TOLERANSI ADA BATASANNYA



Islam meyakini bahwa wajib berbuat adil dalam segala hal, termasuk dalam berinteraksi dengan non-Muslim yang hidup dalam negara Muslim yang menjamin keamanan setiap penduduknya. Bahkan tidak boleh berbuat zhalim sekalipun kepada non-Muslim. Dengan kata lain tidak boleh menyakiti dan mengganggu mereka tanpa hak, apalagi meneror atau sampai membunuh. Inilah bentuk toleransi yang indah yang diajarkan oleh Islam.



Namun, toleransi tentu ada batasannya. Dalam hal ibadah dan ideologi tentu tidak ada ruang untuk toleransi. Bahkan jika kita mau jujur, tidak ada satupun agama yang mau memberi ruang kepada pemeluknya untuk meyakini aqidah agama lain, atau beribadah dengan ibadah agama lain. Jelas termaktub dalam Al Qur'an:



“Untukmu agamamu, dan untukku, agamaku” (QS. Al Kafirun: 6).



Bahkan sebagai upaya untuk menjaga aqidah umat Islam, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang umat Islam mengenakan simbol-simbol agama lain. Ketika beliau melihat Adi bin Hatim yang mengenakan kalung salib, beliau mengatakan,



“Wahai ‘Adi buang berhala yang ada di lehermu” (HR. Tirmidzi no. 3095).



Dan bagi kaum Muslimin, masalah ini bukanlah masalah khilafiyah, Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Tidak boleh kaum muslimin menghadiri perayaan non muslim berdasarkan ijma para ulama".



Oleh karena itu, terhadap karyawan muslim, pemaksaan penggunaan atribut-atribut yang identik menyemarakkan Natal, seperti pakaian Sinterklas, topi sinterklas, bando rusa, semacamnya ini, juga pemaksaan salam "Merry Christmas", tidak sesuai dengan aqidah Islam dan telah menerobos batasan toleransi dalam beragama. Sekalipun jika para karyawan tersebut merasa tidak keberatan, karena mereka mungkin belum mengetahui hukum Islam dengan baik dan belum memahami konsep toleransi beragama yang benar.



Kita dibolehkan bermuamalah kepada non-Muslim dengan baik tanpa kezaliman, kekerasan, terorisme, namun di sisi lain juga tidak kebablasan dalam bertoleransi dan tetap menjaga aqidah Islam dengan kuat, tidak memberikan ruang toleransi dalam aqidah dan ibadah.



Apakah kita lebih takut pada atasan kita dibanding Tuhan-nya alam semesta? Jangan takut apalagi malu untuk berkata: Islam punya prinsip!









from One Day One Juz's Facebook Wall

TOLERANSI ADA BATASANNYA Islam meyakini bahwa wajib berbuat adil dalam segala...

TOLERANSI ADA BATASANNYA



Islam meyakini bahwa wajib berbuat adil dalam segala hal, termasuk dalam berinteraksi dengan non-Muslim yang hidup dalam negara Muslim yang menjamin keamanan setiap penduduknya. Bahkan tidak boleh berbuat zhalim sekalipun kepada non-Muslim. Dengan kata lain tidak boleh menyakiti dan mengganggu mereka tanpa hak, apalagi meneror atau sampai membunuh. Inilah bentuk toleransi yang indah yang diajarkan oleh Islam.



Namun, toleransi tentu ada batasannya. Dalam hal ibadah dan ideologi tentu tidak ada ruang untuk toleransi. Bahkan jika kita mau jujur, tidak ada satupun agama yang mau memberi ruang kepada pemeluknya untuk meyakini aqidah agama lain, atau beribadah dengan ibadah agama lain. Jelas termaktub dalam Al Qur'an:



“Untukmu agamamu, dan untukku, agamaku” (QS. Al Kafirun: 6).



Bahkan sebagai upaya untuk menjaga aqidah umat Islam, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang umat Islam mengenakan simbol-simbol agama lain. Ketika beliau melihat Adi bin Hatim yang mengenakan kalung salib, beliau mengatakan,



“Wahai ‘Adi buang berhala yang ada di lehermu” (HR. Tirmidzi no. 3095).



Dan bagi kaum Muslimin, masalah ini bukanlah masalah khilafiyah, Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Tidak boleh kaum muslimin menghadiri perayaan non muslim berdasarkan ijma para ulama".



Oleh karena itu, terhadap karyawan muslim, pemaksaan penggunaan atribut-atribut yang identik menyemarakkan Natal, seperti pakaian Sinterklas, topi sinterklas, bando rusa, semacamnya ini, juga pemaksaan salam "Merry Christmas", tidak sesuai dengan aqidah Islam dan telah menerobos batasan toleransi dalam beragama. Sekalipun jika para karyawan tersebut merasa tidak keberatan, karena mereka mungkin belum mengetahui hukum Islam dengan baik dan belum memahami konsep toleransi beragama yang benar.



Kita dibolehkan bermuamalah kepada non-Muslim dengan baik tanpa kezaliman, kekerasan, terorisme, namun di sisi lain juga tidak kebablasan dalam bertoleransi dan tetap menjaga aqidah Islam dengan kuat, tidak memberikan ruang toleransi dalam aqidah dan ibadah.



Apakah kita lebih takut pada atasan kita dibanding Tuhan-nya alam semesta? Jangan takut apalagi malu untuk berkata: Islam punya prinsip!









from One Day One Juz's Facebook Wall

Tidak ada komentar:

Posting Komentar