Pesan Seorang Ibu pada Anak Lelakinya

Anakku,

Maafkan ketika kamu harus menemui rumah dalam keadaan berantakan setiap kamu pulang dalam lelah habis bekerja.

Maafkan kalau kamu harus menghadapi wajah letih istrimu yang tak pernah lagi berdandan, awut-awutan, penuh keringat, bahkan mengenakan baju yang itu-itu saja.

Maafkan karena kamu harus sebal membandingkan istrimu setiap melihat wanita yang tampil rapi di tempat kerjamu, gadis cantik di televisi, model seksi yang tampil dalam majalah.

Maafkan bila istrimu sudah tak bersemangat lagi pergi ke salon, memanjakan diri di spa, merawat muka, mengurus tangan dan kakinya agar mulus kembali.

Maafkan jika kamu harus terus-terusan mendengarnya mengeluh letih dan capek setiap hari berakhir, bukannya menghiburmu menjelang tidur.

Maafkan karena kamu sulit menemukan wanita yang dulu begitu kamu kagumi ketika masa penjajakan dulu…

Karena sesungguhnya percayalah, Nak, dengar Ibu baik-baik.

Pekerjaan rumah tangga memang tidak banyak, hanya berkutat pada membersihkan rumah, memasak, dan mengurus anak. Tetapi sungguh itu adalah pekerjaan yang paling banyak menguras tenaga dan pikiran.
Cobalah kamu lihat mana pernah kamu melihat istrimu mengerjakan sesuatu hingga selesai? Ya, karena mau tak mau ia harus mengerjakan semuanya sekaligus dalam satu waktu. Karena kalau tidak begitu, maka tidak akan ada yang akan bisa selesai.

Jika rumahmu jarang sekali rapi, itu pasti karena istrimu lebih memprioritaskan anakmu di atas segalanya. Pekerjaan mengurus anak memang menyenangkan, tetapi sungguh membutuhkan kesabaran dan ketelatenan agar anakmu tidak jatuh, tidak terluka, tidak nangis, dan mendapatkan perhatian yang cukup dari ibunya.

Mengenai ia yang sudah tak memikirkan lagi untuk tampil cantik di hadapanmu sebagai suaminya, sejatinya wanita itu sangat suka dimanja. Wanita mana sih, yang menolak untuk memanjakan diri di spa, salon, atau tempat pijat refleksi? Ketahuilah betapa beruntungnya engkau menikahi wanita yang begitu tidak egois. Ia telah mengorbankan waktunya yang paling berharga, yang sangat ia senangi, hanya untuk merawat dan mengurus kamu dan anakmu.

Ketahuilah,
Bagi seorang Ibu rumah tangga yang memiliki anak kecil, sekejap waktu di kamar mandi sendirian saja dengan guyuran air, sudah bisa membayar dan mengobati rasa lelah yang dia rasakan.

Jadi,
Jangan sekali-sekali kau membandingkan istrimu dengan wanita rapi di tempat kerjamu, gadis cantik di televisi, dan model seksi dalam majalah tadi, Anakku.

Jangan sampai kau tergoda dengan wanita lain hanya karena kamu mendapati istrimu tidak berdandan dengan cantik sepulangmu dari kantor. Sayangi istrimu dan luangkan waktumu untuk mendengar kisahnya setelah bertempur seharian dengan segala tetek bengek kesibukan rumah tangga.

Sekarang pulanglah, dan berikan istrimu kecupan penuh terima kasih di dahinya.

sumber
Prenagen World




from One Day One Juz's Facebook Wall

Pesan Seorang Ibu pada Anak Lelakinya Anakku, Maafkan ketika kamu harus menemu...

Pesan Seorang Ibu pada Anak Lelakinya

Anakku,

Maafkan ketika kamu harus menemui rumah dalam keadaan berantakan setiap kamu pulang dalam lelah habis bekerja.

Maafkan kalau kamu harus menghadapi wajah letih istrimu yang tak pernah lagi berdandan, awut-awutan, penuh keringat, bahkan mengenakan baju yang itu-itu saja.

Maafkan karena kamu harus sebal membandingkan istrimu setiap melihat wanita yang tampil rapi di tempat kerjamu, gadis cantik di televisi, model seksi yang tampil dalam majalah.

Maafkan bila istrimu sudah tak bersemangat lagi pergi ke salon, memanjakan diri di spa, merawat muka, mengurus tangan dan kakinya agar mulus kembali.

Maafkan jika kamu harus terus-terusan mendengarnya mengeluh letih dan capek setiap hari berakhir, bukannya menghiburmu menjelang tidur.

Maafkan karena kamu sulit menemukan wanita yang dulu begitu kamu kagumi ketika masa penjajakan dulu…

Karena sesungguhnya percayalah, Nak, dengar Ibu baik-baik.

Pekerjaan rumah tangga memang tidak banyak, hanya berkutat pada membersihkan rumah, memasak, dan mengurus anak. Tetapi sungguh itu adalah pekerjaan yang paling banyak menguras tenaga dan pikiran.
Cobalah kamu lihat mana pernah kamu melihat istrimu mengerjakan sesuatu hingga selesai? Ya, karena mau tak mau ia harus mengerjakan semuanya sekaligus dalam satu waktu. Karena kalau tidak begitu, maka tidak akan ada yang akan bisa selesai.

Jika rumahmu jarang sekali rapi, itu pasti karena istrimu lebih memprioritaskan anakmu di atas segalanya. Pekerjaan mengurus anak memang menyenangkan, tetapi sungguh membutuhkan kesabaran dan ketelatenan agar anakmu tidak jatuh, tidak terluka, tidak nangis, dan mendapatkan perhatian yang cukup dari ibunya.

Mengenai ia yang sudah tak memikirkan lagi untuk tampil cantik di hadapanmu sebagai suaminya, sejatinya wanita itu sangat suka dimanja. Wanita mana sih, yang menolak untuk memanjakan diri di spa, salon, atau tempat pijat refleksi? Ketahuilah betapa beruntungnya engkau menikahi wanita yang begitu tidak egois. Ia telah mengorbankan waktunya yang paling berharga, yang sangat ia senangi, hanya untuk merawat dan mengurus kamu dan anakmu.

Ketahuilah,
Bagi seorang Ibu rumah tangga yang memiliki anak kecil, sekejap waktu di kamar mandi sendirian saja dengan guyuran air, sudah bisa membayar dan mengobati rasa lelah yang dia rasakan.

Jadi,
Jangan sekali-sekali kau membandingkan istrimu dengan wanita rapi di tempat kerjamu, gadis cantik di televisi, dan model seksi dalam majalah tadi, Anakku.

Jangan sampai kau tergoda dengan wanita lain hanya karena kamu mendapati istrimu tidak berdandan dengan cantik sepulangmu dari kantor. Sayangi istrimu dan luangkan waktumu untuk mendengar kisahnya setelah bertempur seharian dengan segala tetek bengek kesibukan rumah tangga.

Sekarang pulanglah, dan berikan istrimu kecupan penuh terima kasih di dahinya.

sumber
Prenagen World




from One Day One Juz's Facebook Wall

Tidak ada komentar:

Posting Komentar