ODOJ-ku therapist-ku (Kisah Nyata Penderita Stroke) Kisah ini kutulis dengan t...

ODOJ-ku therapist-ku



(Kisah Nyata Penderita Stroke)



Kisah ini kutulis dengan tanganku yang kiri. Keren kayak orang kidal, tapi sebenarnya aku sedang mendapat anugerah, dari Allah SWT, yang tak ternilai harganya. Pola hidup yang tidak sehat dan pola makan yang sembarangan membuat tumpukan kolesterol dan tekanan darah yang tinggi yang memicu stroke. Yah, separuh badanku lumpuh saat itu.



Beruntung, keluargaku selalu mendukung kesembuhanku. Isteriku dan dua anak laki-lakiku membuatku selalu semangat untuk memerangi sakitku ini. Isteriku selalu mengingatkan bahwa anak-anak masih kecil dan butuh kasih sayang ayahnya. Mulai saat itu aku selalu ingin mengikuti tumbuh kembang mereka.



Dua tahun sudah aku menjalani hari-hariku dengan separuh anggota badanku. Tangan dan kaki kananku belum sepenuhnya berfungsi. Tapi tangan lemah itu pernah menyentuh hajar aswad dan kaki pincang itu pernah mengelilingi ka'bah tanpa lelah. Aku tidak pernah membayangkan sebelumnya, ternyata tahun 2013 bisa menunaikan ibadah umroh. Kalau menabungpun, mungkin aku perlu puluhan tahun untuk membayar biayanya. Namun Allah SWT telah memilih orang untuk membiayai umrohku. Gratis. Itulah kenapa saya menyebut sakit ini sebagai anugerah, karena hadiah demi hadiah berdatangan tiap tahunnya.



Di tahun 2014, Allah mempertemukanku dengan komunitas ODOJ. Ya, aku terdaftar jadi anggota ODOJ 209 tahun ini. Disinilah terbuka kembali getaran getaran hidup. Di komunitas inilah aku mendapatkan teman yang menjadi saudara sehati dan seiman. Saling tolong menolong, bantu membantu terjadi disini, tanpa didasari kepentingan dunia. Bahasa yang digunakan pasti dengari bahasa yang halus lembut tidak menyakitkan. Mulai dari admin sampai dua puluh sembilan anggotanya santun. Aku pernah bertanya dalam hati, apakah ini surga dunia yang diberikan Allah kepadaku?.



ODOJ adalah hadiah besar dari Allah SWT di tahun ini. Istri dan anakku yang pertama juga sudah masuk dalam komunitas ini. Aku di ODOJ 209, istriku ODOJ 2630 dan anakku ODOLKIDS 1. Bahkan saat menulis inipun saya baru saja diterima admin di ODALF oleh Mas Karyadi, pengurus ODOJ. Alhamdulillah. Itu semua karena sekeluarga memiliki ketenangan jiwa dan kemantapan dengan membaca Alquran setiap hari. Bahkan yang kami rasakan sekarang ada yang kurang dalam hidup kami jika tidak membaca Al Quran.



Awalnya, aku butuh penyesuaian untuk menyelesaikan satu juz. Terkadang ada saja kegiatan yang menghalangi tilawah alquran. Tetapi saya termotivasi oleh istri yang juga ngikut ODOJ, istriku bisa mengapa saya tidak. Padahal istriku disela sela pekerjaannya yang menumpuk dari bangun tidur sampai tidur lagi saja bisa menyelesaiakan juznya, dibandigkan aku yang tidak bekerja malah tidak selesai. Dari sini aku mulai berniat menyelesaikan juz di ODOJ, walaupun jangkanya lebih dari yang ditentukan. Perasaan saya diwaktu khatam pertama jus 17, tak bisa dibayangkan dengan kata kata. Yang ada hanya ucapan alhamdulillah ternyata Allah meridhoi niat ku. Dan disinilah hatiku bisa merasakan dan membedakan yang termasuk ajakan ma'ruf ataupun munkar dengan mengikuti ataupun menolak.



Hemiplegia kanan membuat tangan kananku kesulitan untuk mengedit daftar tugas tilawah di grupku. Saat menjadi PJH, beberapa kritikan sempat terlontar dari teman-teman. Karena harus menggunakan tangan kiri untuk mengedit daftar tilawah, sehingga banyak kesalahan yang aku lakukan. Terus terang aku kewalahan untuk melakukan update tilawah. Namun ketika aku sampaikan tentang keterbatasanku, alhamdulillah, teman-teman memahami hal itu. Sekarang, bahkan aku berani melamar menjadi admin ODALF dengan modal tangan kiriku.



Selain gerak motorik yang terbatas, aku juga mengalami afasia. Semacam gangguan bahasa. Aku selalu kesulitan dalam mengungkapkan dan melafalkan kalimat yang ada di pikiranku. ODOJ merupakan therapist-ku. ODOJ melatih apa yang dilihat dimasukkan dalam hati dan pikiran lalu dikeluarkan dengan kalimat yang tajwidnya benar. Ini efektif untuk berlatih bicara dalam waktu tertentu dan dilakukan setiap hari. Keuntungan yang aku peroleh adalah lancer berbicara dan mendapat pahala dari Allah SWT. Dua kebaikan sekaligus. Alhamdulillah sekarang sudah bisa bicara dengan tutur kata yang lebih tersusun rapi dari sebelumnya.



Penglihatanku juga menurun karena deficits after stroke. Tantangan tersendiri ketika harus membaca dalam waktu yang lama. Karena setelah serangan stroke, huruf-huruf yang aku lihat seperti berkumpul jadi satu, sehingga aku kesulitan untuk membaca. Namun memasuki bulan ketiga di ODOJ, mataku mulai terbiasa membaca huruf-huruf hijaiyyah itu.



ODOJ juga mempertemukanku dengan beberapa orang-orang istimewa. Saat acara grand launching ODOJ, aku bertemu dengan anak muda yang selalu membaca Alquran dan bertemu dengan Pak Tanjung, anggota grupku, yang ternyata sudah berusia lanjut. Dialah yang selalu menyelesaikan bacaannya di sepertiga malam terakhir. Sempat terlintas dalam hati, andai masa mudaku seperti anak muda itu dan andai masa tuaku seperti orang tua itu, maka kebahagiaan dunia akhirat akan aku dapatkan.



Teman temanku dahulu sewaktu SMA juga reuni dibawah payung ODOJ. Semua berkumpul tanpa perbedaan paham, asyik sekali berbincang satu hal Alquran. Bahkan dengan semangat yang tinggi merayu teman teman dengan kalimat "ayo siapa berani daftar ODOJ silahkan kirim nama dan no hp, tanpa biaya alias gratis dapat piala dari Allah SWT dan menambah ukhuwah". Akhirnya banyak teman temanku yang bergabung di ODOJ.



Penderita stroke karena hipertensi, sangat sensitif dan mudah marah. Begitu pula aku. Tapi ODOJ melatihku menjadi orang yang sabar dan ikhlas. Mungkin kalau ada yang setiap saat mengukur tensiku, dua bulan ini selalu pada batas normal. Kesabaran dan keihlasanku itu pernah diuji. Seorang kenalan menawari pekerjaan di sebuah perusahaan otomotif. Dia meyakinkan bahwa perusahaan menerima keterbatasan fisikku. Tanpa berpikir panjang, akupun mengiyakan dan memberikan sejumlah uang yang menjadi persyaratan masuknya. Seluruh persyaratan aku serahkan kepadanya, dengan kepercayaan penuh. Beberapa hari kemudian dia menghilang dan tidak pernah menghubungiku sama sekali. Akupun sadar, aku telah tertipu. Namun anehnya, tidak ada perasaan dendam atau marah, seperti biasa yang aku rasakan sebagai penderita hippertensi. Al Quran yang aku baca hari itu seperti sihir pelunak hati dan pikiran.



Itulah hadiah terbesar dari Allah SWT tahun ini. ODOJ telah menjadi therapist fisik dan psikisku. Akupun merasakan kesembuhan itu. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi penderita stroke yang lain untuk menjadi alternatif pendorong kesembuhan dan semangat untuk hidup. Bagi teman-teman yang sehat, berbahagialah anda punya mata yang sehat, tangan yang lengkap dan mental yang sehat untuk memaksimalkan tilawah. Tetap semangat dan tetap sehat. Terima kasih, ODOJ-ku therapist-ku.





Penulis,



Moh Nanang Safi'I (ODOJ 209)



from One Day One Juz's Facebook Wall

Tidak ada komentar:

Posting Komentar