Karena pribadinya aku terpesona

Karena budinya aku jatuh cinta

Rinduku padanya tiada terkata

Nantikanlah aku di taman syurgaNya



#AkuCintaRasulullah





Timeline Photos

Rasulullah memekik merasakan sakit yang tak tertahankan. "Ya Allah, dahsyat sekali sakitnya maut ini. Timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku. Jangan pada umatku." Badan Rasulullah mulai dingin. Kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya mulai bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu. Ali segera mendekatkan telinganya kepada Rasulullah Shalallahu 'alaihi Wa salam. "Uushikum bishshalaati wamaa malakat aymanukum. Aku berpesan kepada kalian jagalah sholat dan peliharalah orang-orang lemah diantara kamu." Di luar pintu, tangispun mulai terdengar bersahutan. Sahabat Rasulullah saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya. Dan Sayyidina Ali kembali mendekatkan telinga di bibir Rasulullah yang mulai tampak kebiru-biruan. "Ummatii...Ummatii....Ummatii." Bagaimana nasib umatku.. umatku.. umatku. Inna Lillahi Wainna Ilaihi Raji'un. Berakhirlah sudah riwayat hidup seorang manusia yang kemuliaannya tak ada yang menandingi. Seorang manusia pilihan yang telah memberi sinar cahaya terang dan membawa kita terbebas dari kegelapan. Sosok yang begitu cinta kepada umatnya. Di saat ajalpun Rasulullah tidak memikirkan anaknya, isterinya atau yang lainnya. Dalam hatinya Rasulullah begitu gelisah memikirkan nasib umatnya. ***** Setiap kali kita mengulang cerita detik-detik wafatnya Rasulullah, bukankah hati selalu bergetar? Bergetar karena haru betapa ada manusia yang amat mencintai kita dan peduli pada kita hingga akhir hayatnya. Bergetar pula karena malu, malu karena kita bahkan jarang mengingatnya apalagi menjalankan apa yang beliau ajarkan. Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi. Kami ingin dapat mencintaimu, wahai Rasul Allah. Mencintaimu tanpa alasan, selain alasan ingin mencinta. Mencintaimu lebih dari diri kami sendiri. #AkuCintaRosul #Love



from One Day One Juz's Facebook Wall

Karena pribadinya aku terpesona Karena budinya aku jatuh cinta Rinduku padanya t...

Karena pribadinya aku terpesona

Karena budinya aku jatuh cinta

Rinduku padanya tiada terkata

Nantikanlah aku di taman syurgaNya



#AkuCintaRasulullah





Timeline Photos

Rasulullah memekik merasakan sakit yang tak tertahankan. "Ya Allah, dahsyat sekali sakitnya maut ini. Timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku. Jangan pada umatku." Badan Rasulullah mulai dingin. Kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya mulai bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu. Ali segera mendekatkan telinganya kepada Rasulullah Shalallahu 'alaihi Wa salam. "Uushikum bishshalaati wamaa malakat aymanukum. Aku berpesan kepada kalian jagalah sholat dan peliharalah orang-orang lemah diantara kamu." Di luar pintu, tangispun mulai terdengar bersahutan. Sahabat Rasulullah saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya. Dan Sayyidina Ali kembali mendekatkan telinga di bibir Rasulullah yang mulai tampak kebiru-biruan. "Ummatii...Ummatii....Ummatii." Bagaimana nasib umatku.. umatku.. umatku. Inna Lillahi Wainna Ilaihi Raji'un. Berakhirlah sudah riwayat hidup seorang manusia yang kemuliaannya tak ada yang menandingi. Seorang manusia pilihan yang telah memberi sinar cahaya terang dan membawa kita terbebas dari kegelapan. Sosok yang begitu cinta kepada umatnya. Di saat ajalpun Rasulullah tidak memikirkan anaknya, isterinya atau yang lainnya. Dalam hatinya Rasulullah begitu gelisah memikirkan nasib umatnya. ***** Setiap kali kita mengulang cerita detik-detik wafatnya Rasulullah, bukankah hati selalu bergetar? Bergetar karena haru betapa ada manusia yang amat mencintai kita dan peduli pada kita hingga akhir hayatnya. Bergetar pula karena malu, malu karena kita bahkan jarang mengingatnya apalagi menjalankan apa yang beliau ajarkan. Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi. Kami ingin dapat mencintaimu, wahai Rasul Allah. Mencintaimu tanpa alasan, selain alasan ingin mencinta. Mencintaimu lebih dari diri kami sendiri. #AkuCintaRosul #Love



from One Day One Juz's Facebook Wall

Tidak ada komentar:

Posting Komentar