Kita Tidak Perlu Bekerja Amat Keras, Bekerjalah SEDIKIT LEBIH KERAS
Oleh Ilman Akbar*
Kamis saat hari Natal kemarin, saya hadir di kopi darat (kopdar) alias kumpul-kumpul sebuah komunitas pebisnis yang biasanya berinteraksi lewat grup WhatsApp, yaitu komunitas Jamaah Online Shop (JOS).
Salah satu pembicaranya adalah M. Ihsan Akhirulsyah, CFO dan salah satu founder dari startup bernama Cybreed, yang produknya bernama eFishery berhasil menang di berbagai kompetisi startup (salah satunya Get In The Ring tingkat dunia, membuat mereka mendapatkan hadiah senilai 25.000 Euro).
Inspirasi terbesar bagi saya adalah saat Ihsan menceritakan mengapa kita bahwa harus berjuang sedikiit saja lebih keras dari usaha kita biasanya.
Ternyata kita tidak perlu berjuang mati-matian setiap hari.
Kita hanya perlu berusaha sedikit saja lebih keras setiap harinya, yang penting kita tidak mengendorkan usaha kita walaupun juga cuma sedikit.
Mengapa? Berjuang sedikit lebih keras setiap harinya akan membawa kita mendapatkan hasil yang jauh lebih banyak saat dilakukan dalam jangka waktu lama. Sedangkan mengendorkan usaha kita walaupun sedikiit saja tiap harinya kelak akan membawa kita kepada kerugian.
Filosofi ini digambarkan dengan gamblang oleh Ihsan dengan persamaan matematika sederhana.
1,01 dipangkat dengan 365 = 37,8
0,99 dipangkat dengan 365 = 0,03
Angka 1 melambangkan usaha kita yang standar atau biasa dilakukan setiap hari. 365 adalah jumlah hari dalam setahun.
1,01 menggambarkan kita meningkatkan usaha atau daya juang kita sedikiit saja (hanya 1%).
Sedangkan 0,99 menggambarkan kita mengurangi usaha/daya juang kita sedikiit saja.
Selisihnya amat kecil, cuma 0,02. Namun saat effort atau perjuangan itu dilakukan selama jangka waktu panjang seperti setahun, hasilnya akan sangat berbeda!
Ternyata, orang-orang sukses bukan selalu mereka yang bekerja atau berusaha mati-matian. Calon orang sukses adalah mereka yang selalu berusaha dan bekerja sedikit lebih keras dibandingkan calon orang-orang yang gagal yang selalu bekerja sedikit di bawah usaha maksimal mereka.
Calon orang-orang sukses bekerja sedikit lebih keras setiap harinya dibanding hari kemarin. Besok harinya berusaha sedikit lebih keras lagi, berikutnya juga seperti itu. Sehingga mereka mendapatkan hasil jauh lebih besar dibanding orang-orang yang setiap harinya bekerja tidak sepenuh hati, setiap hari selalu merasa sudah mencapai sesuatu padahal tidak.
Saya langsung teringat dengan cerita salah seorang adik kelas saya di kampus. Ia adalah satu-satunya lulusan SMA-nya yang diterima di UI (ia berasal dari Banjarbaru, Kalimantan Selatan), sehingga ia sangat berjuang supaya bisa survive di Jakarta. Selama kuliah ia aktif berorganisasi dan berkompetisi, ia sering sekali mendapatkan penghargaan dari kompetisi nasional bahkan internasional, bahkan lulus dengan IPK tertinggi, dan kini bekerja di Microsoft Indonesia. Ia melakukan prinsip di atas: put on effort a little bit more than others.
Hanya dengan melebihkan effort atau daya juang sedikit saja, saat dilakukan dalam jangka waktu panjang, hasilnya akan JAUH berbeda.
Pertanyaannya, bagaimana kita bisa berjuang sedikit lebih keras? Jawabannya, milikilah ALASAN mengapa kita harus berjuang lebih keras.
Dan alasan itu bukanlah material atau finansial semata. Kemarin Ihsan cerita tentang kehidupannya yang amat sulit saat sekolah dulu. Ia bahkan tidak bisa mengambil ijazah SD-nya karena menunggak SPP. Tentu kondisi ini tidak membuatnya bahagia. Namun saat ia berhasil mendapatkan uang berkelimpahan saat kuliah ia menyelesaikan proyek properti cluster perumahan pertamanya, ia tidak lebih bahagia dibanding dulu! Kebahagiaan tidak ditentukan oleh jumlah finansial, ada titik tertentu di mana kebahagiaan kita tidak meningkat walaupun secara finansial sudah meningkat.
Alasan yang menggerakkan kita untuk berusaha lebih keras, adalah jawaban pertanyaan besar, mengapa kita dilahirkan. Alasan mengapa kita ada di dunia ini. Alasan yang membuat manusia lain di dunia ini terus mengingat kita saat kita wafat kelak.
Sudahkah kita menemukan alasan itu? Jika belum, mungkin teman-teman bisa mencoba menemukan apa passion teman-teman terlebih dahulu. Karena menemukan passion adalah salah satu cara menemukan siapa diri kita, apa misi hidup kita, dan mengapa kita dilahirkan.
Ada orang-orang yang umurnya amat panjang, melebihi umur tubuhnya. Sudah meninggal, namun karya, ilmu, dan inspirasinya terus hidup saat ini. Seperti Nabi Muhammad, Isa Almasih, Soekarno, Hatta, Steve Jobs, Wright Bersaudara, Walt Disney, you name it!
Tapi ada juga orang-orang yang umurnya amat pendek, lebih pendek bahkan dari umur tubuhnya. Mereka masih hidup secara fisik, namun sudah mati secara akal dan karya, karena mereka tidak menemukan alasan mengapa mereka harus hidup, sehingga mereka tidak melakukan apapun yang bermakna dalam hidup mereka.
Teman-teman mau jadi orang yang seperti apa?
Menegaskan apa yang bang Ihsan sampaikan, yuk temukan ALASAN mengapa kita dilahirkan. Berjuanglah SEDIKIT LEBIH KERAS setiap harinya, berkaryalah dan beri manfaat sebanyak-banyaknya pada masyarakat. Insya Allah, kita akan terus 'hidup' walaupun kita sudah tiada.
*sumber: ilmanakbar.wordpress.com
from One Day One Juz's Facebook Wall
Oleh Ilman Akbar*
Kamis saat hari Natal kemarin, saya hadir di kopi darat (kopdar) alias kumpul-kumpul sebuah komunitas pebisnis yang biasanya berinteraksi lewat grup WhatsApp, yaitu komunitas Jamaah Online Shop (JOS).
Salah satu pembicaranya adalah M. Ihsan Akhirulsyah, CFO dan salah satu founder dari startup bernama Cybreed, yang produknya bernama eFishery berhasil menang di berbagai kompetisi startup (salah satunya Get In The Ring tingkat dunia, membuat mereka mendapatkan hadiah senilai 25.000 Euro).
Inspirasi terbesar bagi saya adalah saat Ihsan menceritakan mengapa kita bahwa harus berjuang sedikiit saja lebih keras dari usaha kita biasanya.
Ternyata kita tidak perlu berjuang mati-matian setiap hari.
Kita hanya perlu berusaha sedikit saja lebih keras setiap harinya, yang penting kita tidak mengendorkan usaha kita walaupun juga cuma sedikit.
Mengapa? Berjuang sedikit lebih keras setiap harinya akan membawa kita mendapatkan hasil yang jauh lebih banyak saat dilakukan dalam jangka waktu lama. Sedangkan mengendorkan usaha kita walaupun sedikiit saja tiap harinya kelak akan membawa kita kepada kerugian.
Filosofi ini digambarkan dengan gamblang oleh Ihsan dengan persamaan matematika sederhana.
1,01 dipangkat dengan 365 = 37,8
0,99 dipangkat dengan 365 = 0,03
Angka 1 melambangkan usaha kita yang standar atau biasa dilakukan setiap hari. 365 adalah jumlah hari dalam setahun.
1,01 menggambarkan kita meningkatkan usaha atau daya juang kita sedikiit saja (hanya 1%).
Sedangkan 0,99 menggambarkan kita mengurangi usaha/daya juang kita sedikiit saja.
Selisihnya amat kecil, cuma 0,02. Namun saat effort atau perjuangan itu dilakukan selama jangka waktu panjang seperti setahun, hasilnya akan sangat berbeda!
Ternyata, orang-orang sukses bukan selalu mereka yang bekerja atau berusaha mati-matian. Calon orang sukses adalah mereka yang selalu berusaha dan bekerja sedikit lebih keras dibandingkan calon orang-orang yang gagal yang selalu bekerja sedikit di bawah usaha maksimal mereka.
Calon orang-orang sukses bekerja sedikit lebih keras setiap harinya dibanding hari kemarin. Besok harinya berusaha sedikit lebih keras lagi, berikutnya juga seperti itu. Sehingga mereka mendapatkan hasil jauh lebih besar dibanding orang-orang yang setiap harinya bekerja tidak sepenuh hati, setiap hari selalu merasa sudah mencapai sesuatu padahal tidak.
Saya langsung teringat dengan cerita salah seorang adik kelas saya di kampus. Ia adalah satu-satunya lulusan SMA-nya yang diterima di UI (ia berasal dari Banjarbaru, Kalimantan Selatan), sehingga ia sangat berjuang supaya bisa survive di Jakarta. Selama kuliah ia aktif berorganisasi dan berkompetisi, ia sering sekali mendapatkan penghargaan dari kompetisi nasional bahkan internasional, bahkan lulus dengan IPK tertinggi, dan kini bekerja di Microsoft Indonesia. Ia melakukan prinsip di atas: put on effort a little bit more than others.
Hanya dengan melebihkan effort atau daya juang sedikit saja, saat dilakukan dalam jangka waktu panjang, hasilnya akan JAUH berbeda.
Pertanyaannya, bagaimana kita bisa berjuang sedikit lebih keras? Jawabannya, milikilah ALASAN mengapa kita harus berjuang lebih keras.
Dan alasan itu bukanlah material atau finansial semata. Kemarin Ihsan cerita tentang kehidupannya yang amat sulit saat sekolah dulu. Ia bahkan tidak bisa mengambil ijazah SD-nya karena menunggak SPP. Tentu kondisi ini tidak membuatnya bahagia. Namun saat ia berhasil mendapatkan uang berkelimpahan saat kuliah ia menyelesaikan proyek properti cluster perumahan pertamanya, ia tidak lebih bahagia dibanding dulu! Kebahagiaan tidak ditentukan oleh jumlah finansial, ada titik tertentu di mana kebahagiaan kita tidak meningkat walaupun secara finansial sudah meningkat.
Alasan yang menggerakkan kita untuk berusaha lebih keras, adalah jawaban pertanyaan besar, mengapa kita dilahirkan. Alasan mengapa kita ada di dunia ini. Alasan yang membuat manusia lain di dunia ini terus mengingat kita saat kita wafat kelak.
Sudahkah kita menemukan alasan itu? Jika belum, mungkin teman-teman bisa mencoba menemukan apa passion teman-teman terlebih dahulu. Karena menemukan passion adalah salah satu cara menemukan siapa diri kita, apa misi hidup kita, dan mengapa kita dilahirkan.
Ada orang-orang yang umurnya amat panjang, melebihi umur tubuhnya. Sudah meninggal, namun karya, ilmu, dan inspirasinya terus hidup saat ini. Seperti Nabi Muhammad, Isa Almasih, Soekarno, Hatta, Steve Jobs, Wright Bersaudara, Walt Disney, you name it!
Tapi ada juga orang-orang yang umurnya amat pendek, lebih pendek bahkan dari umur tubuhnya. Mereka masih hidup secara fisik, namun sudah mati secara akal dan karya, karena mereka tidak menemukan alasan mengapa mereka harus hidup, sehingga mereka tidak melakukan apapun yang bermakna dalam hidup mereka.
Teman-teman mau jadi orang yang seperti apa?
Menegaskan apa yang bang Ihsan sampaikan, yuk temukan ALASAN mengapa kita dilahirkan. Berjuanglah SEDIKIT LEBIH KERAS setiap harinya, berkaryalah dan beri manfaat sebanyak-banyaknya pada masyarakat. Insya Allah, kita akan terus 'hidup' walaupun kita sudah tiada.
*sumber: ilmanakbar.wordpress.com
from One Day One Juz's Facebook Wall
Tidak ada komentar:
Posting Komentar