APAKAH YANG SUDAH KAU PERSIAPKAN WAHAI SAHABAT.



Katakanlah, Sesungguhnya kematian yang kalian lari darinya, sesungguhnya kematian itu akan menemui kalian, kemudian kalian akan dikembalikan kepada Allah, Yang mengetahui keghaiban dan yang nyata. Lalu Ia akan beritakan kepada kalian apa yang kalian telah kerjakan. [QS. Al-Jumu’ah/62: 8].



"Cukuplah kematian menjadi pelajaran, dan cukuplah keyakinan sebagai kekayaan." (HR At-Thabrani dari Ammar RA).



Begitu Pedihnya Kematian



Pada suatu hari sahabat ’Umar bin Khatthab radhiyallahu ‘anhu bertanya kepada Ka’ab Al Ahbaar, “Wahai Ka’ab! Ceritakan kepada kita tentang kematian!”. Ka’ab pun berkata, ”Wahai Amirul Mukminin, gambaran sakitnya kematian adalah bagaikan sebatang dahan yang durinya banyak tersangkut di kerongkongan anda.Sehingga setiap duri menancap begitu kuat di setiap syarafnya. Selanjutnya dahan itu sekonyong-konyong ditarik dengan sekuat tenaga oleh seorang yang gagah perkasa. Bayangkanlah, apa yang akan turut tercabut bersama dahan itu dan apa yang akan tersisa..!!” (Hilyatul Auliya’, 5/365)



Adakah keraguan pada diri kita bahwa Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallamsebagaiteladan yang paling sempurna keimanannya? Sekali-kali tidak. Akan tetapi, kemuliaan dan kesempurnaan iman beliau tidak dapat melindungi beliau dari rasa pedihnya sakaratul maut. Imam Bukhari meriwayatkan, tatkala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menghadapi sakaratul maut, beliau begitu gundah. Beliau berusaha menenangkan dirinya dengan mengusap wajahnya dengan tangannya yang telah dicelupkan ke dalam bejana berisi air. Beliau mengusap wajahnya berkali-kali, sambil bersabda, “Tiada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah. Sesungguhnya kematian itu disertai oleh rasa pedih.”(Sebuah Renungan Terhadap Kematian, Dr. M. Arifin Badri, )









from One Day One Juz's Facebook Wall

APAKAH YANG SUDAH KAU PERSIAPKAN WAHAI SAHABAT. Katakanlah, Sesungguhnya kemati...

APAKAH YANG SUDAH KAU PERSIAPKAN WAHAI SAHABAT.



Katakanlah, Sesungguhnya kematian yang kalian lari darinya, sesungguhnya kematian itu akan menemui kalian, kemudian kalian akan dikembalikan kepada Allah, Yang mengetahui keghaiban dan yang nyata. Lalu Ia akan beritakan kepada kalian apa yang kalian telah kerjakan. [QS. Al-Jumu’ah/62: 8].



"Cukuplah kematian menjadi pelajaran, dan cukuplah keyakinan sebagai kekayaan." (HR At-Thabrani dari Ammar RA).



Begitu Pedihnya Kematian



Pada suatu hari sahabat ’Umar bin Khatthab radhiyallahu ‘anhu bertanya kepada Ka’ab Al Ahbaar, “Wahai Ka’ab! Ceritakan kepada kita tentang kematian!”. Ka’ab pun berkata, ”Wahai Amirul Mukminin, gambaran sakitnya kematian adalah bagaikan sebatang dahan yang durinya banyak tersangkut di kerongkongan anda.Sehingga setiap duri menancap begitu kuat di setiap syarafnya. Selanjutnya dahan itu sekonyong-konyong ditarik dengan sekuat tenaga oleh seorang yang gagah perkasa. Bayangkanlah, apa yang akan turut tercabut bersama dahan itu dan apa yang akan tersisa..!!” (Hilyatul Auliya’, 5/365)



Adakah keraguan pada diri kita bahwa Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallamsebagaiteladan yang paling sempurna keimanannya? Sekali-kali tidak. Akan tetapi, kemuliaan dan kesempurnaan iman beliau tidak dapat melindungi beliau dari rasa pedihnya sakaratul maut. Imam Bukhari meriwayatkan, tatkala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menghadapi sakaratul maut, beliau begitu gundah. Beliau berusaha menenangkan dirinya dengan mengusap wajahnya dengan tangannya yang telah dicelupkan ke dalam bejana berisi air. Beliau mengusap wajahnya berkali-kali, sambil bersabda, “Tiada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah. Sesungguhnya kematian itu disertai oleh rasa pedih.”(Sebuah Renungan Terhadap Kematian, Dr. M. Arifin Badri, )









from One Day One Juz's Facebook Wall

Tidak ada komentar:

Posting Komentar