BERANI PESAN PAYUNG DI AKHIRAT?



Islamedia - "Hare gene mesen ojek payung di akherat? Emang bisa?"



Itu adalah pertanyaan nakal dari - sebut saja - Udin yang penasaran saat Opiq bercerita padanya bahwa di usia mereka sekarang adalah saat yang tepat untuk mendapatkan naungan di akhirat di mana tidak ada naungan selain naungan-Nya. Mereka berdua adalah pelajar di bangku SMU.



"Redaksi haditsnya itu Naungan, bro... Lu ngertinya naungan itu cuma payung? Makanya... masuk Rohis dong!! Kalau di Rohis, kan ada wadah yang membimbing supaya kita bener-bener soleh." Ujar Opiq yang baru saja daftar menjadi anggota Rohani Islam (Rohis) saat jam istirahat tadi.



Udin geleng-geleng kepala. "Dapet payung di akherat itu seru sih... Jadi gw kagak kepanas-panasan amat. Kan matahari cuma sejengkal di atas kepala. Tapi bro... sayang banget umur gw yang masih muda dan lucu ini kalo gak dipake buat gaul. Susah ah..."



"Lho... justru itu tantangannya. Naungan itu kagak bisa didapet dengan gampang, boy. You have to earn it!!!" Tegas Opiq dengan tampang yang mendadak sangat mirip dengan guru bahasa Inggris. Sayangnya, guru bahasa Inggris di sekolahnya itu wanita dan sudah hampir pensiun.



*****



Tepat sekali apa yang diceritakan Opiq. Masa remaja adalah kesempatan emas untuk mendapatkan naungan dan perlindungan Allah di akhirat. Tapi ada syaratnya, masa remaja itu diisi dengan ketaatan kepada Allah swt. Berita gembira ini sudah dikabarkan oleh Rasulullah saw dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Wah... Kalau Imam Bukhari dan Muslim sudah menyatakan suatu hadits itu shohih, dijamin daah, hadits itu 99% shohih. Dalam hadits itu, salah satu golongan yang mendapatkan naungan Allah di akhirat adalah pemuda yang sholih.



Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ” Tujuh orang yang akan dilindungi Allah dalam naungan-Nya yaitu: Imam (pemimpin) yang adil; pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah pada Allah; orang yang hatinya selalu terikat pada masjid; dua orang yang saling mencintai karena Allah, berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah pula; seorang lelaki yang dirayu oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan dan kecantikan tetapi ia menolaknya seraya berkata ‘Aku takut kepada Allah’; orang yang bersedekah sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat oleh tangan kanannya; dan seorang yang berdzikir kepada Allah sendirian lalu menitikkan airmatanya.” (HR. Bukhari Muslim)



Dan tepat juga kata Opiq, bahwa saat remaja adalah saat yang sangat menantang. Menurut pakar psikologi, remaja umumnya memiliki pikiran yang pendek. Karena manusia selalu memilih hal yang menyenangkan, maka remaja akan memilih segala hal yang terlihat menyenangkan tanpa mempertimbangkan jangka panjang. Sayangnya, kenikmatan surga itu baru terlihat apabila seseorang mau berpikir panjang. Kenikmatannya ada di balik kesulitan, tetapi kenikmatan itu jauh lebih panjang dari kesulitan itu sendiri. Bahkan kenikmatannya itu abadi.



“Surga itu dikelilingi dengan hal-hal yang tidak menyenangkan, dan neraka itu dikelilingi dengan kesenangan-kesenangan.” (HR. Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi)



Siapakah psikolog yang bilang bahwa remaja cenderung berpikiran pendek itu? Rasanya tidak perlu disebutkan. Soalnya kalau sampai ada remaja yang marah, gak perlu pikir panjang langsung disamperin psikolognya.



Jadi tantangan seorang remaja dalam memilih amalan penghuni surga yang sering tidak menyenangkan itu lebih besar daripada tantangan orang dewasa, apalagi kakek-kakek dan nenek-nenek. Karena itu, layak lah apabila imbalannya adalah naungan di akhirat kelak.



Berani menerima tantangan ini?









from One Day One Juz's Facebook Wall

BERANI PESAN PAYUNG DI AKHIRAT? Islamedia - "Hare gene mesen ojek payung di akh...

BERANI PESAN PAYUNG DI AKHIRAT?



Islamedia - "Hare gene mesen ojek payung di akherat? Emang bisa?"



Itu adalah pertanyaan nakal dari - sebut saja - Udin yang penasaran saat Opiq bercerita padanya bahwa di usia mereka sekarang adalah saat yang tepat untuk mendapatkan naungan di akhirat di mana tidak ada naungan selain naungan-Nya. Mereka berdua adalah pelajar di bangku SMU.



"Redaksi haditsnya itu Naungan, bro... Lu ngertinya naungan itu cuma payung? Makanya... masuk Rohis dong!! Kalau di Rohis, kan ada wadah yang membimbing supaya kita bener-bener soleh." Ujar Opiq yang baru saja daftar menjadi anggota Rohani Islam (Rohis) saat jam istirahat tadi.



Udin geleng-geleng kepala. "Dapet payung di akherat itu seru sih... Jadi gw kagak kepanas-panasan amat. Kan matahari cuma sejengkal di atas kepala. Tapi bro... sayang banget umur gw yang masih muda dan lucu ini kalo gak dipake buat gaul. Susah ah..."



"Lho... justru itu tantangannya. Naungan itu kagak bisa didapet dengan gampang, boy. You have to earn it!!!" Tegas Opiq dengan tampang yang mendadak sangat mirip dengan guru bahasa Inggris. Sayangnya, guru bahasa Inggris di sekolahnya itu wanita dan sudah hampir pensiun.



*****



Tepat sekali apa yang diceritakan Opiq. Masa remaja adalah kesempatan emas untuk mendapatkan naungan dan perlindungan Allah di akhirat. Tapi ada syaratnya, masa remaja itu diisi dengan ketaatan kepada Allah swt. Berita gembira ini sudah dikabarkan oleh Rasulullah saw dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Wah... Kalau Imam Bukhari dan Muslim sudah menyatakan suatu hadits itu shohih, dijamin daah, hadits itu 99% shohih. Dalam hadits itu, salah satu golongan yang mendapatkan naungan Allah di akhirat adalah pemuda yang sholih.



Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ” Tujuh orang yang akan dilindungi Allah dalam naungan-Nya yaitu: Imam (pemimpin) yang adil; pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah pada Allah; orang yang hatinya selalu terikat pada masjid; dua orang yang saling mencintai karena Allah, berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah pula; seorang lelaki yang dirayu oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan dan kecantikan tetapi ia menolaknya seraya berkata ‘Aku takut kepada Allah’; orang yang bersedekah sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat oleh tangan kanannya; dan seorang yang berdzikir kepada Allah sendirian lalu menitikkan airmatanya.” (HR. Bukhari Muslim)



Dan tepat juga kata Opiq, bahwa saat remaja adalah saat yang sangat menantang. Menurut pakar psikologi, remaja umumnya memiliki pikiran yang pendek. Karena manusia selalu memilih hal yang menyenangkan, maka remaja akan memilih segala hal yang terlihat menyenangkan tanpa mempertimbangkan jangka panjang. Sayangnya, kenikmatan surga itu baru terlihat apabila seseorang mau berpikir panjang. Kenikmatannya ada di balik kesulitan, tetapi kenikmatan itu jauh lebih panjang dari kesulitan itu sendiri. Bahkan kenikmatannya itu abadi.



“Surga itu dikelilingi dengan hal-hal yang tidak menyenangkan, dan neraka itu dikelilingi dengan kesenangan-kesenangan.” (HR. Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi)



Siapakah psikolog yang bilang bahwa remaja cenderung berpikiran pendek itu? Rasanya tidak perlu disebutkan. Soalnya kalau sampai ada remaja yang marah, gak perlu pikir panjang langsung disamperin psikolognya.



Jadi tantangan seorang remaja dalam memilih amalan penghuni surga yang sering tidak menyenangkan itu lebih besar daripada tantangan orang dewasa, apalagi kakek-kakek dan nenek-nenek. Karena itu, layak lah apabila imbalannya adalah naungan di akhirat kelak.



Berani menerima tantangan ini?









from One Day One Juz's Facebook Wall

Tidak ada komentar:

Posting Komentar