Seorang ayah dan anak laki – laki (24) naik kereta api. Sambil melihat keluar jendela, sang pemuda berkata dengan antusias. “Ayah, lihat! Pohon itu seperti terbang mundur!”. Sang ayah tersenyum. Orang disekitar mereka saling bertukar tatapan, terkesan kasihan akan perilaku kekanakan dari sang pemuda. Tak lama setelah itu, sambil tersenyum sang pemuda berkata “Ayah , lihat! Awan itu mengejar kita!”. Sang ayah tersenyum kembali. “Apakah sebaiknya Anda tidak mencarikan dokter untuk anak Anda?” tanya seseorang di sekitar mereka. Kemudian sang ayah hanya tersenyum dan menjawab “Sudah kami lakukan dan kami baru saja kembali dari dokter. Anak saya buta sejak lahir dan sekarang ia sudah bisa melihat…”.

Jangan menilai seseorang tanpa mengetahui apa – apa









from One Day One Juz's Facebook Wall

Seorang ayah dan anak laki – laki (24) naik kereta api. Sambil melihat keluar je...

Seorang ayah dan anak laki – laki (24) naik kereta api. Sambil melihat keluar jendela, sang pemuda berkata dengan antusias. “Ayah, lihat! Pohon itu seperti terbang mundur!”. Sang ayah tersenyum. Orang disekitar mereka saling bertukar tatapan, terkesan kasihan akan perilaku kekanakan dari sang pemuda. Tak lama setelah itu, sambil tersenyum sang pemuda berkata “Ayah , lihat! Awan itu mengejar kita!”. Sang ayah tersenyum kembali. “Apakah sebaiknya Anda tidak mencarikan dokter untuk anak Anda?” tanya seseorang di sekitar mereka. Kemudian sang ayah hanya tersenyum dan menjawab “Sudah kami lakukan dan kami baru saja kembali dari dokter. Anak saya buta sejak lahir dan sekarang ia sudah bisa melihat…”.

Jangan menilai seseorang tanpa mengetahui apa – apa









from One Day One Juz's Facebook Wall

Tidak ada komentar:

Posting Komentar