♧♧♣♣♧♧♣♣♧♧♣♣♧♧ ~ Sepenggal kisah dari Al-Azhar Cairo ~ Seorang Syekh yang alim...

♧♧♣♣♧♧♣♣♧♧♣♣♧♧



~ Sepenggal kisah dari Al-Azhar Cairo ~



Seorang Syekh yang alim lagiberjalan-jalan santai bersama

salah seorang di antara murid-muridnya di sebuah taman.

Di tengah-tengah asyik berjalan sambil bercerita, keduanya

melihat sepasang sepatu yang sudah usang lagi lusuh. Mereka berdua yakin kalau itu adalah sepatu milik pekerja kebun yang

bertugas di sana, yang sebentar lagi akan segera menyelesaikan pekerjaannya.

Sang murid melihat kepada syekhnya sambil berujar:

“Bagaimana kalau kita candai tukang kebun ini dengan menyembunyikan sepatunya, kemudian kita bersembunyi di

belakang pohon-pohon? Nanti ketika dia datang untuk memakai sepatunya kembali, ia akan kehilangannya. Kita lihat bagaimana dia kaget dan cemas!”



Syekh yang alim dan bijak itu menjawab:



“Ananda, tidak

pantas kita menghibur diri dengan mengorbankan orang

miskin. Kamu kan seorang yang kaya, dan kamu bisa saja

menambah kebahagiaan untuk dirinya. Sekarang kamu coba

memasukkan beberapa lembar uang kertas ke dalam sepatunya, kemudian kamu saksikan bagaimana respon dari tukang kebun miskin itu”.

Sang murid sangat takjub dengan usulan gurunya. Dia

langsung saja berjalan dan memasukkan beberapa lembar uang

ke dalam sepatu tukang kebun itu. Setelah itu ia bersembunyi

di balik semak-semak bersama gurunya sambil mengintip apa

yang akan terjadi dengan tukang kebun.

Tidak beberapa lama datanglah pekerja miskin itu sambil

mengibas-ngibaskan kotoran dari pakaiannya. Dia berjalan

menuju tempat sepatunya ia tinggalkan sebelum bekerja.

Ketika ia mulai memasukkan kakinya ke dalam sepatu, ia

menjadi terperanjat, karena ada sesuatu di dalamnya. Saat ia

keluarkan ternyata…....uang.

Dia memeriksa sepatu yang satunya lagi, ternyata juga berisi

uang.

Dia memandangi uang itu berulang-ulang, seolah-olah ia tidak

percaya dengan penglihatannya.

Setelah ia memutar pandangannya ke segala penjuru ia tidak

melihat seorangpun.

Selanjutnya ia memasukkan uang itu ke dalam sakunya, lalu ia berlutut sambil melihat ke langit dan menangis. Dia berteriak

dengan suara tinggi, seolah-olah ia bicara kepada Allah ar rozzaq :



“Aku bersyukur kepada-Mu wahai Robbku. Wahai Yang Maha

Tahu bahwa istriku lagi sakit dan anak-anakku lagi kelaparan.

Mereka belum mendapatkan makanan hari ini. Engkau telah

menyelamatkanku, anak-anak dan istriku dari celaka”.

Dia terus menangis dalam waktu cukup lama sambil memandangi

langit sebagai ungkapan rasa syukurnya atas karunia dari

Allah Yang Maha Pemurah. Sang murid sangat terharu dengan pemandangan yang ia lihat di balik persembunyiannya. Air matanya meleleh tanpa dapat ia bendung.

Ketika itu Syekh yang bijak tersebut memasukkan pelajaran

kepada muridnya :



“Bukankah sekarang kamu merasakan kebahagiaan yang lebih

dari pada kamu melakukan usulan pertama dengan

menyembunyikan sepatu tukang kebun miskin itu?”



Sang murid menjawab:



“Aku sudah mendapatkan pelajaran yang tidak akan mungkin aku lupakan seumur hidupku. Sekarang aku baru paham makna

kalimat yang dulu belum aku pahami sepanjang hidupku:



“Ketika kamu memberi kamu akan mendapatkan kebahagiaan

yang lebih banyak dari pada kamu mengambil”.



Sang guru melanjutkan pelajarannya.

Dan sekarang ketahuilah bahwa pemberian itu bermacam-macam :



• Memaafkan kesalahan orang di saat mampu melakukan balas

dendam adalah suatu pemberian.



• Mendo’akan temanmu di belakangnya (tanpa

sepengatahuannya) itu adalah suatu pemberian.



• Berusaha berbaik sangka dan menghilangkan prasangka

buruk darinya juga suatu pemberian.



• Menahan diri dari membicarakan aib saudaramu di

belakangnya adalah pemberian lagi.



Ini semua adalah pemberian, supaya kesempatan memberi

tidak dimonopoli oleh orang-orang kaya saja.

Jadikanlah semua ini pelajaran, wahai ananda!



♧♧♣♣♧♧♣♣♧♧♣♣♧♧



Semoga bermanfa'at ...



from One Day One Juz's Facebook Wall

Tidak ada komentar:

Posting Komentar