokoh kafir, berakhlak buruk, ditoleransi atas nama "the greater good", "asal kerjanya bagus" | kita nggak lagi mikir tentang teladan
kita tidak lagi berpikir, "harus orang Muslim yang akhlaknya baik, dan kerjanya juga baik" | beginilah pragmatisme merenggut idealisme
bayangkan masa depan, generasi yang akan datang, bagaimana cara mereka berpikir? | seandainya kita mulai menoleransi akhlak dan laku buruk?
"gak papa tatoan, asal bisa kerja", "gak papa kafir yang penting amanah", "nggak papa riba, asal manfaat" | ini pemikiran sesat menyesatkan
sama sesatnya dengan yang mikir, "daripada kerudungan tapi judes?" "daripada Muslim tapi korup?" | kita tidak bisa berpikir ideal dan syar'i
dengan begini, kita sudah nggak lagi menilai dengan penilaian Allah dan Rasul | kita sudah nggak lagi peduli pada Al-Qur'an dan As-Sunnah
"mending mana? kerudungan judes atau buka aurat tapi baik" | kalimat begini, bila terucap, nggak akan bawa pada ketaatan, naudzubillah
"nggak papa tatoan, ngerokok, yang penting bisa kerja!" | bagaimana bila esok, anak-anak kita yang berkata demikian? naudzubillah
ini tentang contoh, teladan, figur, imitative learning tanpa sadar oleh generasi muda | yang esok membawa mereka makin jauh dari Islam
saat dunia selalu jadi ukuran, maka tidak pernah akhirat didapat | namun banyak yang mengukur dirinya dengan akhirat, dunia mengikuti
karenanya kita perlu mendidik diri kita agar tetap idealis dan syar'i | serta mencontohkan diri, bisa berkarya juga berakhlak mulia
begitulah Rasulullah diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia | dan manusia yang terbaik, adalah yang paling baik akhlaknya
ust felix
from One Day One Juz's Facebook Wall
saat manusia diwajibkan memilih yang terbaik dari orang-orang buruk | mereka keh...
By news
Kominex 529/04/09/2014
Tanggal : 29 September 2014
Perihal : Silaturrahim Akbar
Tujuan : ODOJers & Umum Provinsi Riau
#########################
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Salam ukhuwah untuk sahabat ODOJ di Provinsi Riau, semoga rahmat Allah selalu menaungi kita.
Dalam rangka mempererat tali silaturrahim, kami pengurus ODOJ Korea Riau mengundang antum/antunna dalam acara Silaturrahim Akbar (Silatbar) dengan tema "Merajut Ukhuwah, Menebar Cinta Tilawah".
In Syaa Allah dilaksanakan pada,
Hari : Ahad
Tanggal : 2 November 2014
Pukul : 07.00 WIB - selesai
Tempat : Masjid Agung An Nur Pekanbaru
Pembicara :
1. Ust. Salim A. Fillah
2. Ust. Mustafa Umar
3. Ust. Abdul Somad
Dihadiri oleh :
1. Ust. Ricky Adrinaldi (Ketum DPP ODOJ)
2. Ust. Ayat Cahyadi (Wakil Wali Kota Pekanbaru)
3. Syekh Rasyid (Finalis Hafiz Indonesia)
Pendaftaran ketik :
Nama_Silatbar_No. Grup ODOJ_Alamat
Catatan :
Untuk umum/non ODOJers, No. Grup ODOJ di isi dg 0 (nol)
Kirim melalui SMS/WA ke
Ikhwan : 081277953519 (Abu)
Akhwat : 085274800657 (Yeyen)
Batas pendaftaran Silatbar tanggal 30 Oktober 2014. Siapkan infak terbaik antum/antunna.
Ada doorprize menarik & konsultasi ODOJ. Jangan lewatkan!
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
-Korea Riau-
@[null:#d6da]#
http://ift.tt/1tLnvhd
from One Day One Juz's Facebook Wall
Tanggal : 29 September 2014
Perihal : Silaturrahim Akbar
Tujuan : ODOJers & Umum Provinsi Riau
#########################
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Salam ukhuwah untuk sahabat ODOJ di Provinsi Riau, semoga rahmat Allah selalu menaungi kita.
Dalam rangka mempererat tali silaturrahim, kami pengurus ODOJ Korea Riau mengundang antum/antunna dalam acara Silaturrahim Akbar (Silatbar) dengan tema "Merajut Ukhuwah, Menebar Cinta Tilawah".
In Syaa Allah dilaksanakan pada,
Hari : Ahad
Tanggal : 2 November 2014
Pukul : 07.00 WIB - selesai
Tempat : Masjid Agung An Nur Pekanbaru
Pembicara :
1. Ust. Salim A. Fillah
2. Ust. Mustafa Umar
3. Ust. Abdul Somad
Dihadiri oleh :
1. Ust. Ricky Adrinaldi (Ketum DPP ODOJ)
2. Ust. Ayat Cahyadi (Wakil Wali Kota Pekanbaru)
3. Syekh Rasyid (Finalis Hafiz Indonesia)
Pendaftaran ketik :
Nama_Silatbar_No. Grup ODOJ_Alamat
Catatan :
Untuk umum/non ODOJers, No. Grup ODOJ di isi dg 0 (nol)
Kirim melalui SMS/WA ke
Ikhwan : 081277953519 (Abu)
Akhwat : 085274800657 (Yeyen)
Batas pendaftaran Silatbar tanggal 30 Oktober 2014. Siapkan infak terbaik antum/antunna.
Ada doorprize menarik & konsultasi ODOJ. Jangan lewatkan!
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
-Korea Riau-
@[null:#d6da]#
http://ift.tt/1tLnvhd
from One Day One Juz's Facebook Wall
Kominex 529/04/09/2014 Tanggal : 29 September 2014 Perihal : Silaturrahim Akbar...
By news
"Asysyifâ” Obat Penyembuh
“Dan kami menurunkan Al Qur’an sebagai penawar (obat) dan Rahmat untuk orang-orang mu’min.” (QS. Al Isra, 17: 82)
أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
"Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah (zikrullah) hati menjadi tenang".Q-S Ar-Ra'd ayat 28.
from One Day One Juz's Facebook Wall
“Dan kami menurunkan Al Qur’an sebagai penawar (obat) dan Rahmat untuk orang-orang mu’min.” (QS. Al Isra, 17: 82)
أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
"Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah (zikrullah) hati menjadi tenang".Q-S Ar-Ra'd ayat 28.
from One Day One Juz's Facebook Wall
"Asysyifâ” Obat Penyembuh “Dan kami menurunkan Al Qur’an sebagai penawar (obat)...
By news
Saudaraku,
Rasulullah mensifati keimanan di sini sebagai sesuatu yang manis. Manisnya makanan dapat terasa di lidah jika kondisi badan sedang sehat, bilamana badan tak sehat rasa manis itu pun hilang. Begitu juga halnya iman, manisnya tidak akan dirasa jika iman bermasalah…
Saudaraku,
Manisnya iman terlihat di dalam keluasan dan kelapangan dada, baik di dalam senang maupun susah. Ia akan tampak dalam bentuk kekuatan menanggung beban dan menghadapi kesulitan. Seseorang yang mendapatkan manisnya iman akan selalu merasakan kedekatan dengan Allah, selalu yakin akan janji-Nya, ridha akan ketentuan-Nya, dan berpasrah diri di hadapan-Nya. Orang itu akan memiliki manhaj hidup yang jelas berdasarkan keimanan, dia akan menghalalkan yang halal, mengharamkan yang haram, walau bertentangan dengan keinginannya dan kehendaknya. Ia juga akan menjaga dan mempererat hubungannya dengan Allah, manusia, dan semua yang berada di alam ini.
Manisnya iman akan melahirkan keridhaan akan segala ketentuan Allah. Betapa tidak, iman yang menghunjam di dalam dada memberikannya keyakinan bahwa segala sesuatu terjadi atas ketentuan-Nya, dan ketentuan-Nya itulah yang terbaik. Bukankah segala sesuatu dalam diri adalah milik Allah dan kita hanya dititipi? Maka ketika Allah mengambilnya yang lahir adalah rasa sabar, dan jika Allah menambahkannya yang timbul adalah kesyukuran.
Rasulullah saw bersabda:
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ.
Sungguh menakjubkan perkara orang mukmin itu, segala perkara baik baginya dan itu tidak terjadi kepada selain orang mukmin. Jika ia diberi kesenangan ia bersyukur, dan itu adalah terbaik baginya. Dan jika ia ditimpa kesulitan ia bersabardan itu adalah terbaik baginya. (HR. Muslim)
from One Day One Juz's Facebook Wall
Rasulullah mensifati keimanan di sini sebagai sesuatu yang manis. Manisnya makanan dapat terasa di lidah jika kondisi badan sedang sehat, bilamana badan tak sehat rasa manis itu pun hilang. Begitu juga halnya iman, manisnya tidak akan dirasa jika iman bermasalah…
Saudaraku,
Manisnya iman terlihat di dalam keluasan dan kelapangan dada, baik di dalam senang maupun susah. Ia akan tampak dalam bentuk kekuatan menanggung beban dan menghadapi kesulitan. Seseorang yang mendapatkan manisnya iman akan selalu merasakan kedekatan dengan Allah, selalu yakin akan janji-Nya, ridha akan ketentuan-Nya, dan berpasrah diri di hadapan-Nya. Orang itu akan memiliki manhaj hidup yang jelas berdasarkan keimanan, dia akan menghalalkan yang halal, mengharamkan yang haram, walau bertentangan dengan keinginannya dan kehendaknya. Ia juga akan menjaga dan mempererat hubungannya dengan Allah, manusia, dan semua yang berada di alam ini.
Manisnya iman akan melahirkan keridhaan akan segala ketentuan Allah. Betapa tidak, iman yang menghunjam di dalam dada memberikannya keyakinan bahwa segala sesuatu terjadi atas ketentuan-Nya, dan ketentuan-Nya itulah yang terbaik. Bukankah segala sesuatu dalam diri adalah milik Allah dan kita hanya dititipi? Maka ketika Allah mengambilnya yang lahir adalah rasa sabar, dan jika Allah menambahkannya yang timbul adalah kesyukuran.
Rasulullah saw bersabda:
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ.
Sungguh menakjubkan perkara orang mukmin itu, segala perkara baik baginya dan itu tidak terjadi kepada selain orang mukmin. Jika ia diberi kesenangan ia bersyukur, dan itu adalah terbaik baginya. Dan jika ia ditimpa kesulitan ia bersabardan itu adalah terbaik baginya. (HR. Muslim)
from One Day One Juz's Facebook Wall
Saudaraku, Rasulullah mensifati keimanan di sini sebagai sesuatu yang manis. Man...
By news
Kapankah hati itu menjadi mati?
Hati mati ketika terlalu banyak ditimpa masalah dan kemurungan tanpa dicarikan solusi atau jalan keluarnya.
Hati mati ketika kehilangan kepercayaan kepada orang-orang sekitar.
Hati mati ketika lupa kepada Allah.
Hati mati ketika putus asa dari rahmat Allah.
Hati mati ketika merasa orang lain benci kepadamu.
Hati mati ketika memperolok-olokkan kemampuan dan pendapat orang lain.
Hati mati ketika kelalaian menjalankan ibadah sudah menjadi kebiasaan.
Hati mati ketika tidak mau sportif kepada diri sendiri mengakui kesalahan.
Hati mati ketika tidak menemukan lagi teman setia yang dapat dipercaya.
Hati mati ketika kamu meyakini bahwa tidak ada lagi posisi bagimu di dunia ini.
Hati mati ketika kamu tidak mau lagi untuk membaca dan mentadabburi al Qur'an.
Hati mati ketika kamu tidak mau mengadukan kepada Allah tentang kelemahan dirimu dan minimnya kemampuan, serta kerendahanmu di hadapan manusia.
Hati mati ketika kamu membalas kejahatan dengan kejahatan atau membalas kebaikan dengan kejahatan.
اللهم يا مقلب القلوب والأبصار ثبت قلوبنا على دينك
"Ya Allah, yang Maha Membolak Balikkan hati dan pandangan, kokohkanlah hati kami di atas agamamu". aminn ya rab
___
*by Zulfi Akmal
from One Day One Juz's Facebook Wall
Hati mati ketika terlalu banyak ditimpa masalah dan kemurungan tanpa dicarikan solusi atau jalan keluarnya.
Hati mati ketika kehilangan kepercayaan kepada orang-orang sekitar.
Hati mati ketika lupa kepada Allah.
Hati mati ketika putus asa dari rahmat Allah.
Hati mati ketika merasa orang lain benci kepadamu.
Hati mati ketika memperolok-olokkan kemampuan dan pendapat orang lain.
Hati mati ketika kelalaian menjalankan ibadah sudah menjadi kebiasaan.
Hati mati ketika tidak mau sportif kepada diri sendiri mengakui kesalahan.
Hati mati ketika tidak menemukan lagi teman setia yang dapat dipercaya.
Hati mati ketika kamu meyakini bahwa tidak ada lagi posisi bagimu di dunia ini.
Hati mati ketika kamu tidak mau lagi untuk membaca dan mentadabburi al Qur'an.
Hati mati ketika kamu tidak mau mengadukan kepada Allah tentang kelemahan dirimu dan minimnya kemampuan, serta kerendahanmu di hadapan manusia.
Hati mati ketika kamu membalas kejahatan dengan kejahatan atau membalas kebaikan dengan kejahatan.
اللهم يا مقلب القلوب والأبصار ثبت قلوبنا على دينك
"Ya Allah, yang Maha Membolak Balikkan hati dan pandangan, kokohkanlah hati kami di atas agamamu". aminn ya rab
___
*by Zulfi Akmal
from One Day One Juz's Facebook Wall
Kapankah hati itu menjadi mati? Hati mati ketika terlalu banyak ditimpa masala...
By news
SIAPAKAH teman-teman kita? Apakah mereka mendatangkan ketentraman, kebahagiaan, dan semakin mendekatkan kita kepada Allah? Atau justru sebaliknya, mereka menjadi sumber kegelisahan, kesedihan, kelalaian dan menjauhkan kita dari Allah Subhanahu Wata’ala dan akhirat?
Mari sejenak merenungkan diri kita sendiri, juga orang-orang di sekitar kita, selagi Allah masih memberi kesempatan. Sebab, hidup ini hanya sekali. Tidak ada peluang kedua.
Sebagai Muslim, kita telah diajari bagaimana menilai teman-teman kita. Tersedia sebuah kriteria sederhana dan praktis.
Suatu ketika, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bertanya kepada para Sahabat, “Maukah kalian kuberitahu siapa orang-orang terbaik di antara kalian?” Mereka menjawab, “Mau, ya Rasulullah.” Beliau melanjutkan, “Yaitu, orang-orang yang jika mereka terlihat (oleh kalian), maka mengingatkan kepada Allah.” Beliau kemudian bersabda lagi, “Maukah kalian kuberitahu siapa orang-orang terburuk di antara kalian? Yaitu, orang yang kesana-kemari menebar fitnah, yang suka merusak kesetiaan di antara orang-orang yang saling mencintai, dan yang mengusahakan timbulnya kerusakan serta dosa di tengah-tengah orang-orang yang bersih (kehidupannya).” (Hadits riwayat Ahmad, sanad-nya hasan li ghairihi).
Jadi, menurut beliau, ciri khas orang yang baik adalah jika kita melihat mereka maka kita akan teringat kepada Allah.
Berapa banyak orang seperti ini di sekitar kita; yang kepribadian serta tindakannya menyejukkan hati dan meningkatkan keimanan, menambah rasa syukur dan menenangkan jiwa? Berapa banyak orang yang membuat kita segan bermaksiat di dekatnya, membuat kita lebih berhati-hati, dan menyemangati ibadah? Atau, justru sebaliknya, justru lebih banyak orang yang semakin menjauhkan kita dari Allah, menambah kegilaan kepada dunia, merongrong jiwa dan mengotori hati, mengobarkan syahwat dan mengerdilkan taqwa? Dan, jika kriteria ini diterapkan kepada diri kita sendiri, sebenarnya termasuk kelompok manakah kita?
Maka, sangat baik bagi kita untuk selalu mawas diri. Sebab, hati manusia sebenarnya sangat lemah dan mudah berubah. Oleh karenanya, hati disebut al-qalbu dalam bahasa Arab, artinya berbolak-balik. Dan, itulah gambaran dari hati manusia yang sesungguhnya.
Cobalah hal paling sederhana. Bukalah surat kabar hari ini, dan bacalah. Mungkin, awalnya Anda geregetan oleh tingkah para koruptor; setelah itu iba menyaksikan para korban bencana alam; selanjutnya terkagum-kagum oleh berita sains-teknologi; lalu dibuat heran oleh isu-isu dunia selebritis; dan kemudian disuguhi ulasan-ulasan olahraga yang beraneka ragam. Dalam sekali duduk, sudah berapa kali hati kita berubah? Bagaimana jika sehari?
Oleh karenanya, kita perlu memperhatikan baik-baik pengaruh macam apa yang akan memasuki hati kita. Ahmad bin Harb berkata, “Tidak ada yang bermanfaat bagi hati seorang hamba selain bergaul dengan orang-orang shalih dan menyaksikan amal mereka. Sebaliknya, tidak ada yang berbahaya bagi hati seorang hamba selain bergaul dengan orang-orang fasiq (ahli maksiat) dan melihat amal mereka.”
Itu bermakna pula, bahwa kita bisa memutuskan sejak masih di dunia ini siapa saja yang kelak menjadi teman-teman kita di akhirat. Dengan izin Allah, kita pasti akan bersama-sama dengan mereka disana. Sebagai misal, jika di dunia ini kita selalu bersama orang-orang yang tidak memperdulikan shalat, hidup penuh kesia-siaan, dan tidak mengenal halal-haram, sementara kita sendiri tidak melakukan amar ma’ruf nahi munkar dan justru larut, maka apakah yang bisa diharapkan pada Hari Perhitungan kelak? Jelasnya, pengaruh teman memang tidak bisa diabaikan.
Ibnu Abi Dunia meriwayatkan dalam kitab al-Ikhwan, bahwa Washil maula Abu ‘Uyainah berkata: aku pernah bersama Muhammad bin Wasi’ di Marw. Lalu, ‘Atha’ bin Abu Muslim al-Khurasani mendatangi beliau bersama anaknya, ‘Utsman. ‘Atha’ kemudian berkata kepada Muhammad, “Amal apakah yang paling utama di dunia ini?” Beliau menjawab, “Menemani teman dan bercakap-cakap dengan saudara, apabila mereka saling bersahabat di atas kebajikan dan takwa.” Beliau melanjutkan, “Pada saat itu, Allah akan menghadirkan kemanisan di antara mereka, sehingga mereka terhubung dan saling menyambungkan hubungan. Tidak ada kebaikan dalam menemani teman dan bercakap-cakap dengan saudara jika mereka adalah budak dari perutnya masing-masing, sebab jika mereka seperti ini maka satu sama lain akan saling menghalangi dari akhirat.”
Dengan kata lain, segenap persahabatan, pernikahan, organisasi, parpol, juga kehidupan berbangsa dan bernegara, hanya akan melahirkan kebahagiaan jika masing-masing orang di dalamnya diikat oleh nilai-nilai kebajikan dan ketakwaan.
Sebaliknya, jika mereka hanya terikat oleh “kepentingan perutnya”, maka hasilnya pasti runyam. Setiap orang akan dengan mudah saling mengintai dan menjegal demi keuntungan pribadinya. Jangankan saling menolong, saling perduli pun tidak. Yang ada hanyalah jiwa-jiwa oportunis. Tentu saja, semua orang akan merasa terancam dan tidak tenang, sehingga kebahagiaan hakiki sukar didapatkan.
Oleh karenanya, Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk mengedepankan kriteria “ketaatan beragama” dalam memilih pasangan (suami/istri). Logika di baliknya cukup jelas, sebab ketaatan beragama merupakan benih tanaman kebajikan, ketakwaan, dan akhlak mulia; yang seterusnya akan membuahkan kebahagiaan. Jika sebuah pernikahan tidak memperdulikan aspek ini, maka ia hanya merupakan “kontrak” yang menjemukan dan memenjara. Tidak lama lagi keduanya akan bosan, dan justru sangat bersyukur jika bisa bercerai secepat mungkin. Subhanallah!
Maka, perhatikanlah siapa orang-orang di sekitar kita. Sebab, kebahagiaan kita – baik di dunia maupun akhirat – turut ditentukan oleh mereka. Wallahu a’lam.*/Alimin Mukhtar
semoga bermanfaat
http://tarbiahmoeslim.wordpress.com/2014/05/31/sekali-lagi-perhatikanlah-siapa-teman-di-sekelilingmu/
from One Day One Juz's Facebook Wall
Mari sejenak merenungkan diri kita sendiri, juga orang-orang di sekitar kita, selagi Allah masih memberi kesempatan. Sebab, hidup ini hanya sekali. Tidak ada peluang kedua.
Sebagai Muslim, kita telah diajari bagaimana menilai teman-teman kita. Tersedia sebuah kriteria sederhana dan praktis.
Suatu ketika, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bertanya kepada para Sahabat, “Maukah kalian kuberitahu siapa orang-orang terbaik di antara kalian?” Mereka menjawab, “Mau, ya Rasulullah.” Beliau melanjutkan, “Yaitu, orang-orang yang jika mereka terlihat (oleh kalian), maka mengingatkan kepada Allah.” Beliau kemudian bersabda lagi, “Maukah kalian kuberitahu siapa orang-orang terburuk di antara kalian? Yaitu, orang yang kesana-kemari menebar fitnah, yang suka merusak kesetiaan di antara orang-orang yang saling mencintai, dan yang mengusahakan timbulnya kerusakan serta dosa di tengah-tengah orang-orang yang bersih (kehidupannya).” (Hadits riwayat Ahmad, sanad-nya hasan li ghairihi).
Jadi, menurut beliau, ciri khas orang yang baik adalah jika kita melihat mereka maka kita akan teringat kepada Allah.
Berapa banyak orang seperti ini di sekitar kita; yang kepribadian serta tindakannya menyejukkan hati dan meningkatkan keimanan, menambah rasa syukur dan menenangkan jiwa? Berapa banyak orang yang membuat kita segan bermaksiat di dekatnya, membuat kita lebih berhati-hati, dan menyemangati ibadah? Atau, justru sebaliknya, justru lebih banyak orang yang semakin menjauhkan kita dari Allah, menambah kegilaan kepada dunia, merongrong jiwa dan mengotori hati, mengobarkan syahwat dan mengerdilkan taqwa? Dan, jika kriteria ini diterapkan kepada diri kita sendiri, sebenarnya termasuk kelompok manakah kita?
Maka, sangat baik bagi kita untuk selalu mawas diri. Sebab, hati manusia sebenarnya sangat lemah dan mudah berubah. Oleh karenanya, hati disebut al-qalbu dalam bahasa Arab, artinya berbolak-balik. Dan, itulah gambaran dari hati manusia yang sesungguhnya.
Cobalah hal paling sederhana. Bukalah surat kabar hari ini, dan bacalah. Mungkin, awalnya Anda geregetan oleh tingkah para koruptor; setelah itu iba menyaksikan para korban bencana alam; selanjutnya terkagum-kagum oleh berita sains-teknologi; lalu dibuat heran oleh isu-isu dunia selebritis; dan kemudian disuguhi ulasan-ulasan olahraga yang beraneka ragam. Dalam sekali duduk, sudah berapa kali hati kita berubah? Bagaimana jika sehari?
Oleh karenanya, kita perlu memperhatikan baik-baik pengaruh macam apa yang akan memasuki hati kita. Ahmad bin Harb berkata, “Tidak ada yang bermanfaat bagi hati seorang hamba selain bergaul dengan orang-orang shalih dan menyaksikan amal mereka. Sebaliknya, tidak ada yang berbahaya bagi hati seorang hamba selain bergaul dengan orang-orang fasiq (ahli maksiat) dan melihat amal mereka.”
Itu bermakna pula, bahwa kita bisa memutuskan sejak masih di dunia ini siapa saja yang kelak menjadi teman-teman kita di akhirat. Dengan izin Allah, kita pasti akan bersama-sama dengan mereka disana. Sebagai misal, jika di dunia ini kita selalu bersama orang-orang yang tidak memperdulikan shalat, hidup penuh kesia-siaan, dan tidak mengenal halal-haram, sementara kita sendiri tidak melakukan amar ma’ruf nahi munkar dan justru larut, maka apakah yang bisa diharapkan pada Hari Perhitungan kelak? Jelasnya, pengaruh teman memang tidak bisa diabaikan.
Ibnu Abi Dunia meriwayatkan dalam kitab al-Ikhwan, bahwa Washil maula Abu ‘Uyainah berkata: aku pernah bersama Muhammad bin Wasi’ di Marw. Lalu, ‘Atha’ bin Abu Muslim al-Khurasani mendatangi beliau bersama anaknya, ‘Utsman. ‘Atha’ kemudian berkata kepada Muhammad, “Amal apakah yang paling utama di dunia ini?” Beliau menjawab, “Menemani teman dan bercakap-cakap dengan saudara, apabila mereka saling bersahabat di atas kebajikan dan takwa.” Beliau melanjutkan, “Pada saat itu, Allah akan menghadirkan kemanisan di antara mereka, sehingga mereka terhubung dan saling menyambungkan hubungan. Tidak ada kebaikan dalam menemani teman dan bercakap-cakap dengan saudara jika mereka adalah budak dari perutnya masing-masing, sebab jika mereka seperti ini maka satu sama lain akan saling menghalangi dari akhirat.”
Dengan kata lain, segenap persahabatan, pernikahan, organisasi, parpol, juga kehidupan berbangsa dan bernegara, hanya akan melahirkan kebahagiaan jika masing-masing orang di dalamnya diikat oleh nilai-nilai kebajikan dan ketakwaan.
Sebaliknya, jika mereka hanya terikat oleh “kepentingan perutnya”, maka hasilnya pasti runyam. Setiap orang akan dengan mudah saling mengintai dan menjegal demi keuntungan pribadinya. Jangankan saling menolong, saling perduli pun tidak. Yang ada hanyalah jiwa-jiwa oportunis. Tentu saja, semua orang akan merasa terancam dan tidak tenang, sehingga kebahagiaan hakiki sukar didapatkan.
Oleh karenanya, Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk mengedepankan kriteria “ketaatan beragama” dalam memilih pasangan (suami/istri). Logika di baliknya cukup jelas, sebab ketaatan beragama merupakan benih tanaman kebajikan, ketakwaan, dan akhlak mulia; yang seterusnya akan membuahkan kebahagiaan. Jika sebuah pernikahan tidak memperdulikan aspek ini, maka ia hanya merupakan “kontrak” yang menjemukan dan memenjara. Tidak lama lagi keduanya akan bosan, dan justru sangat bersyukur jika bisa bercerai secepat mungkin. Subhanallah!
Maka, perhatikanlah siapa orang-orang di sekitar kita. Sebab, kebahagiaan kita – baik di dunia maupun akhirat – turut ditentukan oleh mereka. Wallahu a’lam.*/Alimin Mukhtar
semoga bermanfaat
http://tarbiahmoeslim.wordpress.com/2014/05/31/sekali-lagi-perhatikanlah-siapa-teman-di-sekelilingmu/
from One Day One Juz's Facebook Wall
SIAPAKAH teman-teman kita? Apakah mereka mendatangkan ketentraman, kebahagiaan,...
By news
Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan?
cekalah bagi orang2 yang meninggalkan sholat.
Maka datanglah sesudah mereka pengganti (yang jahat) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsu, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.” (QS, Maryam: 59)
Namanya tercatat di pintu neraka. Sabda Rasulullah SAW: “Barang siapa yang meninggalkan shalat secara sengaja, maka Allah SWT akan menulis namanya di pintu neraka dalam daftar orang-orang yang akan memasukinya”. (HR, Abu Na’im).
semoga kita bisa beriIstiqammah dalam menjalankan sholat 5 waktu. dan tepat waktu.
amin ya rab
from One Day One Juz's Facebook Wall
cekalah bagi orang2 yang meninggalkan sholat.
Maka datanglah sesudah mereka pengganti (yang jahat) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsu, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.” (QS, Maryam: 59)
Namanya tercatat di pintu neraka. Sabda Rasulullah SAW: “Barang siapa yang meninggalkan shalat secara sengaja, maka Allah SWT akan menulis namanya di pintu neraka dalam daftar orang-orang yang akan memasukinya”. (HR, Abu Na’im).
semoga kita bisa beriIstiqammah dalam menjalankan sholat 5 waktu. dan tepat waktu.
amin ya rab
from One Day One Juz's Facebook Wall
Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan? cekalah bagi orang2 yang mening...
By news
ingat tanggal muda ( 2,5% gaji kita ada haq2 anak yatim )
horee….. udah tanggal muda lagi, hari yang ditunggu tunggu telah datang. Semua orang pasti ingat, kapan kita akan terima gaji, saat kapan kita akan menerima rizki dan kapan kita akan dilebihkan riskinya oleh Allah.
Sebagai pegawai atau karyawan, jika telah mendekati tanggal muda atau waktu gajian pasti akan merencanakan apa yang akan dilakukan bulan depan atau merencanakan sesuatu untuk membelanjakan uang gajian tersebut. Terlihat wajah teman teman dikantor yang sebelumnya cemberut menjadi tersenyum, yang biasanya kalo pas ditanyain jawabannya selalu ketus kini seolah olah berubah menjadi mesra. Bagi yang banyak utangnya bisa tenang karena mendapatkan rizki yang akan digunakan untuk membayar utang utangnya. Sebagian lagi memulai menuju tempat tempat shopping favorit mereka atau menyinggahi tempat tempat nongkrong.
Dengan datangnya tanggal muda atau waktu gajian membawa berkah juga bagi para pedagang, utang utang para pembeli mulai terlunasi, langganan langganan yang selama akhir bulan menahan nafas, kini mulai bisa belanja lagi. Warung warung makan terlihat mulai rame dari hari hari biasa. Inilah riski yang pada saat saat tertentu dilebihkan oleh Allah swt.
Para pedagangpun mulai berpikiran seperti para pegawai, mereka ingin membelanjakan keuntungan berdagangnya untuk mencukupi keperluan rumah tangga, untuk anak anaknya dan kebutuhan dagangannya. mereka juga Memiliki segala rencana untuk membelanjakan apa, kapan dan bagaimana.
lalu bagai mana dengan mereka yang tidak memiliki pekerjaan, para anak yatim piatu, para fakir miskin?….
Rasulullah SAW :
Diriwayatkan dari Imam Al-Bukhari bahwa Rasulullah SAW bersabda : "Aku Dan Orang yang memelihara anak yatim berada di surga seperti ini (dengan mengisyaratkan jari tengah dan telunjuk)"
Rasulullah Saw. bersabda, "Demi Allah yang mengutusku dengan kebenaran, di hari kiamat Allah Swt. tidak akan mengazab orang yang mengasihi anak yatim, dan bersikap ramah kepadanya, serta bertutur kata yang manis. Dia benar-benar menyayangi anak yatim dan memaklumi kelemahannya, dan tidak menyombongkan diri pada tetangganya atas kekayaan yang diberikan Allah kepadanya."
(H.R. Thabrani)
masuk surga dengan mudah.
Rasulullah Saw. bersabda, "Barang siapa yang memelihara anak yatim di tengah kaum muslimin untuk memberi makan dan minum, maka pasti Allah memasukkannya ke dalam surga, kecuali jika ia telah berbuat dosa yang tidak dapat diampuni." (H.R. Tirmidzi).
al baqarah, 195
Belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik
Semua rezki yang kita terima telah diatur oleh Allah, melalui jalan mana rezki itu akan kita terima, bagai mana dan kapan itu menjadi rahasia Allah. dan Allah melalui Al Quran telah mengatur bagaimana kita membelanjakan harta kita, rizki kita, untuk apa dan siapa.
at taubah, 103
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan [1] dan mensucikan [2] mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
[1]. Maksudnya: zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan kepada harta benda
[2]. Maksudnya: zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan memperkembangkan harta benda mereka.
Adakah diantara kita telah merencanakan, jika kita menerima rizki kita akan membayarkan zakat yang hanya 2,5 %… ? insyaallah tidak lebih dari uang rokok satu bulan, atau berencana jika kita menerima rizki kita akan infakkan sebagian harta kita untuk para fakir miskin atau anak yatim piatu.
coba kita dihitung, gaji kita misalnya 1 juta, kita hanya cukup membayar zakat kita hanya dengan 25rb, jika saja kita dikasih rizki misalnya dengan 3juta, kita cukup menyisihkan 75rb untuk zakat penghasilan kita atau minimal kita infakkan semampu kita. Jika kita mampunyai 1000 ya cukup seribu, kalo kita mampunya 50rb ya kita keluarkan 50rb. Tidak banyak, coba bandingkan jika kita pergi ke MC Donal atau tempat makan lainnya dengan keluarga atau teman, minimal kita belanjakan 50-100rb rupiah. belum lagi mereka yang berduit bisa bisa biaya untuk sekali makan 600rb udah biasa dan itu bisa terjadi tidak hanya sekali dalam satu bulan.
Memang untuk urusan perut kita selalu menomer satukan tetapi untuk urusan dijalan Allah kita selalu mensiasatinya (alias dikerjain sama setan)…subhanallah.
yuk bantu share teman. agar kita sama-sama menyadari bahwa uang yang kita miliki ada haq2 mereka.
http://ift.tt/12NxmI1
from One Day One Juz's Facebook Wall
horee….. udah tanggal muda lagi, hari yang ditunggu tunggu telah datang. Semua orang pasti ingat, kapan kita akan terima gaji, saat kapan kita akan menerima rizki dan kapan kita akan dilebihkan riskinya oleh Allah.
Sebagai pegawai atau karyawan, jika telah mendekati tanggal muda atau waktu gajian pasti akan merencanakan apa yang akan dilakukan bulan depan atau merencanakan sesuatu untuk membelanjakan uang gajian tersebut. Terlihat wajah teman teman dikantor yang sebelumnya cemberut menjadi tersenyum, yang biasanya kalo pas ditanyain jawabannya selalu ketus kini seolah olah berubah menjadi mesra. Bagi yang banyak utangnya bisa tenang karena mendapatkan rizki yang akan digunakan untuk membayar utang utangnya. Sebagian lagi memulai menuju tempat tempat shopping favorit mereka atau menyinggahi tempat tempat nongkrong.
Dengan datangnya tanggal muda atau waktu gajian membawa berkah juga bagi para pedagang, utang utang para pembeli mulai terlunasi, langganan langganan yang selama akhir bulan menahan nafas, kini mulai bisa belanja lagi. Warung warung makan terlihat mulai rame dari hari hari biasa. Inilah riski yang pada saat saat tertentu dilebihkan oleh Allah swt.
Para pedagangpun mulai berpikiran seperti para pegawai, mereka ingin membelanjakan keuntungan berdagangnya untuk mencukupi keperluan rumah tangga, untuk anak anaknya dan kebutuhan dagangannya. mereka juga Memiliki segala rencana untuk membelanjakan apa, kapan dan bagaimana.
lalu bagai mana dengan mereka yang tidak memiliki pekerjaan, para anak yatim piatu, para fakir miskin?….
Rasulullah SAW :
Diriwayatkan dari Imam Al-Bukhari bahwa Rasulullah SAW bersabda : "Aku Dan Orang yang memelihara anak yatim berada di surga seperti ini (dengan mengisyaratkan jari tengah dan telunjuk)"
Rasulullah Saw. bersabda, "Demi Allah yang mengutusku dengan kebenaran, di hari kiamat Allah Swt. tidak akan mengazab orang yang mengasihi anak yatim, dan bersikap ramah kepadanya, serta bertutur kata yang manis. Dia benar-benar menyayangi anak yatim dan memaklumi kelemahannya, dan tidak menyombongkan diri pada tetangganya atas kekayaan yang diberikan Allah kepadanya."
(H.R. Thabrani)
masuk surga dengan mudah.
Rasulullah Saw. bersabda, "Barang siapa yang memelihara anak yatim di tengah kaum muslimin untuk memberi makan dan minum, maka pasti Allah memasukkannya ke dalam surga, kecuali jika ia telah berbuat dosa yang tidak dapat diampuni." (H.R. Tirmidzi).
al baqarah, 195
Belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik
Semua rezki yang kita terima telah diatur oleh Allah, melalui jalan mana rezki itu akan kita terima, bagai mana dan kapan itu menjadi rahasia Allah. dan Allah melalui Al Quran telah mengatur bagaimana kita membelanjakan harta kita, rizki kita, untuk apa dan siapa.
at taubah, 103
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan [1] dan mensucikan [2] mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
[1]. Maksudnya: zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan kepada harta benda
[2]. Maksudnya: zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan memperkembangkan harta benda mereka.
Adakah diantara kita telah merencanakan, jika kita menerima rizki kita akan membayarkan zakat yang hanya 2,5 %… ? insyaallah tidak lebih dari uang rokok satu bulan, atau berencana jika kita menerima rizki kita akan infakkan sebagian harta kita untuk para fakir miskin atau anak yatim piatu.
coba kita dihitung, gaji kita misalnya 1 juta, kita hanya cukup membayar zakat kita hanya dengan 25rb, jika saja kita dikasih rizki misalnya dengan 3juta, kita cukup menyisihkan 75rb untuk zakat penghasilan kita atau minimal kita infakkan semampu kita. Jika kita mampunyai 1000 ya cukup seribu, kalo kita mampunya 50rb ya kita keluarkan 50rb. Tidak banyak, coba bandingkan jika kita pergi ke MC Donal atau tempat makan lainnya dengan keluarga atau teman, minimal kita belanjakan 50-100rb rupiah. belum lagi mereka yang berduit bisa bisa biaya untuk sekali makan 600rb udah biasa dan itu bisa terjadi tidak hanya sekali dalam satu bulan.
Memang untuk urusan perut kita selalu menomer satukan tetapi untuk urusan dijalan Allah kita selalu mensiasatinya (alias dikerjain sama setan)…subhanallah.
yuk bantu share teman. agar kita sama-sama menyadari bahwa uang yang kita miliki ada haq2 mereka.
http://ift.tt/12NxmI1
from One Day One Juz's Facebook Wall
ingat tanggal muda ( 2,5% gaji kita ada haq2 anak yatim ) horee….. udah tangga...
By news
MEMBEBASKAN DIRI DARI NERAKA
KEUTAMAAN:
Disebutkan dalam hadits dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, bahwa barangsiapa ketika pagi dan sore membaca “Allahumma innii ashbahtu usyhiduka... (dan seterusnya)” maka Allah membebaskan ¼ dirinya dari neraka. Barangsiapa yang membacanya 2 kali maka Allah bebaskan ½ dirinya dari neraka. Barangsiapa yang membacanya 3 kali maka Allah bebaskan ¾ dirinya dari neraka, dan barangsiapa yang membacanya 4 kali maka Allah bebaskan seluruh badannya dari neraka. (HR. Abu Daud dan Al-Bukhari dalam Adabul Mufrad dan sanadnya dihasankan oleh Syekh Abdul Aziz bin Baz dalam Tuhfatul Ahyar)
DZIKIR PAGI SORE
Dzikir ini termasuk dalam rangkaian amalan dzikir pagi - sore yang sangat dianjurkan untuk dibiasakan membacanya sehari-hari.
“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah kepada Allah sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan sore.”
Yuk perlahan-lahan kita biasakan mengamalkannya!
from One Day One Juz's Facebook Wall
KEUTAMAAN:
Disebutkan dalam hadits dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, bahwa barangsiapa ketika pagi dan sore membaca “Allahumma innii ashbahtu usyhiduka... (dan seterusnya)” maka Allah membebaskan ¼ dirinya dari neraka. Barangsiapa yang membacanya 2 kali maka Allah bebaskan ½ dirinya dari neraka. Barangsiapa yang membacanya 3 kali maka Allah bebaskan ¾ dirinya dari neraka, dan barangsiapa yang membacanya 4 kali maka Allah bebaskan seluruh badannya dari neraka. (HR. Abu Daud dan Al-Bukhari dalam Adabul Mufrad dan sanadnya dihasankan oleh Syekh Abdul Aziz bin Baz dalam Tuhfatul Ahyar)
DZIKIR PAGI SORE
Dzikir ini termasuk dalam rangkaian amalan dzikir pagi - sore yang sangat dianjurkan untuk dibiasakan membacanya sehari-hari.
“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah kepada Allah sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan sore.”
Yuk perlahan-lahan kita biasakan mengamalkannya!
from One Day One Juz's Facebook Wall
MEMBEBASKAN DIRI DARI NERAKA KEUTAMAAN: Disebutkan dalam hadits dari Anas bin M...
By news
Nasehat Untuk Orang Tua (Katagori: Penting..! )
.::JADIKAN AL QUR'AN DAN AS-SUNNAH SEBAGAI PEDOMAN, JANGAN PSYCHOLOG ::.
Copas dari Bintang Polaris
Follow · September 9 ·
Kekeliruan Buku Pendidikan Mengharamkan Kata "JANGAN"
Salah seorang pendidik pernah berkata, "Pintu terbesar yang mudah dimasuki Yahudi ada dua, yaitu dunia psikologi dan dunia pendidikan."
Karena itulah, berangkat dari hal ini. Kita akan mengupas beberapa "kekeliruan" pada buku-buku pendidikan, seminar, teori pendidikan, dll.
Yang kadang sudah menjangkiti beberapa pendidik muslim, para ayah dan ibu, yaitu melarang berkata "Jangan" pada Anak.
Beberapa waktu lalu, saya sepakat dengan hal ini.
Maka dengan tertulisnya artikel ini, saya bertaubat kepada Alloh Subhanahu wa ta'ala dari bahayanya doktrin di atas.
Mari kita lihat, beberapa perkataan 'dalam pendidikan' tentang larangan mengucapkan kata 'jangan' pada anak, misalnya "..gunakan kata-kata preventif, seperti hati- hati, berhenti, diam di tempat, atau stop. Itu sebabnya kita sebaiknya
tidak menggunakan kata 'jangan' karena alam bawah sadar manusia tidak merespons dengan cepat kata "jangan.."
Pada media online detik.com, pernah tertulis artikel 'Begini Caranya Melarang Anak Tanpa Gunakan Kata 'Tidak' atau 'Jangan', bertuliskan demikian:
"..Tak usah bingung, untuk melarang anak tak melulu harus dengan kata jangan atau tidak..."
Pada sebuah artikel lain, berjudul, "Mendidik Anak Tanpa Menggunakan Kata JANGAN” tertulis, "Kata 'jangan' akan memberikan nuansa negatif dan larangan dari kita sebagai orangtua, maka dari itu coba untuk mengganti dengan kata yang lebih
positif dan berikan alasan yang dapat diterima anak..."
Nah, inilah syubhat (keraguan/kerancuan). Indah nampaknya, tapi di dalamnya terkandung bahaya yang fatal. Mari kita bahas syubhat yang mereka gelontorkan. Sebelumnya, kalau kita mau teliti, mari kita tanyakan kepada mereka yang melarang kata 'jangan', apakah ini punya landasan dalam Al-Qur'an dan hadits?
Apakah semua ayat di dalam al-Qur'an tidak menggunakan kata "Laa (jangan)"?
Mereka pun mengatakan jangan terlalu sering mengatakan jangan. Sungguh mereka lupa bahwa lebih dari 500 kalimat dalam ayat Al-Qur’an menggunakan kata “jangan". Allohu Akbar, banyak sekali!
Mau dikemanakan kebenaran ini?
Apa mau dibuang?
Apa mau lebih memilih teori-teori yang dhoif?
Kalau mereka mengatakan kata jangan bukan tindakan preventif (pencegahan), maka kita tanya, apakah Anda mengenal Luqman Al-Hakim? (Surah Luqman ayat 12 sampai 19).
Kisah ini dibuka dengan penekanan Allah bahwa Luqman itu orang yang diberi hikmah, orang arif yang secara tersirat kita diperintahkan untuk meneladaninya (“walaqod ataina luqmanal hikmah….” . dst)
Apa bunyi ayat yang kemudian muncul? Ayat 13 lebih tegas menceritakan bahwa Luqman itu berkata kepada anaknya, “Wahai anakku, JANGANLAH engkau menyekutukan Allah. Sesungguhnya syirik itu termasuk dosa yang besar”.
Inilah bentuk tindakan preventif yang sangat tegas dalam al-Qur'an. Sampai pada ayat 19, ada 4 kata “ laa" (jangan) yang dilontarkan oleh Luqman kepada anaknya, yaitu “laa tusyrik billah”, “fa laa tuthi’humaa”, “Wa laa tusha’ir khaddaka linnaasi”,
dan “wa laa tamsyi fil ardli maraha”.
Luqman tidak perlu mengganti kata “jangan menyekutukan Allah” dengan (misalnya)
"esakanlah Allah”. Pun demikian dengan “Laa” yang lain, tidak diganti dengan kata-kata kebalikan yang bersifat anjuran.
Mengapa Luqmanul Hakim tidak menganti "jangan" dengan "diam/hati-hati"? Karena ini bimbingan Alloh.
Perkataan "jangan" itu mudah dicerna oleh anak, sebagaimana penuturan Luqman Hakim kepada anaknya.
Dan perkataan "jangan" juga positif, tidak negatif. Ini semua bimbingan dari Alloh Subhanahu wa ta'ala, bukan teori pendidikan Yahudi.
Adakah pribadi psikolog atau pakar parenting pencetus aneka teori ‘modern’ yang melebihi kemuliaan dan senioritas Luqman? Tidak ada.
Luqman bukan nabi, tetapi namanya diabadikan oleh Allah dalam Kitab suci karena ketinggian ilmunya. Dan tidak satupun ada nama psikolog yang kita temukan dalam kitabullah itu.
Membuang kata “jangan” justru menjadikan anak hanya dimanja oleh pilihan yang serba benar.
Ia tidak memukul teman bukan karena mengerti bahwa memukul itu terlarang dalam agama, tetapi karena lebih memilih berdamai.
Ia tidak sombong bukan karena kesombongan itu dosa, melainkan hanya karena
menganggap rendah hati itu lebih aman baginya.
Dan kelak, ia tidak berzina bukan karena takut adzab Alloh, tetapi karena menganggap bahwa menahan nafsu itu pilihan yang dianjurkan orang
tuanya.
Nas alulloha salaman wal afiyah.
Anak-anak hasil didikan tanpa “jangan” berisiko tidak punya “sense of syariah” dan keterikatan hukum.
Mereka akan sangat tidak peduli melihat kemaksiatan bertebaran, tidak perhatian lagi dengan amar ma'ruf nahi mungkar, tidak ada lagi minat untuk mendakwahi manusia yang dalam kondisi bersalah, karena dalam hatinya berkata “itu pilihan mereka, saya tidak demikian”.
Mereka bungkam melihat penistaan agama karena otaknya berbunyi “mereka memang begitu, yang penting saya tidak melakukannya”.
Itulah sebenar-benar paham liberal, yang 'humanis’, toleran, dan menghargai pilihan-pilihan.
Jadi, bila kita yakini dan praktikkan teori parenting barat itu, maka sesungguhnya kita bersiap anak-anak kita tumbuh menjadi generasi liberal.
Haruskah kita simpan saja Al-Qur’an di lemari paling dalam, dan kita lebih memilih teori2 yahudi? Astagfirulloh!
[Rujukan: Al-Qur'an, Akh Budi, Akh Yazid (Abu Hanin
Komentar gurunda ustadz Fauzil Adhim: Terkait kata jangan atau tidak, dalam agama sudah sangat jelas bahwa kata jangan maupun tidak justru tak dapat dilepaskan. Syahadat diawali kata tidak. Nasehat Luqman menggunakan kata yang sama dengan makna jangan.
Ada ribuan kata bermakna tidak/jangan dalam Al-Qur'an. Tapi jika kita cuma mengetik bahasa Endonesiyah "jangan" di Al-Qur'an for android, ketemunya cuma sekitar 360
Saya pernah membahas ini di buku Saat Berharga untuk Anak Kita.
Di luar itu, jika kita seorang guru, salah satu hal penting untuk keberhasilan kelas adalah manajemen kelas. Dan urutan pertama dalam manajemen kelas adalah Aturan & Prosedur yang isi pokoknya Larangan dan Perintah.
(Hasil diskusi via WA)
NHawadaa Chan
from One Day One Juz's Facebook Wall
.::JADIKAN AL QUR'AN DAN AS-SUNNAH SEBAGAI PEDOMAN, JANGAN PSYCHOLOG ::.
Copas dari Bintang Polaris
Follow · September 9 ·
Kekeliruan Buku Pendidikan Mengharamkan Kata "JANGAN"
Salah seorang pendidik pernah berkata, "Pintu terbesar yang mudah dimasuki Yahudi ada dua, yaitu dunia psikologi dan dunia pendidikan."
Karena itulah, berangkat dari hal ini. Kita akan mengupas beberapa "kekeliruan" pada buku-buku pendidikan, seminar, teori pendidikan, dll.
Yang kadang sudah menjangkiti beberapa pendidik muslim, para ayah dan ibu, yaitu melarang berkata "Jangan" pada Anak.
Beberapa waktu lalu, saya sepakat dengan hal ini.
Maka dengan tertulisnya artikel ini, saya bertaubat kepada Alloh Subhanahu wa ta'ala dari bahayanya doktrin di atas.
Mari kita lihat, beberapa perkataan 'dalam pendidikan' tentang larangan mengucapkan kata 'jangan' pada anak, misalnya "..gunakan kata-kata preventif, seperti hati- hati, berhenti, diam di tempat, atau stop. Itu sebabnya kita sebaiknya
tidak menggunakan kata 'jangan' karena alam bawah sadar manusia tidak merespons dengan cepat kata "jangan.."
Pada media online detik.com, pernah tertulis artikel 'Begini Caranya Melarang Anak Tanpa Gunakan Kata 'Tidak' atau 'Jangan', bertuliskan demikian:
"..Tak usah bingung, untuk melarang anak tak melulu harus dengan kata jangan atau tidak..."
Pada sebuah artikel lain, berjudul, "Mendidik Anak Tanpa Menggunakan Kata JANGAN” tertulis, "Kata 'jangan' akan memberikan nuansa negatif dan larangan dari kita sebagai orangtua, maka dari itu coba untuk mengganti dengan kata yang lebih
positif dan berikan alasan yang dapat diterima anak..."
Nah, inilah syubhat (keraguan/kerancuan). Indah nampaknya, tapi di dalamnya terkandung bahaya yang fatal. Mari kita bahas syubhat yang mereka gelontorkan. Sebelumnya, kalau kita mau teliti, mari kita tanyakan kepada mereka yang melarang kata 'jangan', apakah ini punya landasan dalam Al-Qur'an dan hadits?
Apakah semua ayat di dalam al-Qur'an tidak menggunakan kata "Laa (jangan)"?
Mereka pun mengatakan jangan terlalu sering mengatakan jangan. Sungguh mereka lupa bahwa lebih dari 500 kalimat dalam ayat Al-Qur’an menggunakan kata “jangan". Allohu Akbar, banyak sekali!
Mau dikemanakan kebenaran ini?
Apa mau dibuang?
Apa mau lebih memilih teori-teori yang dhoif?
Kalau mereka mengatakan kata jangan bukan tindakan preventif (pencegahan), maka kita tanya, apakah Anda mengenal Luqman Al-Hakim? (Surah Luqman ayat 12 sampai 19).
Kisah ini dibuka dengan penekanan Allah bahwa Luqman itu orang yang diberi hikmah, orang arif yang secara tersirat kita diperintahkan untuk meneladaninya (“walaqod ataina luqmanal hikmah….” . dst)
Apa bunyi ayat yang kemudian muncul? Ayat 13 lebih tegas menceritakan bahwa Luqman itu berkata kepada anaknya, “Wahai anakku, JANGANLAH engkau menyekutukan Allah. Sesungguhnya syirik itu termasuk dosa yang besar”.
Inilah bentuk tindakan preventif yang sangat tegas dalam al-Qur'an. Sampai pada ayat 19, ada 4 kata “ laa" (jangan) yang dilontarkan oleh Luqman kepada anaknya, yaitu “laa tusyrik billah”, “fa laa tuthi’humaa”, “Wa laa tusha’ir khaddaka linnaasi”,
dan “wa laa tamsyi fil ardli maraha”.
Luqman tidak perlu mengganti kata “jangan menyekutukan Allah” dengan (misalnya)
"esakanlah Allah”. Pun demikian dengan “Laa” yang lain, tidak diganti dengan kata-kata kebalikan yang bersifat anjuran.
Mengapa Luqmanul Hakim tidak menganti "jangan" dengan "diam/hati-hati"? Karena ini bimbingan Alloh.
Perkataan "jangan" itu mudah dicerna oleh anak, sebagaimana penuturan Luqman Hakim kepada anaknya.
Dan perkataan "jangan" juga positif, tidak negatif. Ini semua bimbingan dari Alloh Subhanahu wa ta'ala, bukan teori pendidikan Yahudi.
Adakah pribadi psikolog atau pakar parenting pencetus aneka teori ‘modern’ yang melebihi kemuliaan dan senioritas Luqman? Tidak ada.
Luqman bukan nabi, tetapi namanya diabadikan oleh Allah dalam Kitab suci karena ketinggian ilmunya. Dan tidak satupun ada nama psikolog yang kita temukan dalam kitabullah itu.
Membuang kata “jangan” justru menjadikan anak hanya dimanja oleh pilihan yang serba benar.
Ia tidak memukul teman bukan karena mengerti bahwa memukul itu terlarang dalam agama, tetapi karena lebih memilih berdamai.
Ia tidak sombong bukan karena kesombongan itu dosa, melainkan hanya karena
menganggap rendah hati itu lebih aman baginya.
Dan kelak, ia tidak berzina bukan karena takut adzab Alloh, tetapi karena menganggap bahwa menahan nafsu itu pilihan yang dianjurkan orang
tuanya.
Nas alulloha salaman wal afiyah.
Anak-anak hasil didikan tanpa “jangan” berisiko tidak punya “sense of syariah” dan keterikatan hukum.
Mereka akan sangat tidak peduli melihat kemaksiatan bertebaran, tidak perhatian lagi dengan amar ma'ruf nahi mungkar, tidak ada lagi minat untuk mendakwahi manusia yang dalam kondisi bersalah, karena dalam hatinya berkata “itu pilihan mereka, saya tidak demikian”.
Mereka bungkam melihat penistaan agama karena otaknya berbunyi “mereka memang begitu, yang penting saya tidak melakukannya”.
Itulah sebenar-benar paham liberal, yang 'humanis’, toleran, dan menghargai pilihan-pilihan.
Jadi, bila kita yakini dan praktikkan teori parenting barat itu, maka sesungguhnya kita bersiap anak-anak kita tumbuh menjadi generasi liberal.
Haruskah kita simpan saja Al-Qur’an di lemari paling dalam, dan kita lebih memilih teori2 yahudi? Astagfirulloh!
[Rujukan: Al-Qur'an, Akh Budi, Akh Yazid (Abu Hanin
Komentar gurunda ustadz Fauzil Adhim: Terkait kata jangan atau tidak, dalam agama sudah sangat jelas bahwa kata jangan maupun tidak justru tak dapat dilepaskan. Syahadat diawali kata tidak. Nasehat Luqman menggunakan kata yang sama dengan makna jangan.
Ada ribuan kata bermakna tidak/jangan dalam Al-Qur'an. Tapi jika kita cuma mengetik bahasa Endonesiyah "jangan" di Al-Qur'an for android, ketemunya cuma sekitar 360
Saya pernah membahas ini di buku Saat Berharga untuk Anak Kita.
Di luar itu, jika kita seorang guru, salah satu hal penting untuk keberhasilan kelas adalah manajemen kelas. Dan urutan pertama dalam manajemen kelas adalah Aturan & Prosedur yang isi pokoknya Larangan dan Perintah.
(Hasil diskusi via WA)
NHawadaa Chan
from One Day One Juz's Facebook Wall
Nasehat Untuk Orang Tua (Katagori: Penting..! ) .::JADIKAN AL QUR'AN DAN AS-SUN...
By news
percayalah di balik sunnah ada manfaat.
Dari Anas radhiyallahu anhu dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam : “Sesungguhnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam melarang seseorang untuk minum berdiri”. Qatadah (seorang tabi’in) berkata : “Kami bertanya kepada Anas, ‘Bagaimana dengan makan sambil berdiri?’ Anas menjawab, ‘Yang demikian itu lebih jelek dan lebih buruk.’ (HR. Muslim).
from One Day One Juz's Facebook Wall
Dari Anas radhiyallahu anhu dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam : “Sesungguhnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam melarang seseorang untuk minum berdiri”. Qatadah (seorang tabi’in) berkata : “Kami bertanya kepada Anas, ‘Bagaimana dengan makan sambil berdiri?’ Anas menjawab, ‘Yang demikian itu lebih jelek dan lebih buruk.’ (HR. Muslim).
from One Day One Juz's Facebook Wall
percayalah di balik sunnah ada manfaat. Dari Anas radhiyallahu anhu dari Nabi...
By news
Dekat dengan Al-Quran
dakwatuna.com - “Bacalah Al-Quran, karena sesungguhnya pada hari kiamat ia akan datang memberi syafaat pada pembacanya.” (HR. Muslim)
Al-Quran diturunkan oleh Allah sebagai pedoman hidup manusia. Tidak ada keraguan sedikitpun yang di dalamnya terdapat solusi dari setiap permasalahan di dalam hidup ini. Ketika kita mengkaji dan mempelajari Al-Quran lebih dalam, maka bersiaplah untuk takjub. Takjub ketika menemukan sebuah solusi dari permasalahan yang sekian lama berusaha untuk diselesaikan, ternyata telah Allah turunkan kunci penyelesaiannya sejak dahulu, 1400-an tahun yang lalu. Lalu sebagai seorang Muslim yang meyakini kebenaran Al-Quran, bagaimanakah kedekatan kita dengan Kitab tersebut? Sudah sejauh mana kita dekat dengan Kitab pedoman solusi hidup ini?
Membaca Al-Quran akan menjadi sebuah nikmat tersendiri serta dapat menjadi pelipur ketika sedang sedih. Sebaliknya, jika hati ini menjadi tidak hidup ketika membaca atau mendengarkan lantunan indah ayat Al-Quran, maka kondisi iman kita patut dipertanyakan. Belum lagi ketika kita jarang “bercengkerama” dengan Al-Quran, dengan berbagai alasan, “Gak sempat… Gak ada waktu”. Lagi-lagi kondisi iman kita patut dipertanyakan. Lalu bagaimana agar diri ini senantiasa selalu dekat dengan Al-Quran? Bagaimana cara agar hati ini semakin mencintai Quran?
Pertama, bersama Al-Quran seintensif mungkin. Waktu bersama Al-Quran itu harus “DEFINITIF”. Sama seperti kita menentukan waktu makan dan waktu tidur. Misalkan, menetapkan waktu khusus bersama Al-Quran saat ba’da Maghrib sampai Isya, setelah Shalat Subuh, atau waktu antara Qiyamullail dengan adzan Subuh, sehingga saat-saat “bercengkerama” dengannya akan menjadi lebih intensif. Bukannya membaca Al-Quran hanya “KALAU SEMPAT”. Jika seperti ini prinsip kita, maka bagaimana mau dekat dengan Al-Quran, menyisihkan membacanya minimal 30 menit perhari saja kita tak berkenan?
Kedua, sering-sering untuk merenung dan berpikir akan ayat-ayat Al-Quran. Menghayati dan memaknai isi dari ayat-ayat Al-Quran adalah hal yang sangat penting, sebab dengan memahaminya kita akan semakin merasakan keindahan Al-Quran. Bukankah Allah memang menyuruh hamba-Nya berpikir tentang ayat-ayat-Nya. “Afalaa Tatafakkaruun”
Ketiga, selalu kembali kepada Al-Quran atas setiap permasalahan yang dihadapi. Hal ini dilakukan agar “koneksi” untuk selalu terhubung dengan Allah tetap terjaga. Satu hal yang harus kita ingat bahwa setan sangat pandai memanfaatkan kondisi manusia saat bersedih untuk membawa manusia ke dalam lembah-lembah keburukan. Nah, seharusnya dengan Al-Quran itulah manusia mencari solusi atas kesedihan yang dirasakannya. Sebab jika bukan mencari solusi di Al-Quran atau dengan membersamai Allah, maka hawa nafsu setanlah yang akan mengambil alih kendali.
Dekat dengan Al-Quran akan menciptakan sebuah kebahagiaan yang tak terukur nilainya. Semakin dekat kita dengan Al-Quran, maka hakikatnya semakin dekat pula kita dengan Sang Penciptanya. Oleh karena itu, membiasakan diri untuk bersamanya mulai dari mendengarkan lantunan ayat demi ayat, membacanya dengan penuh penghayatan, hingga mempelajari isi kandungan tiap ayat, akan menjadikan diri ini semakin dengan dengan-Nya. Dan bersiaplah mendapatkan hidup yang lebih membahagiakan dan penuh berkah jika kita senantiasa dekat dengan Al-Quran. Semoga kita termasuk ke dalam golongan hamba-Nya yang mendapat syafaat di hari kiamat karena kedekatan dan kecintaan kita kepada Al-Quran. Aamiin.
Suci Wulandari -
from One Day One Juz's Facebook Wall
dakwatuna.com - “Bacalah Al-Quran, karena sesungguhnya pada hari kiamat ia akan datang memberi syafaat pada pembacanya.” (HR. Muslim)
Al-Quran diturunkan oleh Allah sebagai pedoman hidup manusia. Tidak ada keraguan sedikitpun yang di dalamnya terdapat solusi dari setiap permasalahan di dalam hidup ini. Ketika kita mengkaji dan mempelajari Al-Quran lebih dalam, maka bersiaplah untuk takjub. Takjub ketika menemukan sebuah solusi dari permasalahan yang sekian lama berusaha untuk diselesaikan, ternyata telah Allah turunkan kunci penyelesaiannya sejak dahulu, 1400-an tahun yang lalu. Lalu sebagai seorang Muslim yang meyakini kebenaran Al-Quran, bagaimanakah kedekatan kita dengan Kitab tersebut? Sudah sejauh mana kita dekat dengan Kitab pedoman solusi hidup ini?
Membaca Al-Quran akan menjadi sebuah nikmat tersendiri serta dapat menjadi pelipur ketika sedang sedih. Sebaliknya, jika hati ini menjadi tidak hidup ketika membaca atau mendengarkan lantunan indah ayat Al-Quran, maka kondisi iman kita patut dipertanyakan. Belum lagi ketika kita jarang “bercengkerama” dengan Al-Quran, dengan berbagai alasan, “Gak sempat… Gak ada waktu”. Lagi-lagi kondisi iman kita patut dipertanyakan. Lalu bagaimana agar diri ini senantiasa selalu dekat dengan Al-Quran? Bagaimana cara agar hati ini semakin mencintai Quran?
Pertama, bersama Al-Quran seintensif mungkin. Waktu bersama Al-Quran itu harus “DEFINITIF”. Sama seperti kita menentukan waktu makan dan waktu tidur. Misalkan, menetapkan waktu khusus bersama Al-Quran saat ba’da Maghrib sampai Isya, setelah Shalat Subuh, atau waktu antara Qiyamullail dengan adzan Subuh, sehingga saat-saat “bercengkerama” dengannya akan menjadi lebih intensif. Bukannya membaca Al-Quran hanya “KALAU SEMPAT”. Jika seperti ini prinsip kita, maka bagaimana mau dekat dengan Al-Quran, menyisihkan membacanya minimal 30 menit perhari saja kita tak berkenan?
Kedua, sering-sering untuk merenung dan berpikir akan ayat-ayat Al-Quran. Menghayati dan memaknai isi dari ayat-ayat Al-Quran adalah hal yang sangat penting, sebab dengan memahaminya kita akan semakin merasakan keindahan Al-Quran. Bukankah Allah memang menyuruh hamba-Nya berpikir tentang ayat-ayat-Nya. “Afalaa Tatafakkaruun”
Ketiga, selalu kembali kepada Al-Quran atas setiap permasalahan yang dihadapi. Hal ini dilakukan agar “koneksi” untuk selalu terhubung dengan Allah tetap terjaga. Satu hal yang harus kita ingat bahwa setan sangat pandai memanfaatkan kondisi manusia saat bersedih untuk membawa manusia ke dalam lembah-lembah keburukan. Nah, seharusnya dengan Al-Quran itulah manusia mencari solusi atas kesedihan yang dirasakannya. Sebab jika bukan mencari solusi di Al-Quran atau dengan membersamai Allah, maka hawa nafsu setanlah yang akan mengambil alih kendali.
Dekat dengan Al-Quran akan menciptakan sebuah kebahagiaan yang tak terukur nilainya. Semakin dekat kita dengan Al-Quran, maka hakikatnya semakin dekat pula kita dengan Sang Penciptanya. Oleh karena itu, membiasakan diri untuk bersamanya mulai dari mendengarkan lantunan ayat demi ayat, membacanya dengan penuh penghayatan, hingga mempelajari isi kandungan tiap ayat, akan menjadikan diri ini semakin dengan dengan-Nya. Dan bersiaplah mendapatkan hidup yang lebih membahagiakan dan penuh berkah jika kita senantiasa dekat dengan Al-Quran. Semoga kita termasuk ke dalam golongan hamba-Nya yang mendapat syafaat di hari kiamat karena kedekatan dan kecintaan kita kepada Al-Quran. Aamiin.
Suci Wulandari -
from One Day One Juz's Facebook Wall
Dekat dengan Al-Quran dakwatuna.com - “Bacalah Al-Quran, karena sesungguhnya pa...
By news
Sungai Eufrat Dan Tanda Tanda Kiamat sudah dekat
SUNGAI Eufrat/ Efrat atau sungai Furat adalah Sungai bermata air di Anatolia, Turki, dan bermuara di Teluk Persia. Sungai ini panjangnya kurang lebih 2,781 kilometer atau 1,730 mil.
Di dalam riwayat Bukhari Muslim, Rasulullah SAW bersabda: “Sudah dekat suatu masa di mana sungai Efrat akan surut airnya lalu tampak perbendaharaan emas darinya, maka barangsiapa yang hadir di situ janganlah ia mengambil apapun dari harta itu.”
Dari Abu Hurairah r.a.,Rasulullah SAW bersabda: “Hari kiamat tidak akan terjadi sampai (apabila) Sungai Efrat menjadi surut airnya sehingga nampaklah sebuah gunung dari emas. Banyak orang-orang (yang berada disitu) berperang untuk merebutkannya. Maka terbunuhlah sembilan puluh sembilan dari seratus orang yang berperang. Dan masing-masing yang terlibat (dalam peperangan itu) berkata, “Mudah-mudahan akulah orang yang selamat itu”.
Imam Bukhari juga meriwayatkan hadis lainnya, Rasulullah SAW bersabda, “Segera Sungai Eufrat akan memperlihatkan kekayaan (gunung) emas, maka siapa pun yang berada pada waktu itu tidak akan dapat mengambil apa pun darinya. Imam Abu Dawud juga meriwayatkan hadis yang sama.
Dalam hadis itu, Rasulullah pernah bersabda, bahwa sungai yang mengalir di tiga negara besar, Turki, Suriah, dan Irak itu pada saatnya nanti akan menyingkapkan harta karun yang besar berupa gunung emas. Selain itu, dalam kitab Al-Burhan fi `Alamat al-Mahdi Akhir az-Zaman, diungkapkan bahwa keringnya sungai Eufrat merupakan saat datangnya Al-Mahdi sebagai akhir zaman.
Berbagai polemik soal ketersediaan air dari sungai tersebut selalu mencuat di antara tiga negara yang dilaluinya. Pembangunan DAM selalu menjadi permasalahan bagi negara-negara tersebut. Pembuatan DAM di Turki berpengaruh pada debet air yang mengalir di Suriah.
Bendungan raksasa keban yang di bangun di sekitar sungai eufrat setinggi 210 meter memotong alirannya. dengan kata lain menghentikannya Pembuatan DAM di Suriah akan mempengaruhi air yang sampai di Irak. Meskipun belum sampai pada tahap peperangan, tetapi perdebatan soal air ini masih saja terjadi. Banyak orang mulai khawatir, bahwa ramalan Nabi Muhammad pada akhirnya menjadi kenyataan.
Ramalan itu telah disebutkan dalam hadis di atas, yakni Sungai Eufrat menjadi kering dan terjadi peperangan setelahnya. Kekhawatiran ini tampak dari banyaknya laman-laman yang mengungkap tanda-tanda akhir zaman terkait dengan keringnya sungai yang berakhir di Teluk Persia itu.
Satu lagi tanda- tanda bahwa kiamat mungkin sudah dekat, terdeteksi yaitu kemunculan gunung emas di sungai Eufrat.Ini tandanya bahwa setiap kita mesti selalu waspada dan mawas diri agar menjadi golongan orang yang ‘selamat’. Kiamat- kiamat kecil yang makin kerap terjadi adalah peringatan bagi kita semua. Gempa- gempa dahsyat yang susul menyusul di berbagai belahan dunia, kehancuran moral manusia, dan rusaknya bumi mungkin memang merupakan indikasi kearah dekatnya kiamat. Dan kini tedeteksinya gunung emas Eufrat yang menurut hadis Nabi Muhammad SAW adalah salah satu tanda kiamat sudah dekat.
islampost
http://ift.tt/1tPLLiX
from One Day One Juz's Facebook Wall
SUNGAI Eufrat/ Efrat atau sungai Furat adalah Sungai bermata air di Anatolia, Turki, dan bermuara di Teluk Persia. Sungai ini panjangnya kurang lebih 2,781 kilometer atau 1,730 mil.
Di dalam riwayat Bukhari Muslim, Rasulullah SAW bersabda: “Sudah dekat suatu masa di mana sungai Efrat akan surut airnya lalu tampak perbendaharaan emas darinya, maka barangsiapa yang hadir di situ janganlah ia mengambil apapun dari harta itu.”
Dari Abu Hurairah r.a.,Rasulullah SAW bersabda: “Hari kiamat tidak akan terjadi sampai (apabila) Sungai Efrat menjadi surut airnya sehingga nampaklah sebuah gunung dari emas. Banyak orang-orang (yang berada disitu) berperang untuk merebutkannya. Maka terbunuhlah sembilan puluh sembilan dari seratus orang yang berperang. Dan masing-masing yang terlibat (dalam peperangan itu) berkata, “Mudah-mudahan akulah orang yang selamat itu”.
Imam Bukhari juga meriwayatkan hadis lainnya, Rasulullah SAW bersabda, “Segera Sungai Eufrat akan memperlihatkan kekayaan (gunung) emas, maka siapa pun yang berada pada waktu itu tidak akan dapat mengambil apa pun darinya. Imam Abu Dawud juga meriwayatkan hadis yang sama.
Dalam hadis itu, Rasulullah pernah bersabda, bahwa sungai yang mengalir di tiga negara besar, Turki, Suriah, dan Irak itu pada saatnya nanti akan menyingkapkan harta karun yang besar berupa gunung emas. Selain itu, dalam kitab Al-Burhan fi `Alamat al-Mahdi Akhir az-Zaman, diungkapkan bahwa keringnya sungai Eufrat merupakan saat datangnya Al-Mahdi sebagai akhir zaman.
Berbagai polemik soal ketersediaan air dari sungai tersebut selalu mencuat di antara tiga negara yang dilaluinya. Pembangunan DAM selalu menjadi permasalahan bagi negara-negara tersebut. Pembuatan DAM di Turki berpengaruh pada debet air yang mengalir di Suriah.
Bendungan raksasa keban yang di bangun di sekitar sungai eufrat setinggi 210 meter memotong alirannya. dengan kata lain menghentikannya Pembuatan DAM di Suriah akan mempengaruhi air yang sampai di Irak. Meskipun belum sampai pada tahap peperangan, tetapi perdebatan soal air ini masih saja terjadi. Banyak orang mulai khawatir, bahwa ramalan Nabi Muhammad pada akhirnya menjadi kenyataan.
Ramalan itu telah disebutkan dalam hadis di atas, yakni Sungai Eufrat menjadi kering dan terjadi peperangan setelahnya. Kekhawatiran ini tampak dari banyaknya laman-laman yang mengungkap tanda-tanda akhir zaman terkait dengan keringnya sungai yang berakhir di Teluk Persia itu.
Satu lagi tanda- tanda bahwa kiamat mungkin sudah dekat, terdeteksi yaitu kemunculan gunung emas di sungai Eufrat.Ini tandanya bahwa setiap kita mesti selalu waspada dan mawas diri agar menjadi golongan orang yang ‘selamat’. Kiamat- kiamat kecil yang makin kerap terjadi adalah peringatan bagi kita semua. Gempa- gempa dahsyat yang susul menyusul di berbagai belahan dunia, kehancuran moral manusia, dan rusaknya bumi mungkin memang merupakan indikasi kearah dekatnya kiamat. Dan kini tedeteksinya gunung emas Eufrat yang menurut hadis Nabi Muhammad SAW adalah salah satu tanda kiamat sudah dekat.
islampost
http://ift.tt/1tPLLiX
from One Day One Juz's Facebook Wall
Sungai Eufrat Dan Tanda Tanda Kiamat sudah dekat SUNGAI Eufrat/ Efrat atau sung...
By news
jumaa mubarak
Hubbuddunya bukan sekedar melanda orang kaya, orang miskinpun banyak yang terjangkit. Itulah sebabnya judi sangat laris di tingkat ekonomi kelas bawah, mereka selalu berkhayal supaya dapat kaya. Semakin kaya, kecintaannya kepada dunia semakin menjadi-jadi. Semakin cinta dunia brarti semakin kikir, semakin tersiksa hidupnya.
from One Day One Juz's Facebook Wall
Hubbuddunya bukan sekedar melanda orang kaya, orang miskinpun banyak yang terjangkit. Itulah sebabnya judi sangat laris di tingkat ekonomi kelas bawah, mereka selalu berkhayal supaya dapat kaya. Semakin kaya, kecintaannya kepada dunia semakin menjadi-jadi. Semakin cinta dunia brarti semakin kikir, semakin tersiksa hidupnya.
from One Day One Juz's Facebook Wall
jumaa mubarak Hubbuddunya bukan sekedar melanda orang kaya, orang miskinpun ban...
By news
masyallah.
video singkat ini sangat menggugah hati.
kalian harus menontonya. agar kita tau arti kasih sayang dan mencintai keDUA orang tua kita.
setelah menonton video ini tolong di jawab. apa yang sudah kita lakukan selama ini untuk orang kita...
sumpah gg kuat nntnya :'(
Kalau x meleleh ayaq mata tgok vdeo ni,xtaw nk kata la no..
from One Day One Juz's Facebook Wall
video singkat ini sangat menggugah hati.
kalian harus menontonya. agar kita tau arti kasih sayang dan mencintai keDUA orang tua kita.
setelah menonton video ini tolong di jawab. apa yang sudah kita lakukan selama ini untuk orang kita...
sumpah gg kuat nntnya :'(
Kalau x meleleh ayaq mata tgok vdeo ni,xtaw nk kata la no..
from One Day One Juz's Facebook Wall
masyallah. video singkat ini sangat menggugah hati. kalian harus menontonya. aga...
By news
sesuatu yang paling sering dilupakan manusia adalah kematian.”
Banyak manusia yang tidak sadar bahwa detak jantung yang belalu, denyut nadi yang bergetar serta detik-detik yang terlewat sesungguhnya merupakan langkah-langkah pasti yang akan semakin mendekatkan kita pada titik takdir kematian.Karena tidak disadari, maka kematian datangnya tampak selalu mendadak. Banyak terjadi, manusia yang dicabut nyawanya dalam keadaan sedang bergembira ria. Kemana pun kita berlari, dan dimana pun kita berada, mati akan datang merenggut. Ini suatu kepastian. Kita hanya menunggu giliran.
bagi kita yang terlalu lalai ..bagi kita yang malas dalam beribadah
Cukuplah kematian itu sebagai penasehat. (HR. Thabrani dan Baihaqi)
from One Day One Juz's Facebook Wall
Banyak manusia yang tidak sadar bahwa detak jantung yang belalu, denyut nadi yang bergetar serta detik-detik yang terlewat sesungguhnya merupakan langkah-langkah pasti yang akan semakin mendekatkan kita pada titik takdir kematian.Karena tidak disadari, maka kematian datangnya tampak selalu mendadak. Banyak terjadi, manusia yang dicabut nyawanya dalam keadaan sedang bergembira ria. Kemana pun kita berlari, dan dimana pun kita berada, mati akan datang merenggut. Ini suatu kepastian. Kita hanya menunggu giliran.
bagi kita yang terlalu lalai ..bagi kita yang malas dalam beribadah
Cukuplah kematian itu sebagai penasehat. (HR. Thabrani dan Baihaqi)
from One Day One Juz's Facebook Wall
sesuatu yang paling sering dilupakan manusia adalah kematian.” Banyak manusia y...
By news
Dari 'Amr bin 'Auf Al-Anshariy radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengutus Abu 'Ubaidah Ibnul Jarrah radhiyallahu 'anhu ke negeri Bahrain untuk mengambil upeti dari penduduknya (karena kebanyakan mereka adalah Majusi �pent). Lalu dia kembali dari Bahrain dengan membawa harta. Maka orang-orang Anshar mendengar kedatangan Abu 'Ubaidah. Lalu mereka bersegera menuju masjid untuk melaksanakan shalat shubuh bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selesai shalat beliau pun berpaling (menghadap ke arah mereka). Lalu mereka menampakkan keinginannya terhadap apa yang dibawa Abu 'Ubaidah dalam keadaan mereka butuh kepadanya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun tersenyum ketika melihat mereka.
Kemudian beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Aku menduga kalian telah mendengar bahwa Abu 'Ubaidah telah datang dengan membawa sesuatu (harta) dari Bahrain." Maka mereka menjawab, "Tentu Ya Rasulullah." Lalu beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Bergembiralah dan harapkanlah apa-apa yang akan menyenangkan kalian. Maka demi Allah! Bukan kemiskinan yang aku khawatirkan atas kalian. Akan tetapi aku khawatir akan dibentangkan dunia atas kalian sebagaimana telah dibentangkan atas orang-orang sebelum kalian. Lalu kalian pun berlomba-lomba padanya sebagaimana mereka berlomba-lomba padanya. Kemudian dunia itu akan menghancurkan kalian sebagaimana telah menghancurkan mereka." (HR. Al-Bukhariy no.3158 dan Muslim no.2961)
from One Day One Juz's Facebook Wall
Kemudian beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Aku menduga kalian telah mendengar bahwa Abu 'Ubaidah telah datang dengan membawa sesuatu (harta) dari Bahrain." Maka mereka menjawab, "Tentu Ya Rasulullah." Lalu beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Bergembiralah dan harapkanlah apa-apa yang akan menyenangkan kalian. Maka demi Allah! Bukan kemiskinan yang aku khawatirkan atas kalian. Akan tetapi aku khawatir akan dibentangkan dunia atas kalian sebagaimana telah dibentangkan atas orang-orang sebelum kalian. Lalu kalian pun berlomba-lomba padanya sebagaimana mereka berlomba-lomba padanya. Kemudian dunia itu akan menghancurkan kalian sebagaimana telah menghancurkan mereka." (HR. Al-Bukhariy no.3158 dan Muslim no.2961)
from One Day One Juz's Facebook Wall
Dari 'Amr bin 'Auf Al-Anshariy radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah shallal...
By news
“Ya Hayyu Ya Qayyum, Wahai Yang Maha Hidup Yang Maha Memelihara,
Ya Hayyu Ya Qayyum, Wahai Yang Maha Hidup Yang Maha Memelihara,
Ya Hayyu Ya Qayyum, Wahai Yang Maha Hidup Yang Maha Memelihara,
turunkan para Malaikatmu untuk membantu para Mujahidin di Gaza dan Seluruh Palestina,
sebagaimana telah kau turunkan ribuan Malaikat di Badar, di Khandaq dan di Tabuk.
Ya Hayyu Ya Qayyum, Wahai Yang Maha Hidup Yang Maha Memelihara,
ringankanlah penderitaan saudara-saudara kami di Gaza,
kuatkanlah terus generasi baru dari antara anak-anak mereka,
menjadi generasi yang akan membawa kami pada kejayaan Islam lewat Jihad fii Sabiilillah.
Ya Hayyu Ya Qayyum, Wahai Yang Maha Hidup Yang Maha Memelihara,
janganlah Kau biarkan kami termasuk orang-orang yang berpangku tangan melihat kezaliman atas saudara-saudara kami.
Daftarkan nama-nama kami dalam daftar panjang para Mujahidin Mukhlisin dan para Syuhada yang menjemput Syurga-Mu.
Jangan Kau biarkan dunia yang hina ini melingkupi kehidupan kami sampai lupa pada Negeri Akhirat-Mu.
Ya Hayyu Ya Qayyum, Wahai Yang Maha Hidup Yang Maha Memelihara,
anugerahkan kepada kami kesabaran memegang teguh agama-Mu dan wafatkan kami dalam keadaan Muslim.”
from One Day One Juz's Facebook Wall
Ya Hayyu Ya Qayyum, Wahai Yang Maha Hidup Yang Maha Memelihara,
Ya Hayyu Ya Qayyum, Wahai Yang Maha Hidup Yang Maha Memelihara,
turunkan para Malaikatmu untuk membantu para Mujahidin di Gaza dan Seluruh Palestina,
sebagaimana telah kau turunkan ribuan Malaikat di Badar, di Khandaq dan di Tabuk.
Ya Hayyu Ya Qayyum, Wahai Yang Maha Hidup Yang Maha Memelihara,
ringankanlah penderitaan saudara-saudara kami di Gaza,
kuatkanlah terus generasi baru dari antara anak-anak mereka,
menjadi generasi yang akan membawa kami pada kejayaan Islam lewat Jihad fii Sabiilillah.
Ya Hayyu Ya Qayyum, Wahai Yang Maha Hidup Yang Maha Memelihara,
janganlah Kau biarkan kami termasuk orang-orang yang berpangku tangan melihat kezaliman atas saudara-saudara kami.
Daftarkan nama-nama kami dalam daftar panjang para Mujahidin Mukhlisin dan para Syuhada yang menjemput Syurga-Mu.
Jangan Kau biarkan dunia yang hina ini melingkupi kehidupan kami sampai lupa pada Negeri Akhirat-Mu.
Ya Hayyu Ya Qayyum, Wahai Yang Maha Hidup Yang Maha Memelihara,
anugerahkan kepada kami kesabaran memegang teguh agama-Mu dan wafatkan kami dalam keadaan Muslim.”
from One Day One Juz's Facebook Wall
“Ya Hayyu Ya Qayyum, Wahai Yang Maha Hidup Yang Maha Memelihara, Ya Hayyu Ya Qa...
By news
Kisah Cinta Romantis Ali dan Fatimah
Ada rahasia terdalam di hati Ali yang tak dikisahkannya
pada siapapun. Fathimah. Karib kecilnya, puteri tersayang
dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh
memesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan
kerjanya, parasnya. Lihatlah gadis itu pada suatu hari
ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan
kepala yang dilumur isi perut unta. Ia bersihkan hati-hati,
ia seka dengan penuh cinta. Ia bakar perca, ia tempelkan ke
luka untuk menghentikan darah ayahnya.
Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati
menangis. Muhammad ibn 'Abdullah Sang Tepercaya tak
layak diperlakukan demikian oleh kaumnya! Maka gadis
cilik itu bangkit. Gagah ia berjalan menuju Ka'bah. Di sana,
para pemuka Quraisy yang semula saling tertawa
membanggakan tindakannya pada Sang Nabi tiba-tiba
dicekam diam. Fathimah menghardik mereka dan seolah
waktu berhenti, tak memberi mulut-mulut jalang itu
kesempatan untuk menimpali. Mengagumkan!
Ali tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta. Tapi, ia
memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang
mengejutkan. Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling
akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi.
Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak
awal-awal risalah. Lelaki yang iman dan akhlaqnya tak
diragukan; Abu Bakr Ash Shiddiq, Radhiyallaahu ’Anhu
"Allah mengujiku rupanya", begitu batin ’Ali.
Ia merasa diuji karena merasa apalah ia dibanding Abu
Bakar. Kedudukan di sisi Nabi? Abu Bakar lebih utama,
mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti
'Ali, namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan
RasulNya tak tertandingi. Lihatlah bagaimana Abu Bakar
menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah sementara
'Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di
ranjangnya.
Lihatlah juga bagaimana Abu Bakr berda’wah. Lihatlah
berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang
masuk Islam karena sentuhan Abu Bakar; 'Utsman,
'Abdurrahman ibn 'Auf, Thalhah, Zubair, Sa'd ibn Abi
Waqqash, Mush'ab.. Ini yang tak mungkin dilakukan
kanak-kanak kurang pergaulan seperti 'Ali.
Lihatlah berapa banyak budak Muslim yang dibebaskan dan
para faqir yang dibela Abu Bakar; Bilal, Khabbab, keluarga
Yassir, 'Abdullah ibn Mas'ud.. Dan siapa budak yang
dibebaskan 'Ali? Dari sisi finansial, Abu Bakar sang
saudagar, insya Allah lebih bisa membahagiakan Fathimah.
'Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin. "Inilah
persaudaraan dan cinta", gumam 'Ali.
"Aku mengutamakan Abu Bakar atas diriku, aku
mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku."
Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil
kesempatan atau mempersilakan. Ia adalah keberanian, atau
pengorbanan
Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan
kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu.
Lamaran Abu Bakr ditolak. Dan ’Ali terus menjaga
semangatnya untuk mempersiapkan diri. Ah, ujian itu
rupanya belum berakhir. Setelah Abu Bakr mundur,
datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang
gagah dan perkasa, seorang lelaki yang sejak masuk
Islamnya membuat kaum Muslimin berani tegak
mengangkat muka, seorang laki-laki yang membuat
syaithan berlari takut dan musuh- musuh Allah bertekuk
lutut.
'Umar ibn Al Khaththab. Ya, Al Faruq, sang pemisah
kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar
Fathimah. 'Umar memang masuk Islam belakangan, sekitar
3 tahun setelah 'Ali dan Abu Bakar. Tapi siapa yang
menyangsikan ketulusannya? Siapa yang menyangsikan
kecerdasannya untuk mengejar pemahaman? Siapa yang
menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya 'Umar
dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum
muslimin? Dan lebih dari itu, 'Ali mendengar sendiri betapa
seringnya Nabi berkata, "Aku datang bersama Abu Bakar
dan 'Umar, aku keluar bersama Abu Bakr dan 'Umar, aku
masuk bersama Abu Bakr dan 'Umar.."
Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah
Fathimah. Lalu coba bandingkan bagaimana dia berhijrah
dan bagaimana 'Umar melakukannya. 'Ali menyusul sang
Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh
yang frustasi karena tak menemukan beliau Shallallaahu
'Alaihi wa Sallam. Maka ia hanya berani berjalan di kelam
malam. Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-bayang
gundukan bukit pasir. Menanti dan bersembunyi.
'Umar telah berangkat sebelumnya. Ia thawaf tujuh kali,
lalu naik ke atas Ka'bah. "Wahai Quraisy", katanya. "Hari
ini putera Al Khaththab akan berhijrah. Barangsiapa yang
ingin isterinya menjanda, anaknya menjadi yatim, atau
ibunya berkabung tanpa henti, silakan hadang 'Umar di
balik bukit ini!" 'Umar adalah lelaki pemberani. 'Ali, sekali
lagi sadar. Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang
banyak, dia pemuda yang belum siap menikah. Apalagi
menikahi Fathimah binti Rasulillah! Tidak. 'Umar jauh
lebih layak. Dan 'Ali ridha.
Cinta tak pernah meminta untuk menanti
Ia mengambil kesempatan
Itulah keberanian
Atau mempersilakan
Yang ini pengorbanan
Maka 'Ali bingung ketika kabar itu meruyak. Lamaran
'Umar juga ditolak.
Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi? Yang
seperti 'Utsman sang miliarderkah yang telah menikahi
Ruqayyah binti Rasulillah? Yang seperti Abul ’Ash ibn
Rabi'kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti
Rasulillah? Ah, dua menantu Rasulullah itu sungguh
membuatnya hilang kepercayaan diri.
Di antara Muhajirin hanya 'Abdurrahman ibn 'Auf yang
setara dengan mereka. Atau justru Nabi ingin mengambil
menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan
dengan mereka? Sa'd ibn Mu'adz kah, sang pemimpin Aus
yang tampan dan elegan itu? Atau Sa’d ibn 'Ubaidah,
pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu?
"Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?", kalimat
teman-teman Ansharnya itu membangunkan lamunan.
"Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah? Aku
punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu Baginda
Nabi.. "
"Aku?", tanyanya tak yakin.
"Ya. Engkau wahai saudaraku!"
"Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?"
"Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu!"
'Ali pun menghadap Sang Nabi. Maka dengan
memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk
menikahi Fathimah. Ya, menikahi. Ia tahu, secara ekonomi
tak ada yang menjanjikan pada dirinya. Hanya ada satu
set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar
untuk makannya. Tapi meminta waktu dua atau tiga
tahun untuk bersiap-siap? Itu memalukan! Meminta
Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap?
Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua
sekarang.
"Engkau pemuda sejati wahai 'Ali!", begitu nuraninya
mengingatkan. Pemuda yang siap bertanggungjawab atas
cintanya. Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan-
pilihannya. Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya.
Lamarannya berjawab, "Ahlan wa sahlan!" Kata itu
meluncur tenang bersama senyum Sang Nabi.
Dan ia pun bingung. Apa maksudnya? Ucapan selamat
datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat
penerimaan atau penolakan. Ah, mungkin Nabi pun
bingung untuk menjawab. Mungkin tidak sekarang. Tapi ia
siap ditolak. Itu resiko. Dan kejelasan jauh lebih ringan
daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung
berjawab. Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera
tanpa pelabuhan. Ah, itu menyakitkan.
"Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?"
"Entahlah.."
"Apa maksudmu?"
"Menurut kalian apakah 'Ahlan wa Sahlan' berarti sebuah
jawaban!"
"Dasar tolol! Tolol!", kata mereka,
"Eh, maaf kawan.. Maksud kami satu saja sudah cukup dan
kau mendapatkan dua! Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan
juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan! Dua-
duanya berarti ya !"
Dan 'Ali pun menikahi Fathimah. Dengan menggadaikan
baju besinya. Dengan rumah yang semula ingin
disumbangkan ke kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar
ia membayar cicilannya. Itu hutang.
Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu
Bakr, 'Umar, dan Fathimah. Dengan keberanian untuk
menikah. Sekarang. Bukan janji-janji dan nanti-nanti.
'Ali adalah gentleman sejati. Tidak heran kalau pemuda
Arab memiliki yel, "Laa fatan illa 'Aliyyan! Tak ada
pemuda kecuali Ali!" Inilah jalan cinta para pejuang. Jalan
yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan
tanggung jawab. Dan di sini, cinta tak pernah meminta
untuk menanti. Seperti 'Ali. Ia mempersilakan. Atau
mengambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan.
Yang kedua adalah keberanian.
Dan ternyata tak kurang juga yang dilakukan oleh Putri
Sang Nabi, dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu
hari (setelah mereka menikah) Fathimah berkata kepada 'Ali,
"Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku
pernah satu kali jatuh cinta pada seorang pemuda"
'Ali terkejut dan berkata, "kalau begitu mengapa engkau mau
manikah denganku? dan Siapakah pemuda itu?"
Sambil tersenyum Fathimah berkata, "Ya, karena pemuda
itu adalah Dirimu" ini merupakan sisi ROMANTIS dari
hubungan mereka berdua.
Kemudian Nabi saw bersabda: "Sesungguhnya Allah Azza wa
Jalla memerintahkan aku untuk menikahkan Fatimah
puteri Khadijah dengan Ali bin Abi Thalib, maka
saksikanlah sesungguhnya aku telah menikahkannya dengan maskimpoi empat ratus
Fidhdhah (dalam nilai perak), dan Ali ridha (menerima)
mahar tersebut."
Kemudian Rasulullah saw. mendoakan keduanya:
"Semoga Allah mengumpulkan kesempurnaan kalian
berdua, membahagiakan kesungguhan kalian berdua,
memberkahi kalian berdua, dan mengeluarkan dari
kalian berdua kebajikan yang banyak." (kitab Ar-Riyadh
An-Nadhrah 2:183, bab4)
Kisah Romantis ini diambil dari buku Jalan Cinta Para
Pejuang, Salim A.Fillah
chapter aslinya berjudul "Mencintai sejantan 'Ali"
from One Day One Juz's Facebook Wall
Ada rahasia terdalam di hati Ali yang tak dikisahkannya
pada siapapun. Fathimah. Karib kecilnya, puteri tersayang
dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh
memesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan
kerjanya, parasnya. Lihatlah gadis itu pada suatu hari
ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan
kepala yang dilumur isi perut unta. Ia bersihkan hati-hati,
ia seka dengan penuh cinta. Ia bakar perca, ia tempelkan ke
luka untuk menghentikan darah ayahnya.
Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati
menangis. Muhammad ibn 'Abdullah Sang Tepercaya tak
layak diperlakukan demikian oleh kaumnya! Maka gadis
cilik itu bangkit. Gagah ia berjalan menuju Ka'bah. Di sana,
para pemuka Quraisy yang semula saling tertawa
membanggakan tindakannya pada Sang Nabi tiba-tiba
dicekam diam. Fathimah menghardik mereka dan seolah
waktu berhenti, tak memberi mulut-mulut jalang itu
kesempatan untuk menimpali. Mengagumkan!
Ali tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta. Tapi, ia
memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang
mengejutkan. Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling
akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi.
Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak
awal-awal risalah. Lelaki yang iman dan akhlaqnya tak
diragukan; Abu Bakr Ash Shiddiq, Radhiyallaahu ’Anhu
"Allah mengujiku rupanya", begitu batin ’Ali.
Ia merasa diuji karena merasa apalah ia dibanding Abu
Bakar. Kedudukan di sisi Nabi? Abu Bakar lebih utama,
mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti
'Ali, namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan
RasulNya tak tertandingi. Lihatlah bagaimana Abu Bakar
menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah sementara
'Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di
ranjangnya.
Lihatlah juga bagaimana Abu Bakr berda’wah. Lihatlah
berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang
masuk Islam karena sentuhan Abu Bakar; 'Utsman,
'Abdurrahman ibn 'Auf, Thalhah, Zubair, Sa'd ibn Abi
Waqqash, Mush'ab.. Ini yang tak mungkin dilakukan
kanak-kanak kurang pergaulan seperti 'Ali.
Lihatlah berapa banyak budak Muslim yang dibebaskan dan
para faqir yang dibela Abu Bakar; Bilal, Khabbab, keluarga
Yassir, 'Abdullah ibn Mas'ud.. Dan siapa budak yang
dibebaskan 'Ali? Dari sisi finansial, Abu Bakar sang
saudagar, insya Allah lebih bisa membahagiakan Fathimah.
'Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin. "Inilah
persaudaraan dan cinta", gumam 'Ali.
"Aku mengutamakan Abu Bakar atas diriku, aku
mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku."
Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil
kesempatan atau mempersilakan. Ia adalah keberanian, atau
pengorbanan
Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan
kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu.
Lamaran Abu Bakr ditolak. Dan ’Ali terus menjaga
semangatnya untuk mempersiapkan diri. Ah, ujian itu
rupanya belum berakhir. Setelah Abu Bakr mundur,
datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang
gagah dan perkasa, seorang lelaki yang sejak masuk
Islamnya membuat kaum Muslimin berani tegak
mengangkat muka, seorang laki-laki yang membuat
syaithan berlari takut dan musuh- musuh Allah bertekuk
lutut.
'Umar ibn Al Khaththab. Ya, Al Faruq, sang pemisah
kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar
Fathimah. 'Umar memang masuk Islam belakangan, sekitar
3 tahun setelah 'Ali dan Abu Bakar. Tapi siapa yang
menyangsikan ketulusannya? Siapa yang menyangsikan
kecerdasannya untuk mengejar pemahaman? Siapa yang
menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya 'Umar
dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum
muslimin? Dan lebih dari itu, 'Ali mendengar sendiri betapa
seringnya Nabi berkata, "Aku datang bersama Abu Bakar
dan 'Umar, aku keluar bersama Abu Bakr dan 'Umar, aku
masuk bersama Abu Bakr dan 'Umar.."
Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah
Fathimah. Lalu coba bandingkan bagaimana dia berhijrah
dan bagaimana 'Umar melakukannya. 'Ali menyusul sang
Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh
yang frustasi karena tak menemukan beliau Shallallaahu
'Alaihi wa Sallam. Maka ia hanya berani berjalan di kelam
malam. Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-bayang
gundukan bukit pasir. Menanti dan bersembunyi.
'Umar telah berangkat sebelumnya. Ia thawaf tujuh kali,
lalu naik ke atas Ka'bah. "Wahai Quraisy", katanya. "Hari
ini putera Al Khaththab akan berhijrah. Barangsiapa yang
ingin isterinya menjanda, anaknya menjadi yatim, atau
ibunya berkabung tanpa henti, silakan hadang 'Umar di
balik bukit ini!" 'Umar adalah lelaki pemberani. 'Ali, sekali
lagi sadar. Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang
banyak, dia pemuda yang belum siap menikah. Apalagi
menikahi Fathimah binti Rasulillah! Tidak. 'Umar jauh
lebih layak. Dan 'Ali ridha.
Cinta tak pernah meminta untuk menanti
Ia mengambil kesempatan
Itulah keberanian
Atau mempersilakan
Yang ini pengorbanan
Maka 'Ali bingung ketika kabar itu meruyak. Lamaran
'Umar juga ditolak.
Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi? Yang
seperti 'Utsman sang miliarderkah yang telah menikahi
Ruqayyah binti Rasulillah? Yang seperti Abul ’Ash ibn
Rabi'kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti
Rasulillah? Ah, dua menantu Rasulullah itu sungguh
membuatnya hilang kepercayaan diri.
Di antara Muhajirin hanya 'Abdurrahman ibn 'Auf yang
setara dengan mereka. Atau justru Nabi ingin mengambil
menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan
dengan mereka? Sa'd ibn Mu'adz kah, sang pemimpin Aus
yang tampan dan elegan itu? Atau Sa’d ibn 'Ubaidah,
pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu?
"Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?", kalimat
teman-teman Ansharnya itu membangunkan lamunan.
"Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah? Aku
punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu Baginda
Nabi.. "
"Aku?", tanyanya tak yakin.
"Ya. Engkau wahai saudaraku!"
"Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?"
"Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu!"
'Ali pun menghadap Sang Nabi. Maka dengan
memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk
menikahi Fathimah. Ya, menikahi. Ia tahu, secara ekonomi
tak ada yang menjanjikan pada dirinya. Hanya ada satu
set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar
untuk makannya. Tapi meminta waktu dua atau tiga
tahun untuk bersiap-siap? Itu memalukan! Meminta
Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap?
Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua
sekarang.
"Engkau pemuda sejati wahai 'Ali!", begitu nuraninya
mengingatkan. Pemuda yang siap bertanggungjawab atas
cintanya. Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan-
pilihannya. Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya.
Lamarannya berjawab, "Ahlan wa sahlan!" Kata itu
meluncur tenang bersama senyum Sang Nabi.
Dan ia pun bingung. Apa maksudnya? Ucapan selamat
datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat
penerimaan atau penolakan. Ah, mungkin Nabi pun
bingung untuk menjawab. Mungkin tidak sekarang. Tapi ia
siap ditolak. Itu resiko. Dan kejelasan jauh lebih ringan
daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung
berjawab. Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera
tanpa pelabuhan. Ah, itu menyakitkan.
"Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?"
"Entahlah.."
"Apa maksudmu?"
"Menurut kalian apakah 'Ahlan wa Sahlan' berarti sebuah
jawaban!"
"Dasar tolol! Tolol!", kata mereka,
"Eh, maaf kawan.. Maksud kami satu saja sudah cukup dan
kau mendapatkan dua! Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan
juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan! Dua-
duanya berarti ya !"
Dan 'Ali pun menikahi Fathimah. Dengan menggadaikan
baju besinya. Dengan rumah yang semula ingin
disumbangkan ke kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar
ia membayar cicilannya. Itu hutang.
Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu
Bakr, 'Umar, dan Fathimah. Dengan keberanian untuk
menikah. Sekarang. Bukan janji-janji dan nanti-nanti.
'Ali adalah gentleman sejati. Tidak heran kalau pemuda
Arab memiliki yel, "Laa fatan illa 'Aliyyan! Tak ada
pemuda kecuali Ali!" Inilah jalan cinta para pejuang. Jalan
yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan
tanggung jawab. Dan di sini, cinta tak pernah meminta
untuk menanti. Seperti 'Ali. Ia mempersilakan. Atau
mengambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan.
Yang kedua adalah keberanian.
Dan ternyata tak kurang juga yang dilakukan oleh Putri
Sang Nabi, dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu
hari (setelah mereka menikah) Fathimah berkata kepada 'Ali,
"Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku
pernah satu kali jatuh cinta pada seorang pemuda"
'Ali terkejut dan berkata, "kalau begitu mengapa engkau mau
manikah denganku? dan Siapakah pemuda itu?"
Sambil tersenyum Fathimah berkata, "Ya, karena pemuda
itu adalah Dirimu" ini merupakan sisi ROMANTIS dari
hubungan mereka berdua.
Kemudian Nabi saw bersabda: "Sesungguhnya Allah Azza wa
Jalla memerintahkan aku untuk menikahkan Fatimah
puteri Khadijah dengan Ali bin Abi Thalib, maka
saksikanlah sesungguhnya aku telah menikahkannya dengan maskimpoi empat ratus
Fidhdhah (dalam nilai perak), dan Ali ridha (menerima)
mahar tersebut."
Kemudian Rasulullah saw. mendoakan keduanya:
"Semoga Allah mengumpulkan kesempurnaan kalian
berdua, membahagiakan kesungguhan kalian berdua,
memberkahi kalian berdua, dan mengeluarkan dari
kalian berdua kebajikan yang banyak." (kitab Ar-Riyadh
An-Nadhrah 2:183, bab4)
Kisah Romantis ini diambil dari buku Jalan Cinta Para
Pejuang, Salim A.Fillah
chapter aslinya berjudul "Mencintai sejantan 'Ali"
from One Day One Juz's Facebook Wall
Kisah Cinta Romantis Ali dan Fatimah Ada rahasia terdalam di hati Ali yang tak d...
By news
Langganan:
Postingan (Atom)