ODOJ GELAR WORKSHOP MENULIS

Jakarta (13/6) - Bertempat di Aula Lantai 4 Masjid Abu Bakar Ash-Shidiq Jakarta Timur, Komunitas One Day One Juz (ODOJ) menggelar acara workshop menulis, bedah buku, dan sharing dengan penerbit. Acara ini diadakan oleh Divisi Penulis dan Klub Odojers Menulis Departemen Promosi Bidang Promas ODOJ. Sekitar pukul 09.00 acara dimulai. Acara yang bertema “Menjadi Penulis Jempolan dengan Spirit Alquran” ini diawali dengan pembacaan ayat suci Alquran dilanjutkan dengan sambutan oleh Kang Suherman selaku Ketua Panitia, Mbak Etika selaku Ketua Divisi Penulis ODOJ, dan Ustadz Ricky Adrinaldi selaku Ketua Umum ODOJ.

Setelah pembukaan dan sambutan, dilanjutkan pemberian materi oleh Bunda Helvy Tiana Rosa. Bunda Helvy adalah sosok penulis produktif dengan karya lebih dari 50 buku, penerima lebih dari 30 penghargaan nasional/internasional bidang penulisan dan pemberdayaan masyarakat, Pendiri Forum Lingkar Pena (organisasi kepenulisan terbesar di Indonesia), Anggota Majelis Sastra Asia Tenggara, 1 dari 33 Tokoh Sastra Paling Berpengaruh di Indonesia, 1 dari 500 Tokoh Muslim Paling Berpengaruh di Dunia hasil riset RISSC Jordan (2009-2014/2015). Bunda Helvy saat ini juga menjadi Dosen Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta.

Bunda Helvy mengawali materi dengan menyampaikan manfaat dari menulis. Menulis dapat meningkatkan daya inisiatif, kreativitas, kepercayaan diri, keberanian, kemampuan mengelola informasi, serta mampu menjadi sumber penghasilan baru. Ada beberapa hakikat menulis, antara lain:
1. Menulis adalah kesenangan
Saat menulis, kita bebas bermain kata, berimajinasi, bahkan bebas menjadi apapun yang kita inginkan. Misalnya kita bisa menjadi dokter lewat tokoh dokter yang kita tuliskan.

2. Menulis adalah berbicara
Menulis adalah berbicara yang tercatat. Banyak dari kita yang pandai bicara tapi tidak piawai dalam menulis.

3. Menulis itu berbagi
Tulisan kita akan menjadi inspirasi bagi pembaca. Tulisan yang bermanfaat akan menjadi amal jariyah bagi penulisnya.

4. Menulis itu membebaskan
Menulis mendorong kita untuk bebas berkreasi. Penulis bisa menciptakan aneka karakter dalam tulisannya. Bahkan bisa menjadikan orang-orang di sekitarnya sebagai tokoh sentral dalam tulisannya.

5. Menulis itu menyehatkan
Aktivitas menulis mampu meningkatkan jumlah antibodi dalam tubuh.

6. Menulis berarti mewariskan
Tulisan adalah warisan berharga kita bagi orang lain (pembaca). Warisan yang membuat kita abadi.

Ada beberapa alasan yang menjadi motivasi seseorang untuk menulis, di antaranya:
1. Menyalurkan hobi /talenta
2. Untuk mengucapkan diri (menunjukkan identitas/karakter diri)
3. Menuangkan perasaan
4. Mengikat ilmu
5. Berbagi pengetahuan
6. Mendapatkan uang
7. Mempengaruhi orang/membentuk opini publik
8. Aktualisasi diri dan eksistensi
9. Agar dikenal orang
10. Meninggalkan jejak abadi di dunia

Ada 3 (tiga) kunci untuk menjadi seorang penulis, yaitu :
1. Tekad
Menulislah dengan niat yang baik dan dari hati yang tulus agar tulisan kita sampai pada hati pembaca.

2. Wawasan
Seorang penulis harus banyak membaca dan menambah wawasan agar tulisannya bisa mencerdaskan diri dan sekitar.

3. Latihan
Banyak berlatih menulis. Kata Ken Macleod: “tak ada jalan lain untuk menjadi penulis selain menulis.” Apabila tulisan ditolak, jangan menyerah. Teruslah berlatih karena menulis itu berjuang!

Pesan Bunda Helvy : “Jangan pernah menulis sesuatu yang kelak akan disesali, tulis yang membawa manfaat (karya yang mencerahkan, bergizi, dan menggerakkan).”



Usai menyampaikan materi, Bunda Helvy menantang peserta untuk membuat 1 paragraf tulisan dengan tema “Interaksi Bersama Alquran”. Pada sesi workshop ini peserta yang terdiri dari odojers (anggota ODOJ) dan masyarakat umum juga mendapat kesempatan untuk sharing dan tanya jawab seputar kepenulisan kepada Bunda Helvy. Bunda Helvy juga memberikan saran kritik pada karya para peserta. Pada acara ini peserta termuda berusia 15 tahun dan paling senior usia 64 tahun. Pak Yusuf (64) mengatakan, “Saya sudah tua, sebentar lagi pensiun. Apalagi yang bisa saya lakukan untuk bekal dan kenang-kenangan kepergian saya kelak kalau bukan dengan menulis.”

Setelah acara workshop yang disponsori oleh Majalah Ummi ini selesai, Bunda Helvy melakukan sosialisasi film “Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP)”. KMGP merupakan cerpen yang ditulis pada saat Bunda Helvy berusia 22 tahun, yakni waktu tugas kuliah Penulisan Populer di Fakultas Sastra Universitas Indonesia tahun 1992. KMGP terbit sebagai buku pada tahun 1997 dan telah 28 kali cetak ulang. Lewat cerpen KMGP inilah Bunda Helvy disebut sebagai pelopor fiksi Islami kontemporer oleh Republika & The Straits Times. Banyak pembaca menjadi terinspirasi setelah membaca KMGP. Oleh karena itu, banyak pihak yang mendukung agar KMGP difilmkan. Film menjadi salah satu sarana syiar dan dakwah yang sangat efektif, juga bagian dari dakwah yang elegan tanpa menggurui. Jika KMGP difilmkan, maka akan memberi kesempatan masyarakat mendapat tuntunan melalui tontonan.

Ketika KMGP difilmkan, diharapkan dapat menjadi tontonan yang menggugah dan membangun jiwa serta karakter para pemuda Islam di tengah krisis keteladanan, kepedulian dan cinta. Film ini juga bisa membawa masyarakat akan hakikat keindahan Islam, menyatukan kembali ummat dan membangkitkan kebersamaan, serta bisa menggeliatkan kembali dakwah secara kreatif melalui film (seni /budaya).

Film KMGP akan dibuat dengan crowdfunding (pendanaan gotong-royong). Film ini akan menunjukkan bahwa masyarakat bisa melakukan perubahan sosial, di antaranya dengan kekuatan crowdfunding, tanpa harus tunduk pada kekuasaan pemilik modal.

Sebagai bentuk dukungan Komunitas ODOJ kepada film KMGP, Ustadz Ricky Adrinaldi (Ketua ODOJ) membacakan deklarasi dukungan yang diikuti semua peserta dan panitia Workshop Menulis.

“Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, Komunitas One Day One Juz, Klub Odojers Menulis, dan seluruh peserta Workshop Menulis dengan ini menyatakan dukungannya dengan difilmkannya “Ketika Mas Gagah Pergi”. Semoga film KMGP ini dapat menginspirasi penontonnya untuk tergerak melakukan perubahan positif di tengah lingkungan dan masyarakatnya. Semoga film KMGP juga senantiasa menghembuskan angin segar bagi insan perfilman dan para pecinta film Indonesia. Aamiin.”

Setelah deklarasi, ditunjuklah Akh Nashir sebagai Duta Sahabat Mas Gagah dari ODOJ. Panitia juga mengedarkan kotak infaq sebagai bentuk crowdfunding film KMGP. Alhamdulillah, siang itu terkumpul patungan bikin film KMGP sebesar Rp 821.000,- yang langsung diserahkan kepada Bunda Helvy.

Sebelum berpisah dengan Bunda Helvy, semua panitia dan peserta berfoto bersama dan meneriakkan yel-yel dukungan film KMGP, “Ini film kita! Kita yang modalin! Kita yang buat! Dunia yang nonton! Allahu Akbar!!!”

***

Setelah istirahat, sholat, dan makan siang, acara dilanjutkan dengan Talkshow Bedah Buku “One Day One Juz ” dan Sharing dengan Penerbit Pustaka Akhlak. Acara siang ini dimoderatori oleh Isti Anindya (salah satu anggota Divisi Penulis dari Jogjakarta yang tulisannya juga dimuat di buku ODOJ). Pembicara pada sesi kedua ini adalah Mbak Iecha dan Mbak Dala selaku pengurus FLP Jakarta serta Bapak Haikal selaku wakil dari Penerbit Pustaka Akhlak. Pada kesempatan ini, Mbak Iecha dan Mbak Dala menyampaikan masukan dan komentar terkait tulisan-tulisan odojers yang ada di buku ODOJ tersebut.

Menurut Mbak Iecha dan Mbak Dala, tulisan dalam buku ODOJ sudah cukup bagus, hanya saja beberapa tulisan ada yang terkesan ‘show it’ (hanya sekedar menunjukkan ‘Saya sudah gabung ODOJ dan efeknya seperti ini’), bukan ‘tell it’ (menceritakan kedekatan pada Allah atau perubahan diri setelah kian intensif berinteraksi dengan Alquran). Sedangkan Pak Haikal menyampaikan tips dan trik agar tulisan bisa dicintai penerbit, di antaranya sebagai penulis harus bisa membangun branding atau citra diri yang baik. Banyak tulisan yang sebenarnya bagus, tapi tidak layak terbit karena salah sasaran atau tidak sesuai dengan kebutuhan penerbit. Oleh karena itu, sebelum mengirimkan naskah ke penerbit, sebaiknya penulis mengetahui terlebih dahulu kriteria tulisan yang dicari penerbit.

Setelah talkshow, peserta dibagi menjadi 7 grup dan masing-masing grup dimentori oleh penulis-penulis dari FLP Jakarta. Para mentor dari FLP Jakarta memberikan masukan terhadap tulisan-tulisan peserta yang sudah dibawa dari rumah. Pada sesi ini, peserta diberi kesempatan seluas-luasnya untuk sharing tentang kepenulisan.

Pukul 15:30 acara ditutup setelah sebelumnya diumumkan lomba menulis yang diselenggarakan sebagai bentuk rangkaian kegiatan “ODOJ Untuk Negeri (OUN)”, di antaranya lomba menulis puisi, kisah inspiratif, dan esai.

***
Dengan diadakannya workshop menulis ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan kemampuan menulis odojers dan masyarakat umum. Kegiatan ini juga sebagai sarana untuk membangun silaturahim dengan komunitas lain, dalam hal ini FLP Jakarta. Selain itu, acara ini juga menjadi sarana yang menunjukkan bahwa ODOJ sebagai sebuah komunitas pecinta Alquran turut mendukung perkembangan karya Islami termasuk film, salah satunya dengan mendukung lahirnya film “Ketika Mas Gagah Pergi”.

(Etika_ODOJ330_Kadiv. Penulis ODOJ)




from One Day One Juz's Facebook Wall

ODOJ GELAR WORKSHOP MENULIS Jakarta (13/6) - Bertempat di Aula Lantai 4 Masjid...

ODOJ GELAR WORKSHOP MENULIS

Jakarta (13/6) - Bertempat di Aula Lantai 4 Masjid Abu Bakar Ash-Shidiq Jakarta Timur, Komunitas One Day One Juz (ODOJ) menggelar acara workshop menulis, bedah buku, dan sharing dengan penerbit. Acara ini diadakan oleh Divisi Penulis dan Klub Odojers Menulis Departemen Promosi Bidang Promas ODOJ. Sekitar pukul 09.00 acara dimulai. Acara yang bertema “Menjadi Penulis Jempolan dengan Spirit Alquran” ini diawali dengan pembacaan ayat suci Alquran dilanjutkan dengan sambutan oleh Kang Suherman selaku Ketua Panitia, Mbak Etika selaku Ketua Divisi Penulis ODOJ, dan Ustadz Ricky Adrinaldi selaku Ketua Umum ODOJ.

Setelah pembukaan dan sambutan, dilanjutkan pemberian materi oleh Bunda Helvy Tiana Rosa. Bunda Helvy adalah sosok penulis produktif dengan karya lebih dari 50 buku, penerima lebih dari 30 penghargaan nasional/internasional bidang penulisan dan pemberdayaan masyarakat, Pendiri Forum Lingkar Pena (organisasi kepenulisan terbesar di Indonesia), Anggota Majelis Sastra Asia Tenggara, 1 dari 33 Tokoh Sastra Paling Berpengaruh di Indonesia, 1 dari 500 Tokoh Muslim Paling Berpengaruh di Dunia hasil riset RISSC Jordan (2009-2014/2015). Bunda Helvy saat ini juga menjadi Dosen Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta.

Bunda Helvy mengawali materi dengan menyampaikan manfaat dari menulis. Menulis dapat meningkatkan daya inisiatif, kreativitas, kepercayaan diri, keberanian, kemampuan mengelola informasi, serta mampu menjadi sumber penghasilan baru. Ada beberapa hakikat menulis, antara lain:
1. Menulis adalah kesenangan
Saat menulis, kita bebas bermain kata, berimajinasi, bahkan bebas menjadi apapun yang kita inginkan. Misalnya kita bisa menjadi dokter lewat tokoh dokter yang kita tuliskan.

2. Menulis adalah berbicara
Menulis adalah berbicara yang tercatat. Banyak dari kita yang pandai bicara tapi tidak piawai dalam menulis.

3. Menulis itu berbagi
Tulisan kita akan menjadi inspirasi bagi pembaca. Tulisan yang bermanfaat akan menjadi amal jariyah bagi penulisnya.

4. Menulis itu membebaskan
Menulis mendorong kita untuk bebas berkreasi. Penulis bisa menciptakan aneka karakter dalam tulisannya. Bahkan bisa menjadikan orang-orang di sekitarnya sebagai tokoh sentral dalam tulisannya.

5. Menulis itu menyehatkan
Aktivitas menulis mampu meningkatkan jumlah antibodi dalam tubuh.

6. Menulis berarti mewariskan
Tulisan adalah warisan berharga kita bagi orang lain (pembaca). Warisan yang membuat kita abadi.

Ada beberapa alasan yang menjadi motivasi seseorang untuk menulis, di antaranya:
1. Menyalurkan hobi /talenta
2. Untuk mengucapkan diri (menunjukkan identitas/karakter diri)
3. Menuangkan perasaan
4. Mengikat ilmu
5. Berbagi pengetahuan
6. Mendapatkan uang
7. Mempengaruhi orang/membentuk opini publik
8. Aktualisasi diri dan eksistensi
9. Agar dikenal orang
10. Meninggalkan jejak abadi di dunia

Ada 3 (tiga) kunci untuk menjadi seorang penulis, yaitu :
1. Tekad
Menulislah dengan niat yang baik dan dari hati yang tulus agar tulisan kita sampai pada hati pembaca.

2. Wawasan
Seorang penulis harus banyak membaca dan menambah wawasan agar tulisannya bisa mencerdaskan diri dan sekitar.

3. Latihan
Banyak berlatih menulis. Kata Ken Macleod: “tak ada jalan lain untuk menjadi penulis selain menulis.” Apabila tulisan ditolak, jangan menyerah. Teruslah berlatih karena menulis itu berjuang!

Pesan Bunda Helvy : “Jangan pernah menulis sesuatu yang kelak akan disesali, tulis yang membawa manfaat (karya yang mencerahkan, bergizi, dan menggerakkan).”



Usai menyampaikan materi, Bunda Helvy menantang peserta untuk membuat 1 paragraf tulisan dengan tema “Interaksi Bersama Alquran”. Pada sesi workshop ini peserta yang terdiri dari odojers (anggota ODOJ) dan masyarakat umum juga mendapat kesempatan untuk sharing dan tanya jawab seputar kepenulisan kepada Bunda Helvy. Bunda Helvy juga memberikan saran kritik pada karya para peserta. Pada acara ini peserta termuda berusia 15 tahun dan paling senior usia 64 tahun. Pak Yusuf (64) mengatakan, “Saya sudah tua, sebentar lagi pensiun. Apalagi yang bisa saya lakukan untuk bekal dan kenang-kenangan kepergian saya kelak kalau bukan dengan menulis.”

Setelah acara workshop yang disponsori oleh Majalah Ummi ini selesai, Bunda Helvy melakukan sosialisasi film “Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP)”. KMGP merupakan cerpen yang ditulis pada saat Bunda Helvy berusia 22 tahun, yakni waktu tugas kuliah Penulisan Populer di Fakultas Sastra Universitas Indonesia tahun 1992. KMGP terbit sebagai buku pada tahun 1997 dan telah 28 kali cetak ulang. Lewat cerpen KMGP inilah Bunda Helvy disebut sebagai pelopor fiksi Islami kontemporer oleh Republika & The Straits Times. Banyak pembaca menjadi terinspirasi setelah membaca KMGP. Oleh karena itu, banyak pihak yang mendukung agar KMGP difilmkan. Film menjadi salah satu sarana syiar dan dakwah yang sangat efektif, juga bagian dari dakwah yang elegan tanpa menggurui. Jika KMGP difilmkan, maka akan memberi kesempatan masyarakat mendapat tuntunan melalui tontonan.

Ketika KMGP difilmkan, diharapkan dapat menjadi tontonan yang menggugah dan membangun jiwa serta karakter para pemuda Islam di tengah krisis keteladanan, kepedulian dan cinta. Film ini juga bisa membawa masyarakat akan hakikat keindahan Islam, menyatukan kembali ummat dan membangkitkan kebersamaan, serta bisa menggeliatkan kembali dakwah secara kreatif melalui film (seni /budaya).

Film KMGP akan dibuat dengan crowdfunding (pendanaan gotong-royong). Film ini akan menunjukkan bahwa masyarakat bisa melakukan perubahan sosial, di antaranya dengan kekuatan crowdfunding, tanpa harus tunduk pada kekuasaan pemilik modal.

Sebagai bentuk dukungan Komunitas ODOJ kepada film KMGP, Ustadz Ricky Adrinaldi (Ketua ODOJ) membacakan deklarasi dukungan yang diikuti semua peserta dan panitia Workshop Menulis.

“Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, Komunitas One Day One Juz, Klub Odojers Menulis, dan seluruh peserta Workshop Menulis dengan ini menyatakan dukungannya dengan difilmkannya “Ketika Mas Gagah Pergi”. Semoga film KMGP ini dapat menginspirasi penontonnya untuk tergerak melakukan perubahan positif di tengah lingkungan dan masyarakatnya. Semoga film KMGP juga senantiasa menghembuskan angin segar bagi insan perfilman dan para pecinta film Indonesia. Aamiin.”

Setelah deklarasi, ditunjuklah Akh Nashir sebagai Duta Sahabat Mas Gagah dari ODOJ. Panitia juga mengedarkan kotak infaq sebagai bentuk crowdfunding film KMGP. Alhamdulillah, siang itu terkumpul patungan bikin film KMGP sebesar Rp 821.000,- yang langsung diserahkan kepada Bunda Helvy.

Sebelum berpisah dengan Bunda Helvy, semua panitia dan peserta berfoto bersama dan meneriakkan yel-yel dukungan film KMGP, “Ini film kita! Kita yang modalin! Kita yang buat! Dunia yang nonton! Allahu Akbar!!!”

***

Setelah istirahat, sholat, dan makan siang, acara dilanjutkan dengan Talkshow Bedah Buku “One Day One Juz ” dan Sharing dengan Penerbit Pustaka Akhlak. Acara siang ini dimoderatori oleh Isti Anindya (salah satu anggota Divisi Penulis dari Jogjakarta yang tulisannya juga dimuat di buku ODOJ). Pembicara pada sesi kedua ini adalah Mbak Iecha dan Mbak Dala selaku pengurus FLP Jakarta serta Bapak Haikal selaku wakil dari Penerbit Pustaka Akhlak. Pada kesempatan ini, Mbak Iecha dan Mbak Dala menyampaikan masukan dan komentar terkait tulisan-tulisan odojers yang ada di buku ODOJ tersebut.

Menurut Mbak Iecha dan Mbak Dala, tulisan dalam buku ODOJ sudah cukup bagus, hanya saja beberapa tulisan ada yang terkesan ‘show it’ (hanya sekedar menunjukkan ‘Saya sudah gabung ODOJ dan efeknya seperti ini’), bukan ‘tell it’ (menceritakan kedekatan pada Allah atau perubahan diri setelah kian intensif berinteraksi dengan Alquran). Sedangkan Pak Haikal menyampaikan tips dan trik agar tulisan bisa dicintai penerbit, di antaranya sebagai penulis harus bisa membangun branding atau citra diri yang baik. Banyak tulisan yang sebenarnya bagus, tapi tidak layak terbit karena salah sasaran atau tidak sesuai dengan kebutuhan penerbit. Oleh karena itu, sebelum mengirimkan naskah ke penerbit, sebaiknya penulis mengetahui terlebih dahulu kriteria tulisan yang dicari penerbit.

Setelah talkshow, peserta dibagi menjadi 7 grup dan masing-masing grup dimentori oleh penulis-penulis dari FLP Jakarta. Para mentor dari FLP Jakarta memberikan masukan terhadap tulisan-tulisan peserta yang sudah dibawa dari rumah. Pada sesi ini, peserta diberi kesempatan seluas-luasnya untuk sharing tentang kepenulisan.

Pukul 15:30 acara ditutup setelah sebelumnya diumumkan lomba menulis yang diselenggarakan sebagai bentuk rangkaian kegiatan “ODOJ Untuk Negeri (OUN)”, di antaranya lomba menulis puisi, kisah inspiratif, dan esai.

***
Dengan diadakannya workshop menulis ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan kemampuan menulis odojers dan masyarakat umum. Kegiatan ini juga sebagai sarana untuk membangun silaturahim dengan komunitas lain, dalam hal ini FLP Jakarta. Selain itu, acara ini juga menjadi sarana yang menunjukkan bahwa ODOJ sebagai sebuah komunitas pecinta Alquran turut mendukung perkembangan karya Islami termasuk film, salah satunya dengan mendukung lahirnya film “Ketika Mas Gagah Pergi”.

(Etika_ODOJ330_Kadiv. Penulis ODOJ)




from One Day One Juz's Facebook Wall

Tidak ada komentar:

Posting Komentar