TEUKU WISNU : ODOJ ITU TENANG, NYAMAN, DAN DAMAI
Ahad pagi (16/3/14), saya Aulia Gurdi mewawancarai Teuku Wisnu. Ia tergabung dalam ODOJ sekaligus menjadi duta ODOJ dari kalangan public figure negeri ini. Kami janji bertemu di sebuah mushola kecil di perumahan Puri Bintaro Sektor 9. Kebetulan pada saat yang bersamaan Wisnu menjadi pembicara bagi puluhan anak remaja dalam kajian rutin dwi mingguan di mushola Al-Ikhlas.
Pada pukul 09.00, Wisnu datang dengan berbaju koko putih. Ia kelihatan bersemangat pagi itu. Setelah bertegur sapa dan memperkenalkan diri, saya memulai wawancara di beranda teras musholla yang asri. Berikut ulasan wawancara kami.
“Assalamu’alaikum Mas Wisnu, apa kabar?”
“Wa’alaikumussalam, kabar baik. Alhamdulilah.”
“Boleh tahu, Mas Wisnu kenal ODOJ dari mana ya?”
“Saya tahu ODOJ dari twitter, saat itu akun twitter ODOJ masih bernama @ODOJ, walau belum bergabung sayasudah follow twitternya. Ceritanya, saat menikah saya berkeinginan hijrah ke kehidupan yang lebih islami karenanya saya follow semua akun twitter yang Islami dan salah satunya ODOJ. Dari sana saya mendapat banyakilmu.Selain itu juga, Oki Setiana Dewi memperkenalkan saya dan teman-teman di pengajian artis untuk ikutan grup ODOJ dan akhirnya saya baru bergabung di grup ODOJ setelah saya menikah, sekitar 3 bulan lalu, di awal tahun 2014 ini.”
“Kalau boleh tahu, Mas Wisnu grup ODOJ berapa ya?”
“Saya gabung di grup#107. Alhamdulillah, di grup ini saya mendapat semangat dan motivasi luar biasa dari saudara-saudara baru di grup ini, terutama Mas Andri yang juga pengurus ODOJ. Beliau selalu menyemangati dan men-japri (baca: jalur pribadi) saya, ketika saya banyak utang membaca untuk juz yang tertinggal.“
“Terkait peran sebagai duta ODOJ, bagaimana tanggapan Mas Wisnu?”
“Beberapa waktu lalu, saya memang didatangi pengurus ODOJ untuk diminta menjadi duta ODOJ. Satu hal yang saya tekankan pada Mas Asep selaku pengurus yang menyambangi saya pada waktu itu, jujur saya katakan bagaimana kapasitas saya terkait ilmu keagamaan dan kondisi saya yang baru saja hijrah.Tetapi kalau memang saya dipercaya, saya bersedia dan siap, insyaAllah. Mohon dukungan dalam mengemban amanah ini, apalagi setelah hijrah ini saya sudah berniat untuk berdakwah di jalan Allah. Sebagai apapun peran saya,tak perlu menjadi seorang ustadz, dengan menjadi duta ODOJ ini pun saya bias berbuat banyak untuk menginspirasi lebih banyak orang dalam mengenal Al-Quran.”
“Apa rencana ke depan dalam mengemban tugas menjadi duta ODOJ bagi Mas Wisnu?”
“Saya ingin sekali menginspirasi banyak orang untuk lebih mengenal Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari karena manfaatnya sangat saya rasakan sendiri. Sejak kenal ODOJ, saya tak lagi menghabiskan waktu percuma, setidaknya saya mengisinya dengan membaca buku-buku keagamaan maupun juga Al-Quran. Saya juga mengenalkan ODOJ ini di lingkungan sekitar seperti kepada rekan pemain di sinetron saya dan terutama juga pada remaja-remaja seperti yang hadir di pengajian kali ini. (Ia menunjuk peserta pengajian remaja yang sudah memenuhi ruang musholla saat wawancara berlangsung). Beberapa yang saya perkenalkan memang masih merasa berat, tapi saya selalu meyakinkan mereka bahwa terkadang pembiasaan butuh keikhalasan, terkadang juga perlu paksaan dan menurut saya paksaan tidak selalu berkonotasi negatif.“
“Adakah pertanyaan dari orang sekitar dengan kebiasaan barunya, Mas Wisnu bertilawah di sela break syuting?”
“Saya berprasangka baik saja dan tak perlu juga berprasangka pada orang lain karena sebagaimana ayat dalam Al-Quran, kita harus menjauhkan prasangka. Oleh karena itu, saya tak perlu berpikir takut dicap sok alim dan aneka stempel negative lainnya.Saya ber-husnudzon sajalah.”
“Sebelum dengan ODOJ ini, bagaimana interaksi Mas Wisnu dengan Al-Quran?”
“Jujur saja, sebelum kenal ODOJ, baca 2 lembar Al-Quran saja itu sudah paling banyak. Saya Alhamdulillah, waktu di Aceh ikut remaja masjid. Jadi, keadaan sekarang ini seperti mengembalikan saya pada fitrah saya dulu.”
“Bagaimana dengan keluarga Mas, seperti istri misalnya, diajak ikut ODOJ jugakah?”
“Kalau istri saya memang belum ikut ODOJ. Istri saya tidak asing dengan Al-Quran karena dulunya sempat di pesantren dan ayahnya mendidiknya dengan sangat disiplin. Tapi, ia memilih membaca Al-Quran sendiri tanpa ikut grup semacam ODOJ karena sekarang harus bedrest di usia 3 bulan kehamilannya. Saya kerap membacakannya Al-Quran sebelum dia tidur.”
“Ada yang ingin disampaikan untuk odojers, Mas?”
“Saya hanya ingin menyampaikan sedikit pesan pada odojers. Selain membaca tulisan Arabnya, cobalah juga untuk membaca terjemahannya sebagai tambahan ilmu. Tanpa mengesampingkan manfaat membaca Al-Quran itu sendiri, saya piker esensi memahami isi Al-Quran adalah dengan membaca terjamahannya juga. Ada banyak kisah mengenal Allah, Rasul, dan kisah berhikmah para nabi lainnya. InsyaAllah bermanfaat dan menambah pengetahuan.”
“Terakhir, apa kesan Mas Wisnu tentang ODOJ?”
“Wah, pertanyaannya susah, kayak ujian saja (sambil senyum). Apa ya? Hmm… kalau boleh jujur, saya ingin menyebut ODOJ dalam 3 kata singkat saja. ODOJ itu tenang, nyaman, dan damai. Sudah itu saja. Saya sudah membuktikan efek ODOJ dengan 3 kata ini dalam keseharian saya. Rasanya belum genap hari saya jika belum membaca Al-Quran. Alhamdulillah! (dengan mantap).
“Baik, terima kasih atas kesempatan bincang-bincangnya. Semoga Mas Wisnu bias konsisten dan istiqomah dengan ODOJ-nya. Bisa terus menginspirasi lebih banyak orang dan sukses dengan programnya menjadi duta ODOJ.”
“Aamiin, sama-sama Mbak. Saling mendoakan,ya!”
***
Selesai wawancara, Teuku Wisnu pun bergegas masuk masjid, langsung mengisi acara pengajian remaja yang digelar pagi itu. Puluhan remaja yang sudah menunggu antusias menyimak acara.
Demikian, semoga wawancara ini menginspirasi kita semua untuk terus istiqomah dan semangat ber-ODOJ sebagaimana sang duta ODOJ melakukannya.
(Aulia Gurdi – Promas ODOJ)
www.onedayonejuz.org
from One Day One Juz's Facebook Wall
Ahad pagi (16/3/14), saya Aulia Gurdi mewawancarai Teuku Wisnu. Ia tergabung dalam ODOJ sekaligus menjadi duta ODOJ dari kalangan public figure negeri ini. Kami janji bertemu di sebuah mushola kecil di perumahan Puri Bintaro Sektor 9. Kebetulan pada saat yang bersamaan Wisnu menjadi pembicara bagi puluhan anak remaja dalam kajian rutin dwi mingguan di mushola Al-Ikhlas.
Pada pukul 09.00, Wisnu datang dengan berbaju koko putih. Ia kelihatan bersemangat pagi itu. Setelah bertegur sapa dan memperkenalkan diri, saya memulai wawancara di beranda teras musholla yang asri. Berikut ulasan wawancara kami.
“Assalamu’alaikum Mas Wisnu, apa kabar?”
“Wa’alaikumussalam, kabar baik. Alhamdulilah.”
“Boleh tahu, Mas Wisnu kenal ODOJ dari mana ya?”
“Saya tahu ODOJ dari twitter, saat itu akun twitter ODOJ masih bernama @ODOJ, walau belum bergabung sayasudah follow twitternya. Ceritanya, saat menikah saya berkeinginan hijrah ke kehidupan yang lebih islami karenanya saya follow semua akun twitter yang Islami dan salah satunya ODOJ. Dari sana saya mendapat banyakilmu.Selain itu juga, Oki Setiana Dewi memperkenalkan saya dan teman-teman di pengajian artis untuk ikutan grup ODOJ dan akhirnya saya baru bergabung di grup ODOJ setelah saya menikah, sekitar 3 bulan lalu, di awal tahun 2014 ini.”
“Kalau boleh tahu, Mas Wisnu grup ODOJ berapa ya?”
“Saya gabung di grup#107. Alhamdulillah, di grup ini saya mendapat semangat dan motivasi luar biasa dari saudara-saudara baru di grup ini, terutama Mas Andri yang juga pengurus ODOJ. Beliau selalu menyemangati dan men-japri (baca: jalur pribadi) saya, ketika saya banyak utang membaca untuk juz yang tertinggal.“
“Terkait peran sebagai duta ODOJ, bagaimana tanggapan Mas Wisnu?”
“Beberapa waktu lalu, saya memang didatangi pengurus ODOJ untuk diminta menjadi duta ODOJ. Satu hal yang saya tekankan pada Mas Asep selaku pengurus yang menyambangi saya pada waktu itu, jujur saya katakan bagaimana kapasitas saya terkait ilmu keagamaan dan kondisi saya yang baru saja hijrah.Tetapi kalau memang saya dipercaya, saya bersedia dan siap, insyaAllah. Mohon dukungan dalam mengemban amanah ini, apalagi setelah hijrah ini saya sudah berniat untuk berdakwah di jalan Allah. Sebagai apapun peran saya,tak perlu menjadi seorang ustadz, dengan menjadi duta ODOJ ini pun saya bias berbuat banyak untuk menginspirasi lebih banyak orang dalam mengenal Al-Quran.”
“Apa rencana ke depan dalam mengemban tugas menjadi duta ODOJ bagi Mas Wisnu?”
“Saya ingin sekali menginspirasi banyak orang untuk lebih mengenal Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari karena manfaatnya sangat saya rasakan sendiri. Sejak kenal ODOJ, saya tak lagi menghabiskan waktu percuma, setidaknya saya mengisinya dengan membaca buku-buku keagamaan maupun juga Al-Quran. Saya juga mengenalkan ODOJ ini di lingkungan sekitar seperti kepada rekan pemain di sinetron saya dan terutama juga pada remaja-remaja seperti yang hadir di pengajian kali ini. (Ia menunjuk peserta pengajian remaja yang sudah memenuhi ruang musholla saat wawancara berlangsung). Beberapa yang saya perkenalkan memang masih merasa berat, tapi saya selalu meyakinkan mereka bahwa terkadang pembiasaan butuh keikhalasan, terkadang juga perlu paksaan dan menurut saya paksaan tidak selalu berkonotasi negatif.“
“Adakah pertanyaan dari orang sekitar dengan kebiasaan barunya, Mas Wisnu bertilawah di sela break syuting?”
“Saya berprasangka baik saja dan tak perlu juga berprasangka pada orang lain karena sebagaimana ayat dalam Al-Quran, kita harus menjauhkan prasangka. Oleh karena itu, saya tak perlu berpikir takut dicap sok alim dan aneka stempel negative lainnya.Saya ber-husnudzon sajalah.”
“Sebelum dengan ODOJ ini, bagaimana interaksi Mas Wisnu dengan Al-Quran?”
“Jujur saja, sebelum kenal ODOJ, baca 2 lembar Al-Quran saja itu sudah paling banyak. Saya Alhamdulillah, waktu di Aceh ikut remaja masjid. Jadi, keadaan sekarang ini seperti mengembalikan saya pada fitrah saya dulu.”
“Bagaimana dengan keluarga Mas, seperti istri misalnya, diajak ikut ODOJ jugakah?”
“Kalau istri saya memang belum ikut ODOJ. Istri saya tidak asing dengan Al-Quran karena dulunya sempat di pesantren dan ayahnya mendidiknya dengan sangat disiplin. Tapi, ia memilih membaca Al-Quran sendiri tanpa ikut grup semacam ODOJ karena sekarang harus bedrest di usia 3 bulan kehamilannya. Saya kerap membacakannya Al-Quran sebelum dia tidur.”
“Ada yang ingin disampaikan untuk odojers, Mas?”
“Saya hanya ingin menyampaikan sedikit pesan pada odojers. Selain membaca tulisan Arabnya, cobalah juga untuk membaca terjemahannya sebagai tambahan ilmu. Tanpa mengesampingkan manfaat membaca Al-Quran itu sendiri, saya piker esensi memahami isi Al-Quran adalah dengan membaca terjamahannya juga. Ada banyak kisah mengenal Allah, Rasul, dan kisah berhikmah para nabi lainnya. InsyaAllah bermanfaat dan menambah pengetahuan.”
“Terakhir, apa kesan Mas Wisnu tentang ODOJ?”
“Wah, pertanyaannya susah, kayak ujian saja (sambil senyum). Apa ya? Hmm… kalau boleh jujur, saya ingin menyebut ODOJ dalam 3 kata singkat saja. ODOJ itu tenang, nyaman, dan damai. Sudah itu saja. Saya sudah membuktikan efek ODOJ dengan 3 kata ini dalam keseharian saya. Rasanya belum genap hari saya jika belum membaca Al-Quran. Alhamdulillah! (dengan mantap).
“Baik, terima kasih atas kesempatan bincang-bincangnya. Semoga Mas Wisnu bias konsisten dan istiqomah dengan ODOJ-nya. Bisa terus menginspirasi lebih banyak orang dan sukses dengan programnya menjadi duta ODOJ.”
“Aamiin, sama-sama Mbak. Saling mendoakan,ya!”
***
Selesai wawancara, Teuku Wisnu pun bergegas masuk masjid, langsung mengisi acara pengajian remaja yang digelar pagi itu. Puluhan remaja yang sudah menunggu antusias menyimak acara.
Demikian, semoga wawancara ini menginspirasi kita semua untuk terus istiqomah dan semangat ber-ODOJ sebagaimana sang duta ODOJ melakukannya.
(Aulia Gurdi – Promas ODOJ)
www.onedayonejuz.org
from One Day One Juz's Facebook Wall
Tidak ada komentar:
Posting Komentar