saat manusia diwajibkan memilih yang terbaik dari orang-orang buruk | mereka kehilangan idealisme dan mulai menoleransi keburukan
tokoh kafir, berakhlak buruk, ditoleransi atas nama "the greater good", "asal kerjanya bagus" | kita nggak lagi mikir tentang teladan
kita tidak lagi berpikir, "harus orang Muslim yang akhlaknya baik, dan kerjanya juga baik" | beginilah pragmatisme merenggut idealisme
bayangkan masa depan, generasi yang akan datang, bagaimana cara mereka berpikir? | seandainya kita mulai menoleransi akhlak dan laku buruk?
"gak papa tatoan, asal bisa kerja", "gak papa kafir yang penting amanah", "nggak papa riba, asal manfaat" | ini pemikiran sesat menyesatkan
sama sesatnya dengan yang mikir, "daripada kerudungan tapi judes?" "daripada Muslim tapi korup?" | kita tidak bisa berpikir ideal dan syar'i
dengan begini, kita sudah nggak lagi menilai dengan penilaian Allah dan Rasul | kita sudah nggak lagi peduli pada Al-Qur'an dan As-Sunnah
"mending mana? kerudungan judes atau buka aurat tapi baik" | kalimat begini, bila terucap, nggak akan bawa pada ketaatan, naudzubillah
"nggak papa tatoan, ngerokok, yang penting bisa kerja!" | bagaimana bila esok, anak-anak kita yang berkata demikian? naudzubillah
ini tentang contoh, teladan, figur, imitative learning tanpa sadar oleh generasi muda | yang esok membawa mereka makin jauh dari Islam
saat dunia selalu jadi ukuran, maka tidak pernah akhirat didapat | namun banyak yang mengukur dirinya dengan akhirat, dunia mengikuti
karenanya kita perlu mendidik diri kita agar tetap idealis dan syar'i | serta mencontohkan diri, bisa berkarya juga berakhlak mulia
begitulah Rasulullah diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia | dan manusia yang terbaik, adalah yang paling baik akhlaknya
ust felix
from One Day One Juz's Facebook Wall
tokoh kafir, berakhlak buruk, ditoleransi atas nama "the greater good", "asal kerjanya bagus" | kita nggak lagi mikir tentang teladan
kita tidak lagi berpikir, "harus orang Muslim yang akhlaknya baik, dan kerjanya juga baik" | beginilah pragmatisme merenggut idealisme
bayangkan masa depan, generasi yang akan datang, bagaimana cara mereka berpikir? | seandainya kita mulai menoleransi akhlak dan laku buruk?
"gak papa tatoan, asal bisa kerja", "gak papa kafir yang penting amanah", "nggak papa riba, asal manfaat" | ini pemikiran sesat menyesatkan
sama sesatnya dengan yang mikir, "daripada kerudungan tapi judes?" "daripada Muslim tapi korup?" | kita tidak bisa berpikir ideal dan syar'i
dengan begini, kita sudah nggak lagi menilai dengan penilaian Allah dan Rasul | kita sudah nggak lagi peduli pada Al-Qur'an dan As-Sunnah
"mending mana? kerudungan judes atau buka aurat tapi baik" | kalimat begini, bila terucap, nggak akan bawa pada ketaatan, naudzubillah
"nggak papa tatoan, ngerokok, yang penting bisa kerja!" | bagaimana bila esok, anak-anak kita yang berkata demikian? naudzubillah
ini tentang contoh, teladan, figur, imitative learning tanpa sadar oleh generasi muda | yang esok membawa mereka makin jauh dari Islam
saat dunia selalu jadi ukuran, maka tidak pernah akhirat didapat | namun banyak yang mengukur dirinya dengan akhirat, dunia mengikuti
karenanya kita perlu mendidik diri kita agar tetap idealis dan syar'i | serta mencontohkan diri, bisa berkarya juga berakhlak mulia
begitulah Rasulullah diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia | dan manusia yang terbaik, adalah yang paling baik akhlaknya
ust felix
from One Day One Juz's Facebook Wall
Tidak ada komentar:
Posting Komentar