-MUHASABAH-



Imam ‘Abd bin Humaid meriwayatkan dalam musnad-nya dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam bersabda:



“Sesungguhnya apabila seorang hamba telah diletakkan didalam kuburnya, lalu teman-temannya satu-persatu meninggalkannya, dan sesungguhnya ia mendengar bunyi langkah kaki mereka, maka datanglah dua malaikat. Setelah mendudukannya kedua malaikat itu berkata kepadanya, “ Apa yang dahulu kamu katakan tentang laki-laki ini (Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam)?” Jika dia orang mukmin maka ia akan menjawab, “Aku bersaksi bahwa sesungguhnya ia adalah hamba dan utusan Allah.” Atas jawaban itu, maka dikatakan kepadanya. “Pandanglah tempat tinggalmu dineraka. Sesungguhnya Allah telah menggantikannya dengan tempat tinggal di surga.” Lalu Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, maka ia pun melihat kedua tempat tinggal itu secara bersamaan.”



Qatadah berkata, “Disebutkan kepada kami bahwa kubur orang yang beriman akan diluaskan sepanjang 70 hasta, lalu dipenuhi dengan taman-taman yang hijau hingga tiba saatnya hari kiamat.” (Al-Muntakhab karya ‘Abn bin Humaid no. 1178)



Diriwayatkan oleh Muslim dari ‘Abd bin Humaid, dan an-Nasa’i dari hadits Yunus bin Muhammad al-Muaddib. (HR. No. 2870, an-Nasa’i IV/97, dan at-Tirmidzi no. 1071)



Al-Hafizh Abu ‘Isa at-Tirmidzi rahimahullah telah meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :



“Apabila mayat (atau salah seorang kamu) telah dikuburkan, maka datanglah kepadanya dua malaikat yang hitam (kulitnya) dan biru (matanya). Yang pertama bernama Munkar dan yang kedua bernama Nakir.



Kedua malaikat itu berkata, “Apa yang kamu dahulu katakan tentang laki-laki ini?” Ia menjawab dengan apa yang dahulu (ketika didunia) biasa ia katakan, “Dia adalah hamba dan utusan Allah. Maka dari itu aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak di ibadahi (dengan benar) selain Allah dan aku juga bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba dan utusan-Nya.” Maka berkatalah kedua malaikat itu, “Sungguh kami dahulu telah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu memang mengucapkannya.” Kemudian atas jawaban itu, maka kuburnya pun diluaskan 70 hasta dan diberikan cahaya yang meneranginya. Lalu dikatakan kepadanya, “Tidurlah”, Orang itu berkata, “Kembalikanlah aku kepada keluargaku, supaya aku dapat memberitahu (hal ini) kepada mereka.” Maka berkatalah kedua malaikat itu, “Tidurlah bagai seorang pengantin yang tidak akan dibangunkan melainkan oleh yang dicintainya (yakni, tidur dalam keadaan menyenangkan) hingga Allah Subhanahu wa Ta’ala sendiri yang akan membangunkan (membangkitkan)nya dari tempat pembaringan itu.”



Namun jika yang mati itu adalah seorang munafik, maka ia akan menjawab pertanyaan dua malaikat itu (dengan katanya), “Aku dahulu mendengar orang-orang berkata (tentangnya), dan akupun berkata seperti ucapan mereka, namun aku tidak tau.” Maka berkatalah kedua malaikat itu, “Sungguh kami telah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu memang mengucapkannya.” Lalu diperintahkan kepada bumi, “Himpitlah orang ini.” Maka bumi pun menjepitnya hingga tulang-belulang orang munafik itu remuk. Dan senantiasa didalam kubur ia disiksa sampai Allah subhanahu wa ta’ala membangkitkannya dari tempat pembaringan itu.” (HR. At-Tirmidzi no. 1071. At-Tirmidzi mengatakan : Hadits ini hasan gharib)



Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, tentang firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu didalam kehidupan didunia dan diakherat.” Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:



“Apabila dikatakan kepadanya di dalam kubur, “Siapa Rabb-mu? Apa agamamu? Dan Siapa Nabimu?” Ia menjawab, “Allah Rabbku, Islam agamaku dan Muhammad Nabiku. Ia (Muhammad) datang membawa penjelasan dari Allah, lalu akupun beriman dan membenarkannya.” Maka dikatakan kepadanya, “Kamu benar, di atas landasan itulah kamu hidup, mati dan akan dibangkitkan kembali.” (At-Thabari XVI/596)



Diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir, dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi wa Sallam bersabda :



“Demi Dzat yang jiwaku ada ditangnnya, sesungguhnya seseorang mayit dapat mendengarkan suara telapak sendal kamu sekalian seketika berpaling meninggalkannya. Lalu jika orang itu beriman, maka shalatnya akan menemani didekat kepalanya, zakatnya di sebelah kanan, puasanya disebelah kiri, dan perbuatan-perbuatan baiknya, seperti sedekah, menghubungkan silaturahim dan kebaikannya terhadap orang lain akan menemaninya dibagian kedua kaki. Sehingga ketika itu ia didatangi (malaikat maut) dari arah kepala, maka shalatnya berkata, “Disini tidak ada jalan masuk.” Tatkala ia didatangi dari sebelah kanan, zakatnya berkata, “disini tidak ada tempat masuk.” Kemudian manakala ia di datangi lagi dari sebelah kirinya, puasanya berkata, “disini tidak ada jalan masuk.” Dan ketika ia di datangi lagi dari sebelah kaki, maka amal perbuatan baiknya pun berkata, “Disini tidak ada jalan masuk.” Lalu dikatakanlah kepadanya, “Duduklah!” maka iapun duduk. Sementara itu, dibayangkan seakan-akan matahari akan terbenam.”



Kemudian dikatakan lagi kepadanya, “Jawablah tentang apa yang kami tanyakan kepadamu (tentang Muhammad).” Ia menjawab, “Biarkan aku shalat terlebih dahulu.” Maka dikatakan kepadanya,”Sesungguhnya kamu pasti melakukanya, maka dari itu jawablah apa yang kami tanyakan kepadamu.”



Orang beriman itupun berkata, “Memangnya apa yang kamu tanyakan padaku?” Maka dikatakan kepadanya, “Apa perkataanmu tentang laki-laki ini yang dahulu diutus kepada kamu? bagaimana pendapatmu tentangnya? “



“Maksudnya Muhammad?” orang beriman itu balik bertanya. Maka dikatakan kepadanya, ”Iya”.



Orang beriman itupun berkata, “Aku bersaksi bahwa sesungguhnya dia adalah utusan Allah, dan sesungguhnya ia telah datang membawa penjelasan dari Allah, dan kamipun membenarkannya.”



Maka dikatakan kepadanya, “Atas (keyakinan) itulah kamu telah dihidupkan, dimatikan dan dibangkitkan kembali dengan seizin Allah.”



Kemudia kubur orang beriman itupun diluaskan sepanjang 70 hasta dan diberikan lentera yang meneranginya, serta dibukakan untuknya pintu menuju surga. Lalu dikatakan kepadanya, “Lihatlah apa yang telah Allah janjikan untukmu disurga.” (Dengan begitu), bertambah-tambahlah keinginan untuk mendapatkan karunia (Surga) itu, dengan penuh kegembiraan.



Maka ruhnya diletakkan didalam burung hijau yang bertengger di pohon surga, sedangkan jasadnya dikembalikan menjadi tanah. Dan itulah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu didalam kehidupan didunia dan di akherat.” (Ath-Thabari XVI/596). Diriwayatkan juga oleh Ibnu Hibban dan didalamnya juga disebutkan tentang jawaban-jawaban orang kafir beserta siksaan terhadapnya (tatkala pertanyaan serupa dilontarkan kepadanya). (HR. Ibnu Hibban V/45).



‘Abdurrazzaq meriwayatkan dari Thawus tentang firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu didalam kehidupan didunia,” Yakni kalimat Laa Ilaaha illallah (Tidak ada ilah yang berhak di ibadahi dengan benar kecuali Allah). Sedangkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Dan di akherat” Yakni ketika menjawab pertanyaan didalam kubur.” (Mushannaf ‘Abdurrazzaq II/342).



Sementara Qatadah berkata, “Adapun dalam kehidupan di dunia, maka Allah meneguhkan orang-orang beriman dengan kebaikan dan amal perbuatan yang shalih. Sedangkan diakherat adalah (ketika menjawab pertanyaan) didalam kubur”. Sebagaimana yang telah diriwayatkan lebih dari satu orang ulama salaf. (Ath-Thabari XVI/602)









from One Day One Juz's Facebook Wall

-MUHASABAH- Imam ‘Abd bin Humaid meriwayatkan dalam musnad-nya dari Anas bin M...

-MUHASABAH-



Imam ‘Abd bin Humaid meriwayatkan dalam musnad-nya dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam bersabda:



“Sesungguhnya apabila seorang hamba telah diletakkan didalam kuburnya, lalu teman-temannya satu-persatu meninggalkannya, dan sesungguhnya ia mendengar bunyi langkah kaki mereka, maka datanglah dua malaikat. Setelah mendudukannya kedua malaikat itu berkata kepadanya, “ Apa yang dahulu kamu katakan tentang laki-laki ini (Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam)?” Jika dia orang mukmin maka ia akan menjawab, “Aku bersaksi bahwa sesungguhnya ia adalah hamba dan utusan Allah.” Atas jawaban itu, maka dikatakan kepadanya. “Pandanglah tempat tinggalmu dineraka. Sesungguhnya Allah telah menggantikannya dengan tempat tinggal di surga.” Lalu Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, maka ia pun melihat kedua tempat tinggal itu secara bersamaan.”



Qatadah berkata, “Disebutkan kepada kami bahwa kubur orang yang beriman akan diluaskan sepanjang 70 hasta, lalu dipenuhi dengan taman-taman yang hijau hingga tiba saatnya hari kiamat.” (Al-Muntakhab karya ‘Abn bin Humaid no. 1178)



Diriwayatkan oleh Muslim dari ‘Abd bin Humaid, dan an-Nasa’i dari hadits Yunus bin Muhammad al-Muaddib. (HR. No. 2870, an-Nasa’i IV/97, dan at-Tirmidzi no. 1071)



Al-Hafizh Abu ‘Isa at-Tirmidzi rahimahullah telah meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :



“Apabila mayat (atau salah seorang kamu) telah dikuburkan, maka datanglah kepadanya dua malaikat yang hitam (kulitnya) dan biru (matanya). Yang pertama bernama Munkar dan yang kedua bernama Nakir.



Kedua malaikat itu berkata, “Apa yang kamu dahulu katakan tentang laki-laki ini?” Ia menjawab dengan apa yang dahulu (ketika didunia) biasa ia katakan, “Dia adalah hamba dan utusan Allah. Maka dari itu aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak di ibadahi (dengan benar) selain Allah dan aku juga bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba dan utusan-Nya.” Maka berkatalah kedua malaikat itu, “Sungguh kami dahulu telah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu memang mengucapkannya.” Kemudian atas jawaban itu, maka kuburnya pun diluaskan 70 hasta dan diberikan cahaya yang meneranginya. Lalu dikatakan kepadanya, “Tidurlah”, Orang itu berkata, “Kembalikanlah aku kepada keluargaku, supaya aku dapat memberitahu (hal ini) kepada mereka.” Maka berkatalah kedua malaikat itu, “Tidurlah bagai seorang pengantin yang tidak akan dibangunkan melainkan oleh yang dicintainya (yakni, tidur dalam keadaan menyenangkan) hingga Allah Subhanahu wa Ta’ala sendiri yang akan membangunkan (membangkitkan)nya dari tempat pembaringan itu.”



Namun jika yang mati itu adalah seorang munafik, maka ia akan menjawab pertanyaan dua malaikat itu (dengan katanya), “Aku dahulu mendengar orang-orang berkata (tentangnya), dan akupun berkata seperti ucapan mereka, namun aku tidak tau.” Maka berkatalah kedua malaikat itu, “Sungguh kami telah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu memang mengucapkannya.” Lalu diperintahkan kepada bumi, “Himpitlah orang ini.” Maka bumi pun menjepitnya hingga tulang-belulang orang munafik itu remuk. Dan senantiasa didalam kubur ia disiksa sampai Allah subhanahu wa ta’ala membangkitkannya dari tempat pembaringan itu.” (HR. At-Tirmidzi no. 1071. At-Tirmidzi mengatakan : Hadits ini hasan gharib)



Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, tentang firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu didalam kehidupan didunia dan diakherat.” Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:



“Apabila dikatakan kepadanya di dalam kubur, “Siapa Rabb-mu? Apa agamamu? Dan Siapa Nabimu?” Ia menjawab, “Allah Rabbku, Islam agamaku dan Muhammad Nabiku. Ia (Muhammad) datang membawa penjelasan dari Allah, lalu akupun beriman dan membenarkannya.” Maka dikatakan kepadanya, “Kamu benar, di atas landasan itulah kamu hidup, mati dan akan dibangkitkan kembali.” (At-Thabari XVI/596)



Diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir, dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi wa Sallam bersabda :



“Demi Dzat yang jiwaku ada ditangnnya, sesungguhnya seseorang mayit dapat mendengarkan suara telapak sendal kamu sekalian seketika berpaling meninggalkannya. Lalu jika orang itu beriman, maka shalatnya akan menemani didekat kepalanya, zakatnya di sebelah kanan, puasanya disebelah kiri, dan perbuatan-perbuatan baiknya, seperti sedekah, menghubungkan silaturahim dan kebaikannya terhadap orang lain akan menemaninya dibagian kedua kaki. Sehingga ketika itu ia didatangi (malaikat maut) dari arah kepala, maka shalatnya berkata, “Disini tidak ada jalan masuk.” Tatkala ia didatangi dari sebelah kanan, zakatnya berkata, “disini tidak ada tempat masuk.” Kemudian manakala ia di datangi lagi dari sebelah kirinya, puasanya berkata, “disini tidak ada jalan masuk.” Dan ketika ia di datangi lagi dari sebelah kaki, maka amal perbuatan baiknya pun berkata, “Disini tidak ada jalan masuk.” Lalu dikatakanlah kepadanya, “Duduklah!” maka iapun duduk. Sementara itu, dibayangkan seakan-akan matahari akan terbenam.”



Kemudian dikatakan lagi kepadanya, “Jawablah tentang apa yang kami tanyakan kepadamu (tentang Muhammad).” Ia menjawab, “Biarkan aku shalat terlebih dahulu.” Maka dikatakan kepadanya,”Sesungguhnya kamu pasti melakukanya, maka dari itu jawablah apa yang kami tanyakan kepadamu.”



Orang beriman itupun berkata, “Memangnya apa yang kamu tanyakan padaku?” Maka dikatakan kepadanya, “Apa perkataanmu tentang laki-laki ini yang dahulu diutus kepada kamu? bagaimana pendapatmu tentangnya? “



“Maksudnya Muhammad?” orang beriman itu balik bertanya. Maka dikatakan kepadanya, ”Iya”.



Orang beriman itupun berkata, “Aku bersaksi bahwa sesungguhnya dia adalah utusan Allah, dan sesungguhnya ia telah datang membawa penjelasan dari Allah, dan kamipun membenarkannya.”



Maka dikatakan kepadanya, “Atas (keyakinan) itulah kamu telah dihidupkan, dimatikan dan dibangkitkan kembali dengan seizin Allah.”



Kemudia kubur orang beriman itupun diluaskan sepanjang 70 hasta dan diberikan lentera yang meneranginya, serta dibukakan untuknya pintu menuju surga. Lalu dikatakan kepadanya, “Lihatlah apa yang telah Allah janjikan untukmu disurga.” (Dengan begitu), bertambah-tambahlah keinginan untuk mendapatkan karunia (Surga) itu, dengan penuh kegembiraan.



Maka ruhnya diletakkan didalam burung hijau yang bertengger di pohon surga, sedangkan jasadnya dikembalikan menjadi tanah. Dan itulah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu didalam kehidupan didunia dan di akherat.” (Ath-Thabari XVI/596). Diriwayatkan juga oleh Ibnu Hibban dan didalamnya juga disebutkan tentang jawaban-jawaban orang kafir beserta siksaan terhadapnya (tatkala pertanyaan serupa dilontarkan kepadanya). (HR. Ibnu Hibban V/45).



‘Abdurrazzaq meriwayatkan dari Thawus tentang firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu didalam kehidupan didunia,” Yakni kalimat Laa Ilaaha illallah (Tidak ada ilah yang berhak di ibadahi dengan benar kecuali Allah). Sedangkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Dan di akherat” Yakni ketika menjawab pertanyaan didalam kubur.” (Mushannaf ‘Abdurrazzaq II/342).



Sementara Qatadah berkata, “Adapun dalam kehidupan di dunia, maka Allah meneguhkan orang-orang beriman dengan kebaikan dan amal perbuatan yang shalih. Sedangkan diakherat adalah (ketika menjawab pertanyaan) didalam kubur”. Sebagaimana yang telah diriwayatkan lebih dari satu orang ulama salaf. (Ath-Thabari XVI/602)









from One Day One Juz's Facebook Wall

Tidak ada komentar:

Posting Komentar